Liputan6.com, Jakarta - Jelang akhir tahun, terjadi sejumlah fenomena yang menarik. Misalnya, pusat perbelanjaan menawarkan diskon besar-besaran. Fenomena menarik rupanya juga terjadi di pasar modal yang disebut window dressing.
Melansir dari berbagai sumber, window dressing merupakan strategi yang digunakan oleh suatu perusahaan dan manajer investasi untuk menarik investor. Yakni dengan cara mempercantik laporan atau kinerja keuangan dan portofolio bisnis yang dimilikinya.
Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan investor agar melirik perusahaan sebagai tujuan investasi. Selain itu, mengutip laman most.co.id,Sabtu, (16/10/2021), window dressing ini dapat diartikan sebagai kondisi pasar yang memungkinkan harga saham menjadi kuat pada bursa efek.
Advertisement
Baca Juga
Faktor yang mempengaruhi terjadinya window dressing ini andalah self fulfilling prophecy atau ekspektasi dan prediksi dari orang-orang. Selain emiten, pelaku window dressing lainnya yaitu manager investasi.
Manajer investasi melakukan praktik window dressing dengan memoles kinerja pengelolaan reksa dana. Dengan begitu, terlihat mencatatkan hasil positif. Sehingga membantu menjaga citra di depan para investor maupun pihak yang menggunakan jasanya. Window dressing yang paling signifikan umumnya terjadi pada akhir tahun.
Biasanya harga saham akan menguat sampai Januari tahun berikutnya, yang dikenal juga dengan sebutan January Effect.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penggerak Utama IHSG
Kebanyakan saham-saham yang mengalami fenomena window dressing tergolong sebagai penggerak utama IHSG atau memiliki kapitalisasi besar.
Efek window dressing biasanya ditandai naiknya sejumlah saham dengan kenaikan diatas 5 - 10 persen hanya dalam satu hari perdagangan bursa.
Sebagai gambaran, sebelumnya Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai prospek indeks LQ45 serta saham-saham yang tercatat di dalamnya memiliki prospek bagus pada kuartal IV 2021. Hal itu salah satunya ditopang oleh fenomena window dressing.
“Prospek indeks LQ45 dan saham-sahamnya bagus di kuartal IV ini. Karena secara historical, mayoritas naik. Terutama di akhir tahun nanti karena ada aktivitas window dressing,” kata dia kepada Liputan6.com.
Advertisement
Investor Harus Cermat Pilih Saham
Mengutip laman MNC Sekuritas, untuk memperoleh cuan saat fenomena ini terjadi, investor harus cermat dalam memilih saham, biasanya saham pendorong utama indeks.
Di sisi lain, tetap pertimbangkan faktor fundamental dan teknikal saham yang dipilih. Karena belum tentu saham yang mengalami window dressing pada tahun sebelumnya, akan mengalami pola yang sama pada tahun ini.
Fundamental saham dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Sementara analisis teknikal dapat dilakukan dengan memantau pergerakan saham dalam rentang waktu tertentu dan mencari informasi tentang nilai tertinggi dan terendah saham.