Ada Sentimen Vaksinasi COVID-19, Saham Emiten Farmasi Justru Kena Auto Reject Bawah

Sejumlah saham emiten farmasi kena auto rejection bawah perdagangan saham Kamis, 14 Januari 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jan 2021, 11:39 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2021, 11:39 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah saham emiten farmasi dan distributor alat kesehatan kembali melemah pada perdagangan Kamis, (14/1/20201) di tengah sentimen vaksinasi COVID-19. Bahkan sejumlah saham kembali sentuh level terendah yang sesuai ketentuan regulator atau auto rejection bawah (ARB) sebesar 7 persen

Mengutip data RTI, saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melemah 6,96 persen ke posisi Rp 3.210, saham PT Indofarma Tbk (INAF) merosot 6,92 persen ke posisi Rp 6.050, saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) susut 6,92 persen ke posisi Rp 6.050.

Selain itu saham PT Phapros Tbk (PEHA) tergelincir 6,91 persen ke posisi Rp 2.290 per saham, saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) merosot 6,88 persen ke posisi Rp 1.285 per saham dan saham PT Tempo Scan Pasicific Tbk (TSPC) merosot 6,81 persen ke posisi Rp 1.780 per saham.

Pelemahan saham emiten farmasi ini terjadi di tengah gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif. Pada pukul 11.26 WIB, IHSG menguat 12,76 poin atau 0,18 persen ke posisi 6.446. Sebanyak 284 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Sedangkan 182 saham menguat dan 154 saham diam di tempat.

Total volume perdagangan 23 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16,4 triliun dan investor asing beli saham Rp 2,5 triliun. Sebagian besar sektor saham menguat didukung sektor saham tambang naik 2,01 persen, sektor saham aneka industri mendaki 1,27 persen dan sektor saham industri dasar menguat 1,1 persen.

Auto rejection merupakan pembatasan minimum dan maksimum suatu kenaikan dan penurunan harga saham dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa.

Sistem bursa akan menolak order jual dan beli yang masuk secara otomatis jika harga saham telah menembus batas atas dan bawah yang telah ditetapkan Bursa Efek Indonesia (BEI) Adapun auto rejection bawah (ARB) yaitu saat harga saham turun signifikan. Batasan auto rejection yang berlaku sejak pandemi sebesar tujuh persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pembukaan IHSG Menguat pada 14 Januari 2021

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu melanjutkan penguatan pada awal sesi perdagangan Kamis pagi, 14 Januari 2021. Penguatan IHSG tersebut terjadi di tengah bursa saham global yang bervariasi.

Pada pra pembukaan perdagangan Kamis, (14/1/2021), IHSG naik 10,69 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.445,90. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 19,17 poin atau 0,30 persen ke posisi 6.454. Indeks saham LQ45 menguat 0,35 persen ke posisi 1.006. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Sebanyak 215 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 77 saham melemah dan 160 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.460,47 dan terendah 6.444,64.

Total frekuensi perdagangan 103.583. Volume perdagangan 2,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,3 triliun. Investor asing beli saham Rp 7,3 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah 14.045.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat dipimpin sektor saham aneka industri yang naik 1,35 persen, sektor saham industri dasar 0,78 persen, dan sektor saham pertanian 0,59 persen. Sedangkan sektor tambang melemah 0,35 persen dan barang konsumsi susut 0,39 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar atau top gainers antara lain saham DICC naik 25 persen ke posisi Rp 1.975 per saham, saham KIOS mendaki 24,79 persen ke posisi Rp 292 per saham, saham BBHI melonjak 20,47 persen ke posisi Rp 770 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham PPGL merosot 8,96 persen ke posisi Rp 122 per saham, saham MTSM merosot 7 persen ke posisi Rp 186 per saham, dan saham IRRA tergelincir 6,96 persen. Saham emiten farmasi lainnya juga masih kompak tertekan.

Saham INAF merosot 6,92 persen, saham KAEF tergelincir 6,92 persen, saham PEHA merosot 6,91 persen, dan saham PYFA susut 6,88 persen.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong  Hang Seng naik 0,22 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,14 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,26 persen, dan memimpin penguatan, serta indeks saham Singapura menguat 0,43 persen.

Sedangkan indeks saham Shanghai melemah 0,90 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,58 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya