Genjot Pertumbuhan Investor Ritel, BEI Luncurkan Inovasi Edukasi Digital

Direktur utama BEI, Inarno Djajadi menerangkan, kegiatan peluncuran ini dilakukan di dalam meningkatkan pertumbuhan investor ritel.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Mar 2021, 10:29 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2021, 10:28 WIB
BEI Pamer Jumlah Emiten Baru Pecah Rekor
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi memamarkan penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (28/12). Inarno mengatakan, jumlah etimen tahun 2018 tertinggi sejak privatisasi BEI pada tahun 1992. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan Inovasi Edukasi Digital untuk Pasar Modal Indonesia. Direktur utama BEI, Inarno Djajadi menerangkan, kegiatan peluncuran ini dilakukan di dalam meningkatkan pertumbuhan investor ritel, khususnya di kalangan akademisi dan stakeholder.

Di sisi lain, Inarno mengatakan kesempatan ini juga menjadi momen yang tepat dan menjalin silaturahmi dan hubungan baik antara Self Regulatory Organizations (SRO), Direksi anggota bursa dan juga mitra investasi BEI yang ada di seluruh Indonesia.

"Berkat kerja keras bersama kita berhasil meluncurkan empat terobosan baru sebagai bagian dari inovasi edukasi digital BEI,” kata Inarno dalam video konferensi, Jumat (12/3/2021).

Adapun terobosan tersebut, yang pertama yakni IDX Virtual Tour 360. Kedua, adalah halaman Investasi di web BEI dan modul Sekolah Pasar Modal (SPM)Digital. Ketiga yakni kompetisi Galeri Investasi (GI) BEI. Terakhir, adalah galeri investasi edukasi BEI dan galeri investasi digital BEI.

"Kami harapkan dengan diluncurkan inisiatif tersebut dapat meningkatkan literasi dan edukasi pasar modal berbasis digital. Serta meningkatkan pertumbuhan investor ritel, khususnya di kalangan akademisi dan stakeholder,” pungkas dia.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BEI Genjot Sosialisasi lewat Media Sosial

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melakukan evaluasi seiring dengan membeludaknya investor ritel dari generasi muda sepanjang 2020.

Berdasarkan data KSEI per 29 desember 2020, jumlah investor berusia di bawah 30 tahun dan 30 sampai dengan 40 tahun telah mencapai lebih dari 70 persen.

Total jumlah investor Pasar Modal Indonesia sesuai dengan data yang tercatat di KSEI per tanggal 29 Desember 2020 naik lebih dari 50 persen menjadi 3.871.248 dari sebelumnya 2.484.354 pada akhir tahun 2019. 

Peningkatan jumlah investor tersebut salah satunya juga didukung dengan adanya proses digitalisasi di Pasar Modal Indonesia, khususnya untuk proses pembukaan rekening investasi. Peran platform financial technology (fintech) semakin penting untuk pembukaan rekening investasi di pasar modal. 

Hal ini didukung dengan data lebih dari 50 persen investor memiliki rekening investasi di Selling Agent Fintech. Penggunaan platform digital tersebut sejalan dengan karakteristik investor pasar modal yang terus bergerak ke usia muda. 

Sehubungan dengan itu, BEI tak tutup mata untuk melakukan penyesuaian, salah satunya dengan gencar berkomunikasi menggunakan media sosial. Media ini menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari keseharian generasi muda.

"Jadi baru, komunikasi itu lewat Instagram dan TikTok. Lucu kan? Jadi kita harus belajar sosial media. Dan saya pikir sosial media jadi salah satu yang paling penting untuk mengkomunikasikan informasi mengenai bursa,” kata Komisaris PT Bursa Efek Indonesia, Pandu Sjahrir seperti dikutip, Jumat (12/3/2021).

Bursa juga menekankan pendekatan ini mulai dari sisi komisaris, direksi untuk mulai aktif berbicara di sosial media. Upaya ini, kata Pandu, mendapat antusiasme yang cukup tinggi dari pengguna media sosial.

"Jadi memang kita sekarang harus mulai agresif bukan hanya lewat media tradisional, tapi juga utamanya di sosial media karena ini menjadi instrumen yang sangat penting apalagi kepada generasi muda yang saat ini (baru) berinvestasi di saham,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya