Liputan6.com, Jakarta - Pecinta K-pop atau K-drama tanah air dikenal sebagai penggemar yang loyal. Lantaran, hampir semua penggemar K-pop maupun K-drama tak segan memborong semua hal yang berkaitan dengan idol mereka. Di satu sisi, hal ini acap dinilai sebagai tindakan yang konsumtif.
Namun demikian, YouTuber "Korea Reomit”, Jang Hansol menilai penggemar K-pop dan K-drama ini bisa memanfaatkan loyalitas mereka sekaligus melakukan investasi. Misalnya, jika seseorang menyukai idol atau drama tertentu, bisa dikulik asalnya dari agensi atau production house mana. Sehingga bisa mencoba investasi di saham perusahaan yang menaungi.
Baca Juga
“Kalau kita sebatas suka, itu bisa jadi konsumtif. Tapi kalau kita benar-benar suka dan mau belajar, misalnya ini yang bikin perusahaan mana. Kita bisa enggak investasi di sahamnya. Itu jadi peluang,” kata dia dalam CMSE 201, Minggu (17/10/2021).
Advertisement
Menyinggung film serial Korea Selatan tentang permainan bertahan hidup, yakni Squid Game, Hansol memetik beberapa hal. Utamanya terkait bagaimana seseorang dalam keadaan terdesak, begitu tertarik dengan iming-iming mendapatkan uang dengan nominal yang besar, meski harus mempertaruhkan nyawa.
Meski tak menampik fenomena itu mungkin terjadi di kehidupan nyata, Hansol mengatakan ada cara lain untuk meminimalkan terjadinya hal serupa. Salah satunya dengan melakukan investasi atau perencanaan keuangan yang matang.
“Kalau kita mau belajar investasi, bisa kita menghindari hal-hal semacam ini,” kata dia.
Cerita Pevita Pearce Terjun Investasi di Pasar Modal
Sejumlah pelaku industri hiburan tanah air diketahui aktif berinvestasi di pasar modal. Beberapa di antara mereka mengaku nekat terjun ke pasar modal untuk mempersiapkan dana pensiun, termasuk Pevita Pearce.
"Di umur yang lumayan muda aku sudah cukup kerja keras. Dan di umur yang lebih dewasa, aku expect untuk uangku yang bekerja lebih keras. Supaya aku bisa lebih rileks dan dapat passive income. Bisa traveling, santai,” kata dia dalam CMSE 2021, Sabtu (16/10/2021)
Pevita mengaku, kesadaran investasi itu tak sekonyong-konyong muncul dalam benaknya. Sejak Kecil, Pevita sudah terbiasa menyisihkan sebagian uangnya ke bank.
Namun tanpa sadar, beberapa tahun lalu pihak bank tempat Pevita menyimpan uangnya menghubungi, mengatakan ada produk yang pernah diinvestasikan Pevita tetapi sudah lama tak tersentuh.
“Sekitar 3-4 tahun lalu pihak bank menghubungi. Ada produk yang pernah diinvest tapi belum pernah disentuh. Akhirnya begitu dilihat, lumayan juga kalau kita nabung jangka panjang. Walaupun kita enggak terlalu masukin tiap bulannya tapi aku bisa rasain banget benefitnya,” ujarnya.
Sejak saat itu, Pevita mengaku makin tertarik untuk berinvestasi di pasar modal. Bahkan sekarang ia mengaku lebih aktif berinvestasi. Sadar sebagai pemula, Pevita merasa masih banyak yang perlu dipelajari. Hal itu, kata Pevita, lantaran banyak ketentuan yang berlaku di pasar modal.
Di sisi lain, banyak juga istilah pasar modal yang disebutnya seperti ‘bahasa alien’. Alias cukup susah untuk dimengerti awam.
“Sebelum mulai investasi dulu, aku merasa banyak term yang sepertinya kompleks. Bahasa alien. Ini ngomongin apa, enggak ngerti. Jadi yang muncul itu rasa ketakutan,” kata dia.
Untuk menekan ketakutan tersebut, Pevita melakukan sejumlah upaya. Selain terus memperbarui informasi mengenai pasar modal, Pevita juga diversifikasi dalam investasinya.
“Aku selalu berusaha untuk invest bukan hanya di satu bucket. Jadi misalkan sekarang di pasar uang, tapi aku juga coba invest di properti, bisnis, cukup variatif, lah,” ujarnya.
Advertisement