Wall Street Menguat Pada Perdagangan Perdana 2019

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan perdana 2019.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Jan 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2019, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan perdana 2019. Sebelumnya wall street berjuang keluar dari zona merah seiring investor khawatir tentang perlambatan ekonomi global sehingga mengurangi semangat untuk memburu saham murah pada hari pertama perdagangan saham.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 18,78 poin atau 0,08 persen ke posisi 23.346,24. Indeks saham S&P 500 naik tipis 3,18 poin atau 0,13 persen ke posisi 2.510,03. Indeks saham Nasdaq bertambah 30,66 poin atau 0,46 persen ke posisi 6.665,94.

Saham barang konsumsi mendorong S&P dan Nasdaq ke wilayah positif. Sedangkan sektor saham perawatan kesehatan bebani Dow Jones. Sektor saham real estate, utilitas dan perawatan kesehatan juga menjadi hambatan terbesar untuk indeks S&P 500.

Pada awal perdagangan saham dipengaruhi laporan perlambatan aktivitas pabrik di China dan zona euro. Ini menunjukkan sengketa perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan China berdampak terhadap manufaktur global.

Dengan saham alami kinerja buruk dalam satu dekade, analis melihat potensi January Effect yang dapat menarik investor di wall street.

“Kami memiliki kuartal yang buruk dan pengembalian negatif dalam setahun. Namun, kami bisa melihat the Federal Reseve lebih ramah dari pada tahun lalu. Kami juga bisa melihat sejumlah pembicaraan terkait perang dagang," ujar Senior Vice President BB&T Wealth Management, Bucky Hellwig seperti dikutip laman Reuters, Kamis (3/1/2019).

"Saham murah dan investor mencari uang untuk bekerja pada tahun baru," tambah Hellwig.

 

6 Sektor Saham Positif

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Adapun dari 11 sektor utama dalam indeks S&P 500, enam sektor saham berada di wilayah positif. Sektor saham energi membukukan kenaikan persentase terbesar di indeks saham S&P 500 yang didukung dari lonjakan harga minyak. Sektor saham energi merupakan salah satu dengan kinerja terburuk pada 2018 di wall street.

Sektor saham bank mendapatkan dorongan dari laporan Barclays. Sektor ini dapat mengungguli indeks S&P 500 pada 2019. Sektor saham keuangan naik sehingga mendorong indeks saham Dow Jones menguat. Hal itu didorong dari saham Goldman Sachs dan JP Morgan.

Sedangkan saham Tesla, produsen mobil listrik susut 6,5 persen. Hal itu lantaran kinerja Model 3 yang kurang pada kuartal IV dan perseroan kehilangan kredit pajak hijau sehingga memangkas harga.

Di sisi lain, saham General Electric Co melonjak 6,6 persen. Hal ini karena pelaku pasar memburu saham murah usai turun 56,6 persen pada 2018.

Dalam beberapa pekan mendatang, pelaku pasar akan hadapi musim laporan keuangan kuartal IV. Analis melihat perusahaan masuk indeks S&P 500 membukukan keuntungan 15,8 persen, jauh lebih kecil dari kenaikan 28,4 persen pada kuartal III 2018.

Investor juga akan fokus terhadap laporan PMI untuk aktivitas pabrik pada Kamis pekan ini. Sedangkan rilis data tenaga kerja pada Jumat. Penutupan pemerintah federal AS memasuki hari ke-12 menjelang Demokrat mengambil alih pimpinan DPR AS sehingga meningkatkan momok kemungkinan kebuntuan belanja di kongres ketika anggota parlemen bergulat untuk pendanaan dinding perbatasan AS-Meksiko.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya