JD.com China Dikabarkan Beli Saham Perusahaan Sekuritas Sinolink

Perusahaan e-commerce terbesar China JD.com dikabarkan memulai diskusi dengan Yongjin pada akhir tahun lalu untuk beli saham Sinolink.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Mar 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2021, 16:30 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - JD.Com dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli sebagian atau seluruh saham di perusahaan sekuritas Sinolink senilai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 21,57 triliun (asumsi kurs Rp 14.380 per dolar AS).

Langkah akuisisi tersebut untuk meningkatkan operasi layanan keuangannya. Hal itu berdasarkan sumber, yang dilansir dari Channel News Asia, Minggu (14/32021).

Kesepakatan membeli saham itu dari pemegang saham terbesar Sinolink yaitu grup Yongjin, dan akan menjadi taruhan terbesar dalam nilai akuisisi JD.com yang berbasis di Beijing di pasar keuangan China.

"Lisensi pialang yang berharga adalah kunci bagi raksasa teknologi untuk memonetisasi lalu lintas online mereka yang besar dan tumbuh menjadi perusahaan lebih besar. Karena jika tidak, mereka harus mengarahkan lalu lintas tersebut ke lembaga keuangan lain,” ujar salah satu sumber.

Perusahaan e-commerce terbesar China JD.com memulai diskusi dengan Yongjin pada akhir tahun lalu. Perseroan berusaha membeli sebagian atau 27 persen sahamnya, seperti disampaikan sumber yang mengetahui hal tersebut.

Berdasarkan nilai pasar Sinolink sebesar 39 miliar yuan atau USD 6 miliar atau sekitar Rp 86,28 triliun. Setelah Reuters melaporkan hal itu, saham Sinolink melonjak ke batas maksimum harian 10 persen pada Jumat, 12 Maret 2021 sehingga membalikkan kerugian sebelumnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Perluas ke Layanan Keuangan

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sumber juga menyebutkan kesepakatan potensial muncul seiring perusahaan teknologi China ingin memperluas ke layanan keuangan meski ada tindakan keras berupa peraturan di sejumlah bagian sektor.

JD.Com menarik sebagian besar pendapatannya dari bisnis e-niaga dan hanya memiliki beberapa lisensi keuangan kecil terutama menawarkan kredit konsumen dan produk wealth management.

Sinolink yang berbasis di Chengdu berada di luar 20 pialang terbesar di China. Bisnis Sinolink meliputi pialang saham, bisnis underwriter, konsultan keuangan dan wealth management.

Dua raksasa teknologi China grup Alibaba dan Tencent memegang saham di China International Capital Corp. Alibaba juga investasi di broker besar Huatai Sekuritas, sedangkan Tencent mendukung broker online Futu Holdings yang berbasis di Hong Kong.

Berdasarkan Refinitiv, JD.com hanya membuat dua kesepakatan di dua sektor keuangan yaitu investasi di platform online untuk pembiayaan otomotif Yixin Capital USD 550 juta pada 2016, dan di layanan keuangan Taiping Insurance Holdings pada 2018.

Sumber mengingatkan pembicaraan JD.com-Yongjin berada pada tahap awal dan dapat berubah.

Sinolink mengatakan, pemegang saham pengendali belum membahas dengan JD.com mengenai penjualan sebagian atau seluruh sahamnya. Perusahaan juga tidak memiliki informasi untuk diungkapkan. Sementara itu, JD.com dan Yongjin tidak menanggapi kabar tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya