Strategi BTPN Hadapi Maraknya Bank Digital

Wakil Direktur Utama BTPN Darmadi Sutanto menuturkan, bank masuk digital sudah diantisipasi 2-3 tahun lalu. Bank masuk digital dinilai sebuah keniscayaan.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Sep 2021, 10:13 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2021, 10:13 WIB
Ilustrasi Jenius (Dok. Jenius BTPN)
Ilustrasi Jenius (Dok. Jenius BTPN)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) telah menyiapkan strategi menghadapi maraknya bank yang akan masuk digital. BTPN menilai bank digital bukan sesuatu mengejutkan sehingga telah mengantisipasi maraknya bank digital tersebut.

Adapun BTPN pelopor digital banking di Indonesia melalui Jenius. Digital banking BTPN ini telah genap berusia lima tahun pada Agustus 2021.Jenius pun telah memiliki 3,3 juta pengguna.

Wakil Direktur Utama BTPN Darmadi Sutanto menuturkan, bank masuk digital sudah diantisipasi 2-3  tahun lalu. Bank masuk digital dinilai sebuah keniscayaan.

"Ini bukan menjadi sesuatu yang mengejutkan kami dan sesuatu yang wajar saja. Tiga tahun lalu kami punya strategi sendiri untuk Jenius yang dikategorikan menjadi empat,” ujar dia saat konferensi pers paparan publik live 2021 yang ditulis Sabtu (12/9/2021).

Pertama model bisnis. Ia menuturkan, model bisnis Jenius bagian dari BTPN dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMCB) berbeda yang mendorong profitabilitas sehingga menciptakan keberlanjutan ke depan.

Kedua, Jenius memiliki Perseroan juga memiliki produk yang lengkap dan berbeda dengan bank digital.”Keunggulan kami bank yang lengkap, bukan bank digital stand alone. Kalau yang baru siapkan infrastruktur produknya. Kalau kami sudah ada semuanya, lengkap, semuanya tinggal kita kolaborasikan jadi digital,” ujar dia.

Ketiga, perseroan mengembangkan Jenius sebagai platform sehingga tidak hanya bisnis Jenius saja tetapi bagian bisnis wealth management dan mikro. "Jenius menjadi digital bank lengkap yang kaya. Tentu keempat masuk ke dalam ekonomi usung life finance solution,” ujar Darmadi.

Ia menambahkan, Jenius tak hanya transaksi tetapi bagian kehidupan nasabah. “Ini sedang terus kami jalankan dalam tengah perjalanan,  dalam 3-5 tahun ini. Pemain baru ini tak mengejutkan. Kami sudah mengantisipasi, dan tetap percaya strategi akan buat goal ke depan,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Belanja Modal Digitalisasi

Layanan Digital Bank
Nasabah duduk di bawah layar layanan digital Banking BTPN bernama Jenius di Jakarta, Jumat (26/1). Nasabah di Indonesia kini lebih membutuhkan layanan digital yang disediakan perbankan sejalan dengan mobilitas yang makin tinggi (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, BTPN juga mengembangkan layanan perbankan digital untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).  Direktur Utama BTPN, Ongki Wanadjati Dana menuturkan, aplikasi yang dikembangkan untuk UMKM ini berbeda dengan Jenius. Aplikasi ini masih proses pengembangan.  Adapun melalui aplikasi, nasabah dapat memohon pinjaman.

"Aplikasi ini masih sedang dalam pengembangan. Sedang diajukan persetujuan, terbagi dalam beberapa tahap. Pertama paling sederhana nasabah bisa berikan informasi seperti mobile banking, app,” ujar dia.

Untuk pengembangan digitalisasi, BTPN menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 300 miliar pada 2022. “Untuk tahun 2022, kami telah banyak (mengeluarkan-red) capex sebelumnya.  Tranformasi digital khusus 2022 Rp 300 miliar,”kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya