Garuda Indonesia Gelar RUPSLB 12 September, Bahas Apa?

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu 12 September 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Sep 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2018, 17:15 WIB
Garuda Indonesia
Kembangkan pasar, Garuda Indonesia buka rute baru Denpasar-Mumbai.

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu 12 September 2018.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Senin (10/9/2018), ada sejumlah agenda acara yang akan diputuskan dalam RUPSLB.

Pertama, laporan kinerja perseroan semester I 2018. Mata acara ini sehubungan dengan ada usulan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang saham seri A melalui Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:S-476/MBU/07/2018 pada 19 Juli 2018 perihal penyelenggaraan RUPSLB.

Kedua, laporan perkembangan rencana transaksi penerbitan obligasi global dan pendanaan perseroan tahun 2018. Mata acara ini sehubungan dengan perkembangan rencana penerbitan obligasi global perseroan yang disetujui dalam RUPSLB 19 April 2018 serta terkait laporan rencana pendanaan perseroan pada 2018.

Ketiga, perubahan pengurus perseroan. Mata acara ini sehubungan dengan adanya usulan tambahan mata acara dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham seri A Dwiwarna perseroan melalui Surat Menteri BUMN Nomor:S-836/MBU/D5/08/2018 tanggal 13 Agustus 2018 perihal usulan tambahan mata acara RUPSLB [PT Garuda Indonesia Tbk](https://www.liputan6.com/bisnis/read/3630013/gandeng-garuda-indonesia-flylist-jual-tiket-pesawat-harga-murah "").

Garuda Indonesia Tutup Rute Jakarta-London Mulai 28 Oktober

Garuda Indonesia Buka Rute Chengdu-Bali Januari 2017
Garuda Indonesia bakal membuka rute baru Denpasar-Bali ke Chengdu Tiongkok dengan frekuensi empat kali seminggu dengan pesawat Airbus.

Sebelumnya, masakapai Garuda Indonesia akhirnya menutup salah satu rute langsung ke luar negerinya, yaitu Jakarta-London (Heathrow). Penutupan ini secara resmi dijadwalkan mulai 28 Oktober 2018.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengungkapkan penutupan salah satu rute terjauh Garuda Indonesia tersebut dikarenakan tingkat keterisiannya tak sesuai harapan.

"Untuk itu, kami akan bekerja sama dengan mitra maskapai kami untuk membantu penumpang yang terkena dampak perubahan ini untuk memastikan dapat mengatur ulang jadwal perjalanan mereka dan mengakomodasi kembali melalui rute Amsterdam - Jakarta kami atau penerbangan alternatif lainnya," kata Pahala dalam keterangannya, Sabtu (1/9/2018).

Selama ini, penerbangan langsung Jakarta-London ini dilakukan tiga kali dalam seminggu. Sebagai gantinya dan demi memaksimalkan pesawat Bleing 777-300 ER, Garuda Indonesia akan menambah rute penerbangan dari Jakarta-Amsterdam via Singapura dari sebelumnya tiga kali seminggu menjadi enam kali seminggu.

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta Garuda Indonesia untuk mengevaluasi rute Jakarta-London yang digarap maskapai tersebut. Bila memang tidak menguntungkan, rute tersebut dinilai lebih baik ditutup.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Gatot Trihargo mengatakan Menteri BUMN Rini Sumarno telah meminta Garuda Indonesia untuk mempertimbangkan kembali pengoperasian rute Jakarta-London. Sebab, selama ini rute tersebut dinilai kurang menguntungkan bagi Garuda.

"Bu Menteri minta untuk ditinjau yang ke London. Itu bukanya April tahun lalu, sudah lebih dari setahun. Daripada merugi di luar, lebih baik di dalam," ujar dia.

Pasar penerbangan untuk rute ‎Jakarta-London yang digarap Garuda selama ini hanya sekitar 35 ribu penumpang per tahun. Padahal untuk rute sejenis seperti London-Perth potensi pasarnya 350 ribu penumpang per tahun.

"Tadinya kita maunya seperti rute Kanguru, itu rute dari London ke Australia di mana tiap tahun ada 350 ribu. Qantas Juli nanti akan terbang direct dari London ke Perth ke Sidney. Jadi dia bisa direct. Itu kan akan memengaruhi kesempatan kita. Tahun lalu kita penumpang dari UK (London) ke Jakarta 35 ribu, itu cuma 10 persen," jelas Gatot Trihargo.

Oleh sebab itu, lanjut Gatot, daripada mempertahankan rute internasiona yang tidak memberikan keuntungan, lebih bagi Garuda Indonesia menggarap rute-rute di dalam negeri. Hal ini juga akan memberikan dampak bagi perekonomian di daerah. 

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya