IHSG Diprediksi Tertekan Imbas Aksi 22 Mei

Investor kini cemas untuk masuk ke pasar tanah air melihat kondisi politik atas aksi 22 Mei 2019 yang terjadi di dalam negeri.

oleh Bawono Yadika diperbarui 23 Mei 2019, 06:31 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2019, 06:31 WIB
IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan tertekan hingga hari ini. Pelemahan dipicu sentimen domestik atas situasi politik yang kini tengah terjadi.

Analis PT Artha Sekuritas Juan Harahap menilai, investor kini cemas untuk masuk ke pasar tanah air melihat kondisi politik atas aksi 22 Mei 2019 yang terjadi di dalam negeri.

Selain itu, minimnya sentimen positif pendorong pasar menurutnya ikut andil memicu kemungkinan terkoreksinya IHSG di bursa saham sampai dengan hari ini.

"Dan memang selain risiko politik, secara teknikal candlestick membentuk doji pada area resistance bearish trend, mengindikasikan adanya potensi kembali melemah," terang dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Adapun dari Artha Sekuritas, dirinya memproyeksikan IHSG memerah pada rentang support 5.916 dan resistance 5.964.

Sementara itu, dari sentimen global, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengungkapkan investor masih mencerna konfrontasi Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali terjadi pada sektor teknologi.

"AS dikabarkan mempertimbangkan untuk memasukan daftar hitam perusahaan pengawasan china," paparnya.

Tetapi, dirinya cukup optimistis IHSG mampu menguat meski hanya bersifat terbatas. Menurutnya, IHSG akan ke zona hijau diperdagangkan dalam rentang 5.912-6.000.

Melihat situasi ini, Reliance Sekuritas menyarankan untuk membeli saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Adapun dari sisi Artha Sekuritas merekomendasikan saham PT Medco Energy Tbk (MEDC), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), serta PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

 

Penutupan Kemarin

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu menguat di akhir perdagangan pada hari ini. Pada awal sesi perdagangan, laju IHSG juga bergerak di zona merah.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (22/5/2019), IHSG turun 11,73 poin atau 0,20 persen ke posisi 5.939,6. 

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.966,79 dan terendah 5.918,9. Sebanyak 193 saham menguat namun tak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Kemudian 193 saham melemah dan 149 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 323.978 kali dengan volume perdagangan 16,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,7 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli Rp 724 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.525.

Pada hari ini, sebagian sektor saham tertekan. Saham tersebut antara lain, infrastruktur yang melemah 0,90 persen, saham perkebunan sebesar 0,39 persen dan barang konsumsi 0,42 persen.

Adapun sektor saham pertambangan masih menguat dengan naik 0,50 persen. Disusul sektor saham konsumsi tergelincir 0,06 persen dan sektor saham perdagangan 0,19 persen.

Saham-saham yang mencatatkan penguatan antara lain saham POOL naik 21,93 persen ke posisi Rp 2,780 per saham, saham ARTA mendaki 21,50 persen ke posisi Rp 486 per saham dan saham JAYA menanjak 20,69 persen ke posisi Rp 140 per saham.

Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham POLA turun 24,8 persen ke posisi Rp 940 per saham, saham POSA merosot 24,62 persen ke posisi Rp 300 per saham, dan saham SAPX tergelincir 20,36 persen ke posisi Rp 665 per saham.

 

Perdagangan Saham Berjalan Normal meski Ada Aksi 22 Mei

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) berjalan normal meski ada aksi 22 Mei 2019.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menuturkan, saat ini situasi bursa saham normal. Anggota bursa (AB) yang terkoneksi ke Jakarta Automated  Trading System (JATS) juga tidak ada perubahan dan semua anggota bursa terhubung.

"Di bursa situasi normal yah. Masuk semua. Lalu anggota bursa yang terkoneksi ke JATS juga terkoeksi. Kalau keamanan biasa saja,” ujar Inarno saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (22/5/2019).

Terkait IHSG melemah pada sesi pertama, Ia menuturkan, IHSG berpotensi menguat kalau situasi terkendali. "Kalau situasi terkendali rasanya indeks tidak akan ada perubahan terlalu banyak. Saya optimis rebound," tutur dia.

Sebelumnya aksi unjuk rasa 22 Mei terkait pengumuman hasil pemilu 2019 masih berlangsung di Jakarta.

Sejumlah gedung perkantoran ada memutuskan mempekerjakan karyawan dari rumah. Hal ini karena akses menuju lokasi ditutup sementara. Namun, ada juga pusat perbelanjaan yang buka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya