Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan mengembangkan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim. Pabrik tersebut memproduksi 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batu bara per tahun.
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin menuturkan, pengembangan karbon aktif dari bahan baku batu bara ini sudah menunjukkan titik terang karena perseroan telah teken Head of Agreement (HoA) dengan Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia pada pengujung 2020.
“Perusahaan ini telah menyatakan komitmennya sebagai Offtaker produk karbon aktif secara jangka panjang,” ujar Arviyan, dilansir dari Antara,ditulis Rabu (17/3/2021).
Advertisement
Baca Juga
Ia menuturkan, PTBA terus berupaya untuk meningkatkan nilai tambah pertambangan batu bara. Karbon aktif adalah salah satu upaya hilirisasi.
Ini upaya batu bara diolah dan mengalami proses aktivasi sehingga menjadi material yang di dalamnya terdapat banyak pori-pori yang berfungsi menyerap zat lain di sekitarnya.
Karbon aktif dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan dan pemurnian air, pemurnian gas dan udara, filter industri makanan, penghilang warna untuk industri gula dan MSG, hingga penggunaan di bidang farmasi sebagai penetral limbah obat-obatan agar tidak membahayakan lingkungan.
Perseroan juga sedang memproses sejumlah kajian tambahan termasuk tambahan uji sampel batu bara untuk menghasilkan produk akhir yang optimal dan optimasi pemilihan teknologi pada 2021.
"Kami optimistis produk karbon aktif ini akan mendongkrak laba perusahaan di masa datang karena saat ini banyak dibutuhkan,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Realisasikan Program Gasifikasi
Selain itu, PTBA berencana mengembangkan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) untuk memproduksi karbon aktif sebanyak 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batu bara per tahun.
Selain menggarap produksi karbon aktif, PTBA juga terus mengupayakan realisasi dari program gasfikasi batu bara untuk menghasilkan produk Dimethyl Ether (DME), yang nantinya bisa menjadi produk substitusi LPG.
Advertisement