Pejabat Bank Sentral Inggris Ingatkan Aset Kripto Dapat Picu Krisis Keuangan

Saat ini risiko stabilitas keuangan tetap terbatas, ternyata aset kripto potensial menimbulkan masalah stabilitas keuangan pada kemudian hari.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Deputi Gubernur Bank of England Jon Cunliffe memperingatkan aset kripto dapat memicu krisis keuangan global kecuali ada peraturan tangguh yang diperkenalkan.

Tindakan preventif ini untuk menjaga stabilitas keuangan.Dalam pidatonya pada Rabu, 13 Oktober 2021, Cuniffe menyamakan tingkat pertumbuhan pasar aset kripto dengan subprime mortgage.

Totalnya mencapai USD 16 miliar atau setara Rp 225,3 triliun (asumsi kurs rupiah 14.086 per dolar AS) kini menjadi USD 2,3 triliun pada Kamis, 14 Oktober 2021. Dengan pasar suprime mortgage senilai USD 1,2 triliun (sebanding Rp 16,9 triliun) pada 2008.

"Ketika sesuatu (seperti aset kripto) dalam sistem keuangan naik sangat cepat dan sebagai ruang pertumbuhannya tidak diatur, otoritas stabilitas keuangan harus berjaga dan memperhatikannya,” tutur Cunliffe, dilansir dari CNBC, ditulis Sabtu (16/10/2021).

Dia mengakui pemerintah dan regulator harus berhati-hati agar tidak bertindak berlebihan dan mengklasifikasikan pendekatan baru yang berisiko. Hanya karena aset kripto ini berbeda. Dalam catatannya, kripto menawarkan prospek perbaikan besar yang mendasar pada layanan keuangan.

Di sisi lain, Cunliffe berpendapat meskipun saat ini risiko stabilitas keuangan tetap terbatas, ternyata aset kripto potensial menimbulkan masalah stabilitas keuangan pada kemudian hari. Hal ini karena mayoritas kripto tidak memiliki nilai instrinsik dan rentan terhadap koreksi harga baru.

Dua aset kripto terbesar, Bitcoin dan Ether, tergelincir hampir 30 persen sejak awal tahun ini sebelum akhirnya kembali naik. Jadi bukti kripto sangat fluktuatif.

Harganya rentan terhadap berbagai pemicu eksternal, mulai dari komentar CEO Tesla Elon Musk hingga tindakan keras regulasi oleh pemerintah China.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Akibat Lemahnya Nilai Intrinsik

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

"Dunia kripto mulai terhubung ke sistem keuangan tradisional dan kami melihat munculnya pemain dengan leverage. Situasi ini terjadi di ruang yang sebagian tidak diatur,” ujar petinggi Bank of England.

Komentar Cuinffe menggemakan rekan sejawatnya di Bank of England, Andrew Bailey, Gubernur Bank of England pada Mei 2021. Isinya memperingatkan para investor aset kripto agar bersiap kehilangan semua uang mereka karena kurangnya nilai intrinsik pada aset.

Risiko serupa juga dilakukan TheFinancial Conduct Authority Inggris.Cunliffe menegaskan risiko terhadap stabilitas keuangan dapat tumbuh dengan cepat jika pasar terus berkembang. Skala risiko ditentukan oleh kecepatan respons dari regulator dan pemerintah.

Harga bitcoin anjlok 10 persen dalam satu hari hampir 30 kesempatan selama lima tahun terakhir. Penurunan terbesar bitcoin terjadi setelah insiden siber di bitcoin dan cryptocurrency yang berbasis di Seychelles, bursa BitMEX.

"Dari peristiwa tersebut timbul pertanyaan, jika aset kripto ini terus tumbuh dalam skala besar, menjadi lebih terintegrasi ke dalam sektor keuangan tradisional dan akankah strategi investasi terus menjadi lebih kompleks?"  tanya Cunliffe.

Inti dari apakah koreksi harga besar dapat diserap oleh sistem membebani beberapa investor akibat kerugian yang menyakitkan.

Namun, mampu menghindari dampak knock-on pada ekonomi riil, terutama bergantung pada keterkaitan dan leverage.

 


Awal Kehadiran Kripto

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Bitcoin dan Ether hadir di pasar hipotek subprime sekitar 2008. Adanya kemungkinan efek knock-on yang pada akhirnya membawa ekonomi global bertekuk lutut. Hingga keduanya semakin menonjol di ruang kripto.

Menurut Cunliffe, ini merupakan tanggung hawab pihak berwenang untuk mengelola peningkatan dan memastikan sistem tahan atas koreksi besar.

"Meskipun keuangan kripto beroperasi dengan cara baru, standar dan peraturan yang dirancang dengan baik harus tetap memikirkan meminimalisir potensi risiko layaknya di dunia keuangan konvensional,” ungkapnya.


Perlu Regulasi

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Banyak regulator di seluruh dunia mulai bekerja demi membangun kerangka kebijakan publik sebagai dasar pengelolaan pertumbuhan eksponensial aset kripto. Bagi Cunliffe, pengerjaan proyek ini harus dikejar karena mendesak.

"Teknologi dan inovasi telah mendorong peningkatan di bidang keuangan sepanjang sejarah. Teknologi kripto menawarkan peluang besar. Seperti kata Ralph Waldo Emerson: ‘jika Anda membuat perangkap tikus yang lebih baik, dunia akan membuka jalan ke pintu Anda’,” ujar dia.

Cunliffe menekankan, “perangkap tikus” yang benar-benar lebih baik dan bukan perangkap yang hanya beroperasi dengan standar yang lebih rendah atau tanpa standar sama sekali.

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya