Wall Street Melejit Usai Data Tenaga Kerja AS Belum Sesuai Prediksi

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,9 persen ke posisi 4.229,89.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jun 2021, 06:21 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2021, 06:21 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Jumat, 4 Juni 2021. Hal ini seiring data tenaga kerja AS pada Mei 2021 yang solid mendorong kepercayaan ekonomi akan pulih.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,9 persen ke posisi 4.229,89. Indeks Dow Jones naik 179,35 poin ke posisi 34.756,39. Indeks Nasdaq bertambah 1,5 persen ke posisi 13.814,49.

Selama sepekan, indeks saham acuan menguat terbatas. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 0,7 persen dan 0,6 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,5 persen pada pekan ini.

Di sisi lain, data ekonomi AS menunjukkan ada tambahan 559.000 pekerjaan pada Mei, demikian yang disampaikan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat pekan ini. Angka ini lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones di kisaran 671.000.

Meski demikian, tambahan tenaga kerja itu menunjukkan pertumbuhan masih sehat di sektor tenaga kerja. Tambahan pekerjaan pada Mei lebih tinggi dari periode April sekitar 278.000.

Tingkat pengangguran 5,8 persen dari sebelumnya 6,1 persen. Tingkat pengangguran itu lebih baik dari yang diharapkan 5,9 persen. Banyak pihak percaya laporan data tenaga kerja AS meski solid tidak cukup kuat untuk mendorong bank sentral AS atau the Federal Reserve hentikan program pembelian obligasi.

"Jumlah pekerjaan adalah goldilocks untuk risiko. Tidak terlalu panas untuk membawa the Fed dan tidak terlalu dingin untuk mengkhawatirkan ekonomi,” ujar Kepala Strategi Global NatWest Markets, John Briggs dilansir dari CNBC, Sabtu (5/6/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Imbal Hasil Obligasi AS Turun

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sedikit turun setelah laporan pekerjaan. Imbal hasil obligasi melonjak lebih tinggi dalam beberapa bulan terakhir di tengah meningkatnya harapan inflasi.

"Sementara kenaikan pekerjaan agak sederhana dibandingkan dengan harapan. Kabar baiknya adalah angka tersebut pulih dari kegagalan mengecewakan bulan lalu,” ujar Vice Presiden of Portfolio Management Allianz Investment Management.

"Secara keseluruhan, laporan hari ini memang memberikan kemajuan ke arah yang benar,” ia menambahkan.

Selain itu, saham meme AMC Entertainment bergerak fluktuaktif pada perdagangan Jumat.  Saham AMC Entertainment turun sekitar 6,7 persen, tetapi masih naik lebih dari 80 persen pekan ini. Saham BlackBerry susut 12,7 persen, memangkas reli menjadi 37 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya