Katalis Pasar Modal Positif, BEI Sebut IPO Mitratel Berpotensi Cetak Rekor

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk menawarkan sebanyak 25.540.000.000 saham dengan rentang harga Rp 775-Rp 975 dalam rangka IPO.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Okt 2021, 18:50 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 18:50 WIB
Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai indikator pasar modal masih positif dapat mendukung rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel).

"Sampai saat ini, indikator pasar modal Indonesia masih dinilai positif bila ditinjau dari jumlah perusahaan tercatat yang melakukan fund raising di pasar modal," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan, Selasa (26/10/2021).

Ia mengatakan, pertumbuhan jumlah investor dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga berkembang relatif baik dibandingkan tahun lalu.

Indikator pasar modal lainnya yaitu stabilitas ekonomi tetap terjaga, pemulihan ekonomi terus berlanjut, sentimen positif pada perkembangan ekonomi global dan domestik, serta dukungan regulator terkait, menurut Nyoman menimbulkan kepercayaan dan optimisme bagi pelaku pasar modal.

"Hal-hal tersebut menjadi pertimbangan penting bagi pasar dalam merespons seluruh aktivitas yang ada di pasar modal termasuk fund raising,” kata dia.

Nyoman menuturkan, pada 2021, nilai perolehan dana saham yang terbesar adalah penerbitan saham oleh PT Bukalapak Tbk dengan nilai Rp 21,90 triliun.

Sedangkan nilai perolehan dana tertinggi dari rights issue dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp 95,9 triliun.

Adapun Mitratel menjadi salah satu anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Dengan merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, Mitratel termasuk dalam kategori perusahaan dengan aset skala besar.

Saat ini Mitratel sedang gelar IPO dan memasuki tahap book building. Jumlah saham yang ditawarkan perseroan sebanyak 25.540.000.000 saham dengan rentang harga Rp 775-Rp 975 per saham. Berdasarkan jumlah saham dan harga saham Mitratel itu, perkiraan dana yang akan diperoleh antara Rp 19,79 triliun-Rp 24,90 triliun.

"Dengan mempertimbangkan angka-angka tersebut, dan apabila proses penawaran umum saham Mitratel berjalan sesuai rencana perusahaan, maka nilai fund raising Mitratel berpotensi melebihi Bukalapak,” kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

IPO, Mitratel Bidik Dana Maksimal Rp 24,9 Triliun

Paparan publik IPO PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) (Dok: Istimewa)
Paparan publik IPO PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) (Dok: Istimewa)

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau dikenal dengan nama Mitratel akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Mengutip prospektus singkat yang diterbitkan perseroan, Selasa, 26 Oktober 2021, Mitratel akan melepas 25.540.000.000 saham dalam rangka IPO. Jumlah itu setara 29,85 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Mitratel tawarkan harga saham antara Rp 775-975 per saham. Dengan demikian, total dana yang diraup dari IPO sekitar Rp 24,90 triliun.

Selain itu, perseroan juga menawarkan program employee stock allocation (ESA) dan management and employee stock option plan (MESOP). Perseroan menawarkan program ESA sebanyak-banyaknya 0,10 persen atau setara 25 juta saham. Sedangkan program MESOP ditawarkan sebanyak-banyaknya 0,13 persen atau setara 112 juta saham.

Mitratel telah menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Jadwal penawaran IPO yaitu:

-Masa penawaran awal 26 Oktober-4 November 2021

-Perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 12 November 2021

-Perkiraan masa penawaran umum pada 16-18 November 2021

-Perkiraan tanggal penjatahan pada 18 November 2021

-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektrobik pada 19 November 2021

-Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya