Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke zona hijau pada awal perdagangan Kamis ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mampu menguat tetapi masih berada di kisaran Rp 14.500.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (23/5/2019), IHSG menguat tipis 4,39 poin atau 0,07 persen ke posisi 5.944,03. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG masih menguat 21,83 poin atau 0,37 persen ke posisi 5.961,47.
Indeks saham acuan LQ45 menguat 0,98 persen ke level 930,30. Seluruh indeks saham juga kompak berada di zona hijau.
Advertisement
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.962,37 dan terendah 5.942,17. Sebanyak 103 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Selain itu 32 saham melemah dan 104 saham diam di tempat.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham cukup sepi yaitu 8.409 kali dengan volume perdagangan 1,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 249,6 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 10 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.508.
10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham infrastruktur naik 1,67 persen, dan bukukan kenaikan terbesar. Disusul sektor saham keuangan menanjak 0,99 persen dan sektor saham industri dasar menguat 0,95 persen.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain saham POLA naik 21,28 persen ke posisi Rp 1.140 per saham, saham KKGI mendaki 19,37 persen ke posisi Rp 228 per saham dan saham TNCA menanjak 15,75 persen ke posisi Rp 294 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham CITY turun 9,88 persen ke posisi Rp 310 per saham, saham RELI merosot 8,62 persen ke posisi Rp 212 per saham, dan saham PKPK tergelincir 8,05 persen ke posisi Rp 80 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Analis
Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan tertekan hingga hari ini. Pelemahan dipicu sentimen domestik atas situasi politik yang kini tengah terjadi.
Analis PT Artha Sekuritas Juan Harahap menilai, investor kini cemas untuk masuk ke pasar tanah air melihat kondisi politik atas aksi 22 Mei 2019 yang terjadi di dalam negeri.
Selain itu, minimnya sentimen positif pendorong pasar menurutnya ikut andil memicu kemungkinan terkoreksinya IHSG di bursa saham sampai dengan hari ini.
BACA JUGA
"Dan memang selain risiko politik, secara teknikal candlestick membentuk doji pada area resistance bearish trend, mengindikasikan adanya potensi kembali melemah," terang dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (23/5/2019).
Adapun dari Artha Sekuritas, dirinya memproyeksikan IHSG memerah pada rentang support5.916 dan resistance 5.964.
Sementara itu, dari sentimen global, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengungkapkan investor masih mencerna konfrontasi Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali terjadi pada sektor teknologi.
"AS dikabarkan mempertimbangkan untuk memasukan daftar hitam perusahaan pengawasan china," paparnya.
Tetapi, dirinya cukup optimistis IHSG mampu menguat meski hanya bersifat terbatas. Menurutnya, IHSG akan ke zona hijau diperdagangkan dalam rentang 5.912-6.000.
Melihat situasi ini, Reliance Sekuritas menyarankan untuk membeli saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Adapun dari sisi Artha Sekuritas merekomendasikan saham PT Medco Energy Tbk (MEDC), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), serta PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
Advertisement