Liputan6.com, Jakarta - PT Dharma Polimetal Tbk, perusahaan bergerak di bidang usaha manufaktur kendaraan bermotor akan melepas 705.882.300 saham dengan nilai nominal Rp 100 ke publik dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Mengutip prospektus perseroan di laman e-ipo.co.id, Jumat (19/11/2021), jumlah saham yang ditawarkan tersebut 15 persen dari dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Dharma Polimetal.
Dalam rangka IPO ini, perseroan menawarkan harga penawaran Rp 500-Rp 620 per saham. Dengan demikian, total dana yang diraup dari IPO antara Rp 352,94 miliar-Rp 437,64 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Dana hasil IPO antara lain sekitar 70 persen untuk belanja modal dalam rangka ekspansi bisnis perseroan. Dari ekspansi bisnis itu, sekitar 17,14 persen untuk investasi pembangunan pabrik sekitar 0,48 hektar lahan miliki perseroan di Cikarang, Jawa Barat. Kemudian 82,86 persen untuk investasi pembelian mesin.
Selain itu, 16 persen untuk penambahan setoran modal ke perusahaan anak, 9 persen untuk penambahan kepemilikan perseroan pada PT Dharma Poliplast melalui pembelian saham dari Thio Yudi Suherman sebanyak-banyaknya 44 persen.
Sisa dana IPO lima persen untuk modal kerja perseroan yaitu biaya operasional, pembelian bahan baku dan biaya perawatan mesin.
Perseroan juga menggelar program alokasi saham karyawan sebanyak-banyaknya 70.588.200 saham atau sebesar-besarnya 10 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham.
Adapun dalam IPO ini yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Keputusan Go Public
Direktur Utama Dharma Irianto Santoso menuturkan, keputusan go public pada 2021 merupakan langkah strategi dan relevan bagi perkembangan bisnis dan usaha perseroan saat ini. Hal ini karena didukung oleh bangkitnya sektor otomotif nasional pada 2021.
Hal ini dilihat dari melonjaknya penjualan mobil nasional yang disupport oleh relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) oleh pemerintah. Selain itu, banyaknya model-model baru yang dikeluarkan oleh ATPM dan arus mobilitas ekonomi yang berangsur pulih.
“Dharma Group adalah salah satu produsen komponen otomotif baik sepeda motor dan mobil di Indonesia. Dalam perjalanannya, Perseroan telah berhasil menjadi supplier OEM di Indonesia,” kata dia dikutip dari keterangan tertulis.
Ia mengatakan, saat ini Perseroan akan berfokus pada peningkatan kapasitas produksi produk komponen otomotif roda empat seiring dengan prospek rata-rata pertumbuhan produk yang terus meningkat dengan bertumbuhnya PDB di masa yang akan datang.
Selain itu, Perseroan juga telah merambah pada produk-produk yang dijual langsung ke masyarakat seperti kendaraan roda tiga dan sepeda.
Ia menambahkan keputusan Perseroan untuk melakukan go public antara lain untuk melakukan ekspansi bisnis yang mana kami harus membangun pabrik dan banyak investasi di lini produksi dan operasi.
“Melalui tambahan modal tersebut, Perseroan akan lebih leluasa mencoba melakukan penetrasi pada pasar-pasar baru yang prospektif seperti pengembangan produk komponen otomotif berbasis Electric Vehicle (EV). Hal ini merupakan bukti Perseroan dalam memperluas lini bisnisnya di masa depan, ujar Irianto.
Advertisement
Kinerja Keuangan
Hingga 30 Juni 2021, perseroan meraup penjualan Rp 1,3 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 893,04 miliar. Beban pokok penjualan Rp 1,10 triliun hingga 30 Juni 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 821,46 miliar.
Dengan demikian, laba kotor perseroan naik menjadi Rp 200,49 miliar hingga 30 Juni 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 71,57 miliar. Sementara itu, perseroan mencetak laba usaha Rp 155,18 miliar hingga 30 Juni 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan cetak rugi usaha Rp 17,16 miliar.
Perseroan mencatat laba periode tahun berjalan Rp 100,09 miliar hingga 30 Juni 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 41,22 miliar.
Total ekuitas tercatat Rp 637,52 miliar dan liabilitas Rp 1,32 triliun periode 30 Juni 2021. Dengan demikian, total aset tercatat Rp 1,95 triliun hingga 30 Juni 2021. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 39,19 miliar hingga 30 Juni 2021.
Irianto menuturkan, pihaknya optimistis dalam beberapa tahun ke depan, sejalan dengan upaya peningkatan produksi, pendapatan dan laba bersih akan dipertahankan positif.
Jadwal IPO
Adapun jadwal IPO perseroan:
-Masa penawaran awal pada 19-30 November 2021
-Perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 8 Desember 2021
-Perkiraan masa penawaran umum perdana saham pada 9-15 Desember 2021
-Perkiraan tanggal penjatahan pada 15 Desember 2021
-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 16 Desember 2021
-Perkiraan tanggal pencatatan di BEI pada 17 Desember 2021.
Advertisement