Liputan6.com, New York - Wall Street atau Bursa Saham Amerika Serikat (AS) berakhir di wilayah positif, setelah sempat menurun tajam dipicu rebound ekuitas untuk hari kedua.
Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average .JJI naik 260,37 poin, atau 1,14 persen, menjadi 23.138,82, S&P 500 .SPX naik 21,13 poin, atau 0,86 persen, menjadi 2.488,83 dan Nasdaq Composite .IXIC menambahkan 25,14 poin, atau 0,38 persen menjadi 6.579,49.
Advertisement
Baca Juga
Penguatan Bursa Saham sehari setelah indeks utama mencatat kenaikan persentase harian terbesar dalam hampir satu dekade. Ini memberi beberapa harapan jika pelemahan Wall Street akan segera berakhir.
Kenaikan persentase indeks S&P 500 selama dua hari sebesar 5,9 persen adalah kinerja terbaik untuk indeks acuan sejak akhir Agustus 2015, ketika pasar berada di tengah-tengah penurunan dipicu perlambatan ekonomi Tiongkok.
Meski begitu, ketiga indeks utama tetap turun lebih dari 9 persen untuk Desember. Sementara S&P 500 berada di jalur penurunan persentase tahunan terbesar sejak 2008.
Sebagian besar saham perusahaan tercatat melemah pada sesi Kamis, dengan S&P 500 turun sebanyak 2,8 persen.
Ahli strategi mengatakan kemunduran seperti itu diharapkan setelah terjadi lompatan besar pada hari Rabu, ketika Dow Jones Industrial Average naik 1.000 poin untuk pertama kalinya.
Namun Wall Street kemudian berbalik pada jam terakhir perdagangan, dengan hampir seluruh saham di papan naik. Alhasil, semua 11 sektor berakhir di wilayah positif.
“Saya hanya berpikir bahwa penjualan telah habis dalam waktu dekat. Ketika reli kemarin hanya menelusuri kembali sebagian pagi ini, pembeli kembali pada hari akhir, " kata Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, di New Vernon, New Jersey.
Indeks Dow Jones Cetak Rekor Naik 1.086 Poin, Wall Street Melonjak
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat didorong lonjakan saham Amazon usai alami penurunan.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones menguat 1.086,25 poin atau 4,98 persen ke posisi 22.878,45. Indeks saham S&P 500 melonjak 116,6 poin atau 4,96 persen ke posisi 2.467,7. Indeks saham Nasdaq bertambah 361,4 poin atau 5,84 persen ke posisi 6.554,36. Tiga indeks saham acuan mencatatkan penguatan terbesar sejak Maret 2009
Sebelumnya rekor kenaikan dilihat secara poin untuk Dow Jones 936,42 pada 13 Oktober 2008. Hal itu terjadi ketika wall street dipengaruhi krisis keuangan. Sebelum penguatan, Dow Jones sempat turun lebih dari 800 poin.
Baca Juga
Sejumlah sentimen dorong penguatan wall street. Laporan penjualan saat musim liburan di Amerika Serikat naik 5,1 persen menjadi lebih dari USD 850 miliar.
Angka ini terkuat dalam enam tahun. Hal itu berdasarkan laporan Mastercard. Indeks saham S&P 500 sektor ritel menguat 5,4 persen. Saham ritel online Amazon mencatatkan rekor dengan naik 6,9 persen.
Harga minyak menguat juga mendorong aset berisiko seperti saham. Sektor saham energi mendaki 3,8 persen. Saham menemukan pijakan usai bergejolak pada sesi perdagangan pagi. Indeks saham S&P 500 sempat turun. Indeks saham tersebut sudah melemah 20 persen dari penutupan tertinggi pada akhir September.
"Pasar sudah jenuh jual, dan sudah ditinggallkan. Anda tidak dapat membuat asumsi kalau koreksi ini berakhir. Akan tetapi, pada hari ini merupakan sinyal sangat positif," ujar Brett Ewing, Chief Market Strategist First Franklin Financial Services, Brett Ewing, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (27/12/2018).
Ia menambahkan, pelaku pasar mengambil untung dari koreksi wall street untuk menutupi taruhannya pada perdagangan Rabu waktu setempat.
Â
Advertisement