Liputan6.com, Jakarta - Realisasi penerbitan obligasi korporasi sebesar Rp 43,36 triliun hingga semester I-2021. Penerbitan obligasi korporasi ini meningkat dibandingkan realisasi pada semester I-2020 sebesar Rp 30,03 triliun.
Direktur Utama Pefindo, Salyadi Saputra memaparkan, dari realisasi tersebut, Rp 42,41 triliun di antaranya berasal dari perusahaan tercatat (listed). Sementara sisanya, sebesar Rp 0,95 triliun merupakan realisasi dari korporasi non-listed.Kendati begitu, prospek penerbitan obligasi korporasi pada sisa tahun ini masih dibayangi ketidakpastian akibat perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri.
Termasuk kebijakan yang menyertainya, seperti pemberlakuan PPKM Darurat yang saat ini berlangsung.Selain memperlambat pemulihan ekonomi, situasi ini menyebabkan persepsi risiko investasi di Indonesia berpotensi meningkat di mata para investor. Akibatnya, potensi serapan obligasi korporasi bisa terimbas.
Advertisement
"Hal ini membuat korporasi berpikir dua kali sebelum melakukan emisi surat utang," kata Salyadi dalam Media Conference, Kamis (8/7/2021).
Baca Juga
Di sisi lain, properti obligasi korporasi Indonesia juga dipengaruhi langkah tapering The Fed. Salyadi menjelaskan, meskipun kebijakan tapering belum akan dilakukan pada tahun ini, risiko pada pasar obligasi korporasi akan tetap terlihat. Dia menuturkan, investor telah memikirkan langkah antisipasi, menyusul kasus COVID-19 di dalam negeri yang masih melambung.
Saat ini, Pefindo mencatat mandat penerbitan obligasi yang belum terealisasi sampai dengan 30 Juni 2021 mencapai Rp 75,58 triliun. Jumlah tersebut didominasi oleh 18,19 persen perusahaan induk, 12,83 persen konstruksi, dan 12,31 persen dari multifinance. Meski begitu, Salyadi belum bisa memastikan persentase realisasi dari mandat tersebut. Mengingat situasi yang tidak pasti.
"Mandat ini adalah baru niat emiten untuk menerbitkan obligasi. Ada yang kejadian ada yang enggak. Banyak faktor yang mempengaruhi. Termasuk mungkin PPKM yang sekarang berlangsung itu juga bisa menjadi faktor yang menentukan,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penerbitan Obligasi untuk Refinancing
Salyadi menambahkan, kebanyakan perusahaan yang merencanakan emisi surat utang pada sisa tahun ini bertujuan untuk melakukan refinancing obligasi yang sudah ada.
Selain itu, perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki opsi untuk meminjam ke bank juga akan tetap melakukan penerbitan surat utang pada tahun ini.Selanjutnya, ia memperkirakan sektor perbankan dan multifinance tidak akan melakukan banyak emisi di sisa tahun ini.
Lantaran, sektor usaha tersebut masih memiliki tingkat likuiditas yang melimpah.Pada awal tahun ini Pefindo memproyeksi penerbitan surat utang korporasi 2021 akan berada di kisaran Rp 122 triliun hingga Rp 159 triliun. Namun, melihat kondisi pasar dan sentimen yang ada, Salyadi mengatakan, Pefindo akan melakukan penyesuaian target dalam waktu dekat.
Advertisement