Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan tersungkur di zona negatif pada perdagangan saham Selasa (13/11/2018). IHSG berpotensi melemah dengan diperdagangkan di kisaran level 5.843-5.920.
Fund Manager Valbury Sekuritas Suryo Narpati menjelaskan, sentimen domestik kali ini membayangi IHSG untuk tertekan. Itu ditunjukan dengan naikknya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) RI yang menyentuh 3,37 persen pada kuartal III 2018.
Sedangkan sentimen dari eksternal, lanjut dia, pernyataan kontroversi Presiden AS Donald Trump soal perang dagang masih menjadi angin ketidakpastian yang membawa dampak khusus bagi para pelaku atau investor di pasar modal.
Advertisement
Baca Juga
"Secara tren IHSG dominan akan melemah pada perdagangan hari ini dalam rentang support dan resistance di level 5.843-5.920," ujarnya di Jakarta.
Senada dengan Suryo, dua analis pasar modal yaitu Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dan Analis Binartha Parama Sekuritas Nafan Aji memperkirakan IHSG bakal bertengger di zona merah pada hari ini. Mereka menyebutkan IHSG bergerak dalam rentang 5.700-5.919.
Di sisi lain, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus memaparkan, peluang IHSG untuk tertekan memberikan dampak buruk bagi pasar obligasi. Menurutnya, penurunan IHSG secara langsung menurunkan gairah untuk pasar surat utang.
Selain itu, kata dia, melebarnya CAD sebesar diatas 3 persen itu membuat penguatan obligasi menjadi tertahan. Adapun hal itu diperburuk dengan naikknya imbal hasil US Treasury yang membatasi ruang penguatan bagi pasar obligasi.
Nico pun memperkirakan, sentimen ke depan masih akan dominan diwarnai oleh eksternal. "Badai berikutnya mungkin akan datang dari Italia yang masih belum memperlihatkan tanda-tanda akan merevisi rencana anggaran belanjanya," papar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Saham Pilihan
Beralih ke saham moncer hari ini, untuk saham laik beli, Suryo menganjurkan saham bank pelat merah seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Sementara Lanjar dan Nafan Aji merekomendasikan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), serta PT Medco Energi International Tbk (MEDC).
Kemudian Nico yang menyarankan saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan juga PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Advertisement