Saham Kraft Tersungkur, Kekayaan Warren Buffett Susut Rp 60 Triliun

Perusahaan investasi Warren Buffett kehilangan uang imbas saham Kraft Heinz merosot sekitar 28 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Feb 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2019, 21:00 WIB
Ini 10 Daftar Orang Terkaya Dunia Tahun 2017 Versi Forbes
Peringkat kedua diikuti oleh pemilik Berkshire Hathaway, Warren Buffett. Kekayaan pria 86 tahun ini mencapai US$ 75,6 miliar atau sekitar Rp 1.005 triliun. (NYC)

Liputan6.com, Jakarta - Strategi beli dan tahan ala miliarder yang juga investor Warren Buffett tidak selalu berhasil. Hal ini seiring saham Kraft Heinz Inc melemah menjelang akhir pekan ini.

Seperti diketahui, salah satu pemegang saham Kraft Heinz yaitu perusahaan investasi Buffett yaitu Berkshire Hathaway Inc.

Saham Kraft Heinz Inc merosot usai laporkan hasil kinerja keuangan mengecewakan, memangkas dividen. Hal itu seperti terungkap dalam investigasi Securitiy and Exchange Commision (SEC) atau regulator utama untuk bursa saham Amerika Serikat (AS).

Ini berita kurang baik untuk investor Berkshire Hathaway. Saham Kraft Heinz turun 28 persen ke posisi terendah. Pada penutupan, saham Kraft Heinz di posisi USD 34,95.

Saham Kraft menjadi penghambat terbesar di sektor barang konsumsi. Indeks sektor saham barang konsumsi merosot 0,48 persen. Penurunan saham Kraft termasuk terbesar dalam satu hari. Demikian mengutip laman Marketwatch, Sabtu (23/2/2019).

Perusahaan investasi Warren Buffett kehilangan sekitar USD 4,3 miliar atau sekitar Rp 60,39 triliun (asumsi kurs Rp 14.044 per dolar AS) dalam satu hari seiring penurunan saham Kraft Heinz.

Berkshire Hathaway, termasuk salah satu investor terbesar di Kraft Heinz. Kepemilikan Berkshire Hathaway di Kraft termasuk terbesar keenam untuk penempatan investasi. Selain itu, perusahaan investasi Warren Buffett tempatkan dana di Apple, sejumlah bank dan Coca Cola.

Pergeseran untuk Konsumsi Makanan Sehat Pengaruhi Bisnis Kraft

[Bintang] 6 Kebiasaan yang Dilakukan Orang Sukses Saat Akhir Pekan
Warren Buffett. | via: dcclothesline.com

Mengutip laman CNBC, sebagai salah satu pemilik perusahaan investasi dan manajer investasi yang paling dihormati di dunia, Buffett terkenal dengan strategi pembeliannya dengan murah dan memasukkannya ke dalam filosofi investasi, serta berkelanjutan.

Meski lebih sederhana, dan mungkin kurang menggairahkan dari pada taktik lain di wall street yang mencoba mengatur waktu pasar dengan jangka pendek, metode Buffett telah lama menjadi tulang punggung bagi banyak orang yang mencari tingkat imbal hasil yang andal dan bebas drama dalam periode lebih lama.

Dengan demikian, pergerakan saham dua digit hampir tidak pernah terjadi bagi para manajer di Berkshire Hathaway yang condong ke arah dividen cukup besar dan arus kas yang stabil.

Ke depan, Kraft Heinz akan memberikan dividen pemegang saham sebesar 40 sen setiap kuartal. Jumlah itu penurunan signifikan dari 63 sen yang dibayarkan sebelumnya.

Namun, pilihan Buffett terhadap merek melalui investasi di Kraft Heinz dan Coca Cola telah bebani biaya dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini di tengah perubahan di antara konsumen yang pilih makanan dan minuman lebih sehat dan lokal. Sentimen itu juga bebani penjualan barang konsumsi di AS.

Meski saham Coca Cola telah naik lebih dari lima persen selama 12 bulan terakhir, raksasa minuman ini turun lebih dari 4,5 persen pada Februari. Di sisi lain, manajemen mengeluarkan proyeksi laba 2019 yang suram selama kuartal IV.

Sedangkan saham Kraft Heinz susut lebih dari 28 persen dalam 12 bulan terakhir. Meski demikian, Buffett tetap mempertahankan investasinya di Kraft meski ada perubahan dari konsumsi makanan ringan.

"Mereka masih bisnis yang sangat, sangat bagus," ujar Buffett dalam wawancara kepada CNBC pada Mei 2018.

Investor mengakui kekuatan di balik merek Kraft Heinz tampaknya terkikis selama beberapa tahun terakhir. Ini akibat dari pergeseran tren makanan dan negosiasi antara pengecer dan merek makanan kemasan besar.

Kekhawatiran itu muncul ketika Kraft Heinz mengatakan biaya lebih tinggi dan tekanan berari pada nilai mereknya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya