Varian Omicron Bikin Bursa Saham Eropa Lesu

Bursa saham global melemah pada Selasa, 30 November 2021 seiring kekhawatiran varian baru COVID-19 omicron.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2021, 17:28 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2021, 17:28 WIB
Ilustrasi saham di Bursa Efek London (Foto: Unsplash/Jamie Street)
Ilustrasi saham di Bursa Efek London (Foto: Unsplash/Jamie Street)

Liputan6.com, London - Bursa saham Eropa melemah pada perdagangan Selasa, (30/11/2021) di tengah situasi kekhawatiran seputar varian COVID-19 omicron dan minimnya efektivitas vaksin yang ada.

Indeks Stoxx 600 turun 1,4 persen di awal perdagangan. Saham minyak dan gas turun 2,9 persen, dan memimpin penurunan di antara seluruh sektor saham. Semua bursa saham terjun ke zona negatif.

Bursa saham berjangka Amerika Serikat juga berbalik arah tertekan setelah menguat pada awal pekan. Sebagian bursa saham di Asia-Pasifik berada di level lebih rendah pada penutupan perdagangan Selasa, 30 November 2021. Hal ini akibat para investor menimbang risiko yang timbul dari varian omicron.

Pembalikkan terjadi usai CEO Moderna Stephane Bancel menuturkan prediksi vaksin yang ada menjadi kurang efektif untuk mecegah penularan mutasi virus tersebut. Pada Senin, 29 November 2021, Bancel mengatakan perlu waktu berbulan- bulan guna mengembangkan dan mengirimkan vaksin khusus omicron secara masif.

Pemimpin perusahaan obat-obatan ini menyampaikan beberapa ketidakpastian tentang omicron.  Setidaknya membutuhkan waktu dua minggu untuk menentukan seberapa besar mutasi telah mempengaruhi kemanjuran vaksin ada di pasaran.

"Bergantung pada seberapa banyak penurunannya, di satu sisi mungkin kamu memutuskan untuk memberikan dosis yang lebih tinggi dari vaksin yang ada di seluruh dunia saat ini. Tujuannya tidak lain demi memberi perlindungan kepada setiap orang. Masyarakat dengan risiko sangat tinggi, immunocompromised, dan orang tua harus membutuhkan dosis keempat, ” ujar dia, dilansir dari laman CNBC, Selasa (30/11/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Wall Street Menguat pada Senin, 29 November 2021

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Pada Senin, 29 November 2021 merupakan momen penguatan bagi saham Eropa dan AS. Setelah pada Jumat, 26 November 20219 terjadi aksi jual imbas kekhawatiran varian COVID-19 terbaru ,omicron, mulai mereda.

Di AS, saham mendapat dorongan besar setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan penguncian sebagai tanggapan terhadap varian omicron tidak berlaku dan tidak akan ada pembatasan perjalanan baru.

Gejala dari varian omicron digambarkan sebagai  “sangat ringan”  oleh dokter Afrika Selatan yang pertama kali melihat jenis baru. Meskipun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan varian ini berpotensi menyebar lebih jauh dan menimbulkan risiko global yang sangat tinggi.

Bursa Saham Global

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Data yang dirilis pada Selasa, 30 November menunjukkan pertumbuhan tidak terduga dari aktivitas pabrik China per November. China Manufacturing Purchasing Managers Index berada di posisi 50,1 poin. Nilai ini melampaui  ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yakni senilai 49,6 poin.

Pembacaan PMI apabila berada di bawah 50 menunjukkan kontraksi sedangkan yang di atas level tersebut menandakan ekspansi.

Investor di AS menantikan data ekonomi utama yang akan dirilis minggu ini. Termasuk laporan pekerjaan per November pada Jumat, 26 November 2021 yang mengisyaratkan adanya pertumbuhan pekerjaan yang solid.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan 581 ribu pekerjaan telah tercipta pada November. Berdasarkan laporan penghasilan beberapa perusahan pada Selasa (30/11/2021), seperti Easyjet, Greencore, SAS dan Volvo Cars masih tergolong kategori inflasi kilat untuk zona euro pada November.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal III Prancis terkonfirmasi naik 3 persen kuartal ke kuartal. Sementara inflasi tahunan naik ke tingkat 3,4 persen pada November. Nilai ini adalah inflasi tertinggi sejak September 2008.

Untuk pergerakan harga saham, perusahaan media Inggris Future melonjak lebih dari 15 persen pada awal perdagangan. Pencapaian dihasilkan setelah penyampaian laporan pendapatan yang kuat dan berprogres atas prospek setahun penuh untuk 2022.

Indeks blue chip Eropa, Lundin Energy Swedia menyusut setidaknya 8 persen. Pada Senin, 29 November 2021, saham justru berbalik dan memberikan keuntungan usai Bloomberg melaporkan perusahaan minyak dan gas sedang mempertimbangkan penjualan atau merger.

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya