IHSG Berpotensi Menguat pada 1 November 2021, Lirik Saham Pilihan Ini

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 6.547-6.642 pada Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Nov 2021, 06:24 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2021, 06:24 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Senin (1/11/2021). Potensi kenaikan IHSG dipicu wall street yang positif pada pekan lalu dan menanti rilis data inflasi Oktober 2021.

Pengamat pasar modal, Edwin Sebayang menuturkan, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada awal pekan.Penguatan IHSG didukung kenaikan indeks Dow Jones 0,25 persen dan juga diikuti EIDO yang menguat 0,25 persen.

Di sisi lain, harga komoditas yaitu harga minyak, crude palm oil (cpo) atau minyak kelapa sawit, nikel, dan timah juga menguat. Pada awal pekan ini juga akan dirilis data inflasi Oktober 2021 Edwin perkirakan inflasi Oktober sebesar 0,1 persen.

“IHSG bergerak di kisaran 6.547-6.642,” tulis dia dalam catatannya.

Selain itu, ia juga prediksi aksi tekanan jual akan berdampak terhadap saham batu bara. Hal ini seiring harga batu bara kembali tertekan pada pekan lalu untuk pengiriman Desember 2021. Tekanan terhadap saham emas juga akan menjadi sentimen negatif untuk bursa saham.

“Proyeksi tekanan jual atas saham berbasis emas setelah turun 1,02 persen menjadi faktor negatif bagi perdagangan Senin ini,” kata dia.

Adapun pada pekan lalu, IHSG turun 0,79 persen dan aksi jual investor asing mencapai Rp 663,29 miliar. Namun, jika melihat pergerakan IHSG selama Oktober 2021 ternyata IHSG naik 4,74 persen diserta aksi beli investor asing Rp 7,51 triliun. Memasuki November, Edwin mengatakan, bulan secara historis berpeluang turun seiring selesainya rilis laporan keuangan.

Sementara itu, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, rilis data ekonomi dan tingkat inflasi yang akan berada dalam kondisi stabil dapat menjadi sentimen positif bagi pergerakan IHSG.

Di sisi lain, laporan kinerja emiten, menurut William juga cukup menopang pergerakan dari IHSG hingga kini. Sedangkan sentimen dalam jangka menengah berpeluang didapat dari potensi tekanan terhadap harga komoditas yang akan memberikan pengaruh terhadap emiten-emiten pada sektor terkait. Meski demikian, William prediksi IHSG berada dalam tekanan.

“IHSG akan bergerak di kisaran 6.472-6.691,” tutur dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Pilihan

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk saham pilihan, William memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Selain itu, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Sedangkan Edwin memilih saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Bank Jatim Tbk (BJTM).

Kemudian saham PT PP London Sumatera Tbk (LSIP), PT Mitra Keluarga Tbk (MIKA), PT Adhi karya Tbk (ADHI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), dan PT PP Tbk (PTPP).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya