BNP Paribas AM Gandeng Bank DBS Luncurkan Reksa Dana Indeks Global

Bank DBS Indonesia gandeng BNP Paribas Asset Management luncurkan reksa dana indeks global dengan eksposur penuh ke saham perusahaan teknologi skala global.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Sep 2021, 17:38 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2021, 12:46 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank DBS Indonesia menggandeng BNP Paribas Asset Management (BNP Paribas AM) untuk menghadirkan BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD sebagai solusi investasi tematik bagi nasabah dalam memanfaatkan peluang di sektor new economy.

Produk ini merupakan reksa dana indeks global pertama yang sesuai dengan prinsip syariah dengan eksposur penuh ke saham-saham perusahaan teknologi berskala global.

Head of Investment Product & Advisory PT Bank DBS Indonesia, Djoko Soelistyo berharap, BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD dapat membantu para investor dalam menentukan strategi investasinya. Djoko menjabarkan, ada setidaknya tiga manfaat dari indeks BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD.

Di antaranya, pertama, membuka akses kepada peluang new economy (ekonomi baru) pada investasi teknologi global yang fokus pada inovasi dan pertumbuhan. Kedua, menggunakan pendekatan pasif, yaitu dengan melakukan replikasi indeks DJIM Global Technology Titans 50 yang terdiri dari 50 saham.

"Strategi ini memberikan kemudahan bagi nasabah untuk memonitor portofolio serta mendapatkan transparansi konstituen yang dapat diakses secara publik,” ujar dia dalam konferensi pers peluncuran BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD, Rabu (22/9/2021).

Selain itu, indeks ini juga dapat menjadi alternatif investasi untuk nasabah yang ingin melakukan diversifikasi dalam denominasi USD.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Karakter Unik

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT BNP Paribas AM, Priyo Santoso, menuturkan, sejumlah karakteristik unik yang dimiliki indeks ini.

Pertama, memiliki eksposur teknologi global, sesuai prinsip syariah, serta transparan dan mudah dipantau. Secara garis besar, indeks ini berisikan sektor teknolog yang terbagi dalam dua tema besar. Yakni software & computer services, dan technology hardware & equipment.

"Jadi ini merupakan reksa dana indeks global pertama yang diluncurkan di Indonesia," kata dia.

"Pembobotannya mengikuti float adjusted market cap. Denominasinya dalam USD. Informasi tersedia di website S&P Dow Jones, dan rebalandingnya dilakukan secara kuartalan,” ia menambahkan.

Karena diluncurkan dengan tema syariah, indeks ini mengeliminasi perusahaan yang secara langsung bergerak di bidang atau memiliki 5 persen atau lebih (secara akumulatif) pendapatan yang berasal dari kegiatan yang dilarang.

Kegiatan tersebut antara lain yang berkaitan dengan; alkohol, produk yang mengandung babi, senjata, musik, sinema, tembakau, jasa, keuangan, judi, hotel, dan hiburan dewasa. Selanjutnya, indeks ini mengeliminasi perusahaan yang memperoleh pendapatan dari bunga atau mempunyai tingkat utang yang tinggi. Rinciannya, perusahaan wajib memiliki kurang dari 33 persen untuk rasio-rasio berikut:

- Total utang dibagi dengan nilai rata-rata kapitalisasi pasar selama 21 bulan berjalan

- Total nilai jas dan efek yang menghasilkan bunga dibagi dengan nilai rata-rata kapitalisasi pasar selama 24 bulan berjalan

- Piutang dibagi dengan nilai rata-rata kapitalisasi pasar selama 24 bulan berjalan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya