Liputan6.com, Jakarta - Analis memperkirakan kinerja EBITDA dan laba bersih emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk bakal positif di 2021. Hal itu terjadi seiring dengan peningkatan penjualan pasca Lebaran.
Berdasarkan konsensus analis di 2021 emiten dengan kode saham LPKR ini akan membukukan pendapatan Rp 15,02 triliun, naik dari realisasi 2020 sebesar Rp 11,96 triliun. Kenaikan pendapatan turut mendorong EBITDA Lippo Karawaci menjadi Rp 3,23 triliun dan laba bersih menjadi positif Rp 865,93 miliar.
Baca Juga
Perbaikan kinerja Lippo Karawaci juga diprediksi oleh PT CLSA Sekuritas Indonesia (CLSA). Analis CLSA Jonathan Mardjuki dan Wirandi Ng menyampaikan bahwa pendapatan LPKR pada 2021 diprediksi mencapai Rp 13,107 triliun.
Advertisement
"EBITDA operasional juga diprediksi meningkat menjadi Rp 2,91 triliun dan laba bersih senilai Rp197 miliar pada 2021," papar tim analis CLSA dalam riset, seperti dikutip Rabu (9/6/2021).
Pada Kuartal I 2021, Lippo Karawaci membukukan pendapatan pra-penjualan Rp 1,311 triliun, tumbuh 86 persen dibandingkan Kuartal I 2020 sebesar Rp704 miliar.
Jonathan juga meraih 37,45 persen dari target marketing sales 2021 sebesar Rp 3,5 triliun. "Diharapkan penjualan dapat semakin meningkat dan berkelanjutan pada tahun 2021," papar tim analis CLSA.
Manajemen Lippo Karawaci meyakini tahun ini menjadi tahun yang baik untuk sektor properti. Meski masih di tengah-tengah situasi pandemi Covid-19, LPKR yakin bahwa fundamental permintaan masyarakat yang ingin membeli rumah perdana sangat baik.
Dari hasil penjualan tahun 2020 dan awal tahun 2021, LPKR melihat permintaan terbesar adalah untuk rumah tapak. Bahkan saat acara pemilihan unit rumah tapak Cendada Parc, berhasil ludes terjual dalam hitungan jam.
“Di tahun ini kami memproyeksikan pertumbuhan kami 30 persen dibandingkan tahun 2020,” tegas CEO Lippo Karawaci John Riady.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lippo Karawaci Targetkan Prapenjualan Rp 3,5 Triliun di 2021
Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mampu membukukan performa prapenjualan sebesar 45 persen year on year (YoY) menjadi Rp 2,67 triliun pada 2020. Angka ini naik 7 persen di atas target pencapaian perusahaan.
Pertumbuhan prapenjualan ini didorong oleh menguatnya bisnis properti yang membuat pendapatan Real Estate Development meningkat sebesar 9,4 persen menjadi Rp 3,25 triliun dari sebelumnya Rp 2,98 triliun.
Pada 2021, Lippo Karawaci menargetkan pra penjualan sebesar Rp 3,5 triliun yang diharapkan dapat dicapai dengan beberapa peluncuran rumah tapak yang baru.
Sementara itu, pendapatan Real Estate Management & Services pada 2020 turun sebesar 6,4 persen menjadi Rp 8,63 triliun dari yang sebelumnya Rp 9,22 triliun. Hal ini disebabkan lini binis mall dan hotel terus mengalami dampak buruk pandemi Covid-19, meski rumah sakit mengalami pemulihan bisnis yang cukup signifikan.
Secara keseluruhan, pendapatan Lippo Karawaci turun 3 persen yoy menjadi Rp 11,97 triliun dari Rp 12,32 triliun pada 2019, dengan laba bruto pada tahun 2020 sebesar Rp4,29 triliun dibandingkan dengan Rp4,60 triliun pada tahun sebelumnya.
EBITDA Lippo Karawaci pada 2020 mengalami kenaikan sebesar 47 persen yoy menjadi Rp 1,90 triliun dari yang sebelumnya Rp 1,30 triliun pada 2019. Real Estate Development memberikan kontribusi paling banyak terhadap perbaikan EBITDA sebesar Rp 4 miliar pada 2020 dibandingkan dengan rugi Rp457 miliar pada tahun 2019.
Advertisement
Titik Balik
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan, meski dilanda pandemi Covid-19, tahun 2020 merupakan tahun yang baik bagi bisnis properti perusahaan. Lippo Karawaci membukukan lebih dari Rp 2,67 triliun prapenjualan, naik 45 persen YoY.
"Saya yakin di masa mendatang saat melihat balik ke hari ini, kami akan menunjuk 2020 sebagai titik balik bisnis properti yang divalidasikan oleh suksesnya peluncuran unit di Lippo Village. Seluruh unit yang ditawarkan dalam acara peluncuran habis dalam kurun waktu beberapa jam," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (11/5/2021).
Pada lini recurring revenue, Siloam menunjukkan pertumbuhan EBITDA yang kuat yang didukung oleh perbaikan margin berkat bantuan dokter dan perawat yang berada di barisan terdepan dalam mengatasi Covid-19.
"Meski bisnis pendapatan berulang kami yang lain mengalami dampak buruk akibat dari pandemi Covid-19, kami sudah mulai bisa melihat pemulihan bisnis serta kehidupan yang mendekati normal.” tutup dia.