Petrosea Raih Kontrak Baru Senilai Rp 2,7 Triliun

PT Petrosea Tbk (PTRO) mendapatkan kontrak baru sehingga memperkuat kondisi keuangan perseroan.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Apr 2021, 05:14 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2021, 23:01 WIB
Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Kapal tongkang bermuatan batu bara melintasi kapal nelayam saat hendak bersandar ke Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merde

Liputan6.com, Jakarta - PT Petrosea Tbk (PTRO) melalui anak usahanya PT Karya Bhumi Lestari (KBL) mendapatkan kontrak senilai Rp 2,7 triliun.

Perseroan melalui PT Karya Bhumi Lestari sebagai kontraktor mendapatkan kontrak dari PT Kartika Selabumi Mining dan PT Palm Mas Asri sebagai penjamin. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, (8/4/2021).

Adapun nilai kontrak Rp 2,7 triliun dengan berjangka waktu tujuh tahun. Perseroan sebagai pihak yang melakukan manajemen proyek dan KNL sebagai kontraktor yang ditunjuk PT Kartika Selabumi Mining untuk menyediakan jasa pertambangan.

Perseroan menyatakan perolehan kontrak tersebut memberikan tambahan pendapatan dan memperkuat kondisi keuangan.

"Bertambahnya pendapatan dan perkuat kondisi keuangan perseroan,” demikian mengutip keterbukaan BEI yang diteken Direktur PT Petrosea Tbk Meinar Kusumastuti.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kinerja Keuangan 2020

Ekspor Batu Bara Indonesia Menurun
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 8 April 2021, saham PTRO naik tipis 0,51 persen ke posisi Rp 1.990 per saham. Saham PTRO berada di posisi tertinggi Rp 2.020 dan terendah Rp 1.980 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 516 kali senilai Rp 1,7 miliar.

Perseroan mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 32,27 juta pada 2020. Angka itu naik 3,54 persen dari periode 2019 sebesar USD 31,17 juta.

Penjualan perseroan turun 28,49 persen menjadi USD 340,68 juta pada 2020. Pada 2019, perseroan mencatat penjualan USD 476,44 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya