Saham Teknologi Angkat Wall Street

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mampu menguat didorong saham Apple, produsen chip dan sektor saham lainnya.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Jan 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2019, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mampu menguat didorong saham Apple, produsen chip dan sektor saham lainnya. Penguatan wall street terjadi usai ada perkembangan pembicaraan perdagangan antara AS dan China.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 91,54 poin atau 0,38 persen ke posisi 23.878,99. Indeks saham S&P 500 mendaki 0,41 persen ke posisi 2.584,96. Indeks saham Nasdaq bertambah 60,08 poin atau 0,87 persen ke posisi 6.957,08.

Indeks saham S&P 500 naik sekitar 10 persen dari posisi terendah dalam 20 bulan. Hal itu didorong ada harapan pembicaraan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Harapan tersebut menghapus kekhawatiran dampak dari perang dagang terhadap pertumbuhan global. Demikian mengutip laman Reuters, Kamis (10/1/2019).

Rilis data tenaga kerja AS dan indikasi bank sentral AS atau the Federal Reserve tidak terburu-buru menaikkan suku bunga menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar di wall street.

Bank sentral AS merilis hasil rapat yang menunjukkan kalau pejabat bank sentral AS dapat bersabar untuk menaikkan suku bunga dan sedikit pejabat yang tidak mendukung kenaikan suku bunga pada bulan tersebut.

 

Saham Apple Menguat

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

China juga berjanji untuk membeli dalam jumlah besar produk pertanian, energi, dan barang serta jasa manufaktur dari AS.

Dengan ada perkembangan terbaru negosiasi perdagangan, indeks sektor saham teknologi naik 1,22 persen. Saham Apple Inc melonjak 2,3 persen meski laporan Nikkei menunjukkan perusahaan telah kurangi produksi yang direncanakan untuk tiga model iPhone baru pada kuartal Januari-Maret.

Saham Apple turun sekitar 10 persen pada pekan lalu usai memperingatkan penjualan kuartal akhir yang melambat. Hal itu juga berdampak terhadap pemasoknya yang sebagian besar termasuk pembuat chip.

Sementara itu, indeks Philadelphia Semiconductor naik 2,32 persen.  Produsen chip merupakan perusahaan multinasional AS dengan pendapatan tertinggi ke China.

"Jika Anda ingin mengukur bagaimana investor melihat pembicaraan perdagangan, lihat saja saham teknologi dan semikonduktor pada khususnya,” ujar Chief Investment Officer Cresst Wealth Advisors, Jack Ablin.

Saham Boeing yang juga memiliki eksposur besar ke China naik 1,1 persen. Indeks sektor saham industri S&P 500 mendaki 0,73 persen.

Adapun indeks volatilitas CBOE yang mengukur kecemasan investor turun setengah poin ke level terendah dalam satu bulan di bawah 20. Sektor saham keuangan mendaki 0,57 persen dengan saham Citigroup naik dua persen.

Risalah bank sentral AS juga bayangi wall street. Banyak pejabat bank sentral AS dapat menunggu kenaikan suku bunga hingga memiliki penanganan yang baik apakah risiko meningkat dengan memotong prospek ekonomi AS yang solid.

"Fed lebih stabil akan mendorong pasar yang lebih stabil juga dari waktu ke waktu,” tutur Chief Investment Officer Penn Mutual Asset Management, Mark Heppenstall.

Ia menambahkan, sejumlah gerakan tajam di wall street juga didorong pengetatan kebijakan moneter the Federal Reserve mulai berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kondisi keuangan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya