Mitratel Bidik Akuisisi 6 Ribu Tower

Saat ini, Mitratel telah memiliki lebih dari 28 ribu tower atau menara. Dengan penambahan tersebut, Mitratel akan memiliki lebih dari 34 ribu menara.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Okt 2021, 20:20 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 20:20 WIB
Paparan publik PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) (Dok: Mitratel)
Paparan publik PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) (Dok: Mitratel)

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel berencana menambah 6.000 tower usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, Mitratel telah memiliki lebih dari 28 ribu tower atau menara.

Dengan penambahan tersebut, Mitratel akan memiliki lebih dari 34 ribu menara.

"Target kita, perkiraan untuk tower yang kita akuisisi itu sekitar 6.000 tower, dan capex yang kita siapkan most likely akan berasal dari hasil IPO," kata Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama dalam paparan publik, Selasa (26/10/2021).

Mitratel akan melepas 25.540.000.000 saham dalam rangka IPO. Jumlah itu setara 29,85 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Mitratel tawarkan harga saham antara Rp 775-975 per saham.

Dalam prospektusnya, sekitar 90 persen akan digunakan untuk belanja modal Perseroan. Rinciannya, sekitar 56 persen dari angka tersebut akan digunakan untuk belanja modal anorganik. Seperti akuisisi strategis portofolio menara berkualitas di Indonesia. Terutama menara yang dimiliki oleh operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia.

Serta akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara Perseroan di Indonesia.

Hendra menilai, konsolidasi memang dirasa perlu dilakukan oleh pemain di industri tower sebagai langkah efisiensi. Mitratel sendiri tidak membatasi pihak mana yang akan disasar untuk konsolidasi atau akuisisi ke depannya.

"Untuk akuisisi itu sendiri, memang setengah dari penggunaan dana IPO untuk anorganik. Kita tidak terbatas bahwa ini harus dari Telkomsel atau Telkom, tapi bisa untuk akuisisi dari pihak manapun,” kata Hendra.

Selain itu, Perseroan juga akan menggunakan dana IPO untuk belanja modal organik. Seperti mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan melalui penambahan penyewa kolokasi, yang mencakup berbagai pengeluaran terkait dengan penguatan (strengthening) dan penambahan menara yang dimiliki PT Dayamitra Telekomunikasi saat ini.

Kemudian pembangunan menara baru dan penambahan site baru, termasuk biaya sewa lahan baru yang dibangun untuk pesanan build-to-suit berbagai operator telekomunikasi besar di Indonesia. Serta ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara Perseroan, seperti layanan digital dan fiber.

"Kita memang lima tahun ke depan akan fokus untuk meningkatkan tendensi rasio kita. Selain itu kita juga akan meng-grab opportunity, terutama untuk sektor yang berkaitan dengan 5G, yaitu bisa fiber optic ataupun IoT (Internet of Thing), ataupun infrastruktur lainnya yang support 5G,” bebernya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jadwal IPO

Paparan publik IPO PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) (Dok: Istimewa)
Paparan publik IPO PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) (Dok: Istimewa)

Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom (TLKM) ini menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, dan Morgan Stanley sebagai joint bookrunners dan joint global coordinators.

BRI Danareksa Sekuritas bersama Mandiri Sekuritas juga bertindak sebagai joint lead managing underwriters dan domestic underwriters.

Adapun roadshow dan penawaran awal (book building) saham Mitratel dijadwalkan pada 26 Oktober - 4 November 2021. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 12 November 2021.

Setelah diperolehnya pernyataan efektif dari OJK, penawaran umum akan dilaksanakan pada 16-18 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.

Sesuai rencana, Perseroan akan menggunakan 40 persen dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure) organik, 50 persen untuk belanja modal anorganik, dan 10 persen untuk modal kerja serta kebutuhan Perseroan lainnya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya