Bursa Saham di Asia Menguat Meski Ada Kekhawatiran Lonjakan Kasus Corona

Di Jepang, Nikkei 225 naik 0,88 persen karena saham Softbank Group melonjak lebih dari 1 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Jun 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 09:00 WIB
bursa-asia-140117a.jpg
Bursa Asia

Liputan6.com, Jakarta - Saham-saham di Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat pagi di tengah kekhawatiran dengan kasus virus corona yang terus meningkat.

Dikutip dari CNBC, Jumat (26/5/2020), di Jepang, Nikkei 225 naik 0,88 persen karena saham Softbank Group melonjak lebih dari 1 persen. Sementara indeks Topix turun 0,71 persen.

Kospi Korea Selatan juga naik 0,91 persen. Sementara itu, saham di Australia diperdagangkan lebih tinggi dengan S&P/ASX 200 naik 0,52 persen.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,34% lebih tinggi. Untuk pasar saham di China tutup pada Jumat ini karena libur nasional.

Reaksi investor terhadap situasi virus corona yang sedang berlangsung di AS terus dipantau pada Jumat ini, setelah negara tersebut mengalami peningkatan kasus virus corona harian terbesarnya.

Lebih dari 45 ribu kasus virus corona baru dikonfirmasi pada hari Rabu, menjadi rekor yang melampaui puncak pertambahan kasus pada 26 April sebelumnya yang lebih dari 9.000 kasus, menurut penghitungan NBC News.

“Beban pada sistem perawatan kesehatan dapat memaksa pemerintah kota atau negara bagian untuk menghentikan pembukaan kembali ekonomi mereka atau menerapkan kembali penutupan kota atau seluruh negara,” Joseph Capuro, Kepala Ekonomi Internasional di Commonwealth Bank of Australia, dalam sebuah catatan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Langkah The Fed

The Fed
The Fed (www.n-tv.de)

Sementara itu, Federal Reserve AS pada hari Kamis memberlakukan pembatasan baru pada industri perbankan setelah tes stres tahunannya menemukan bahwa beberapa bank bisa mendekati level modal minimum dalam skenario yang terkait dengan pandemi virus corona.

Akibatnya, bank harus menangguhkan program pembelian kembali saham dan membiarkan pembayaran dividen pada level saat ini untuk kuartal ketiga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya