Mulai Uji Coba Produksi, Smelter Timbal ZINC Bakal Sumbang Penjualan 2022

Kapuas Prima Coal (ZINC) menargetkan untuk tahun pertama ini, kapasitas produksi smelter mencapai sekitar 12.000 – 15.000 ton bullion timbal (Pb).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Jan 2022, 21:36 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2022, 21:36 WIB
IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Smelter timbal milik PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) yang beroperasi di bawah perseroan sedang uji coba produksi secara komersil sejak 8 Januari 2022.

Perseroan menargetkan untuk tahun pertama ini, kapasitas produksi smelter mencapai sekitar 12.000 – 15.000 ton bullion timbal (Pb). Target produksi tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi penjualan kepada Perseroan mencapai sekitar USD 43 juta.

"Kami bersyukur memasuki awal tahun 2022 ini salah satu smelter kami yaitu smelter timbal (Pb) sudah mulai uji coba beroperasi secara komersil, yang dilakukan dalam 2 tahap," ujar Direktur Utama Kapuas Prima Citra Hendra William dalam keterangan resmi, Selaasa (25/1/2022).

Adapun tahap pertama smelter timbal (Pb) akan memproses konsentrat timbal (Pb) dari PT Kapuas Prima Coal Tbk menjadi PbO (barang setengah jadi). Selanjutnya setelah terkumpul PbO yang cukup, akan dilanjutkan ke tahap kedua yaitu proses peleburan di blast furnace.

"Untuk estimasi tahap kedua diperkirakan sekitar bulan Februari 2022,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Target Kapasitas Produksi

IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, ZINC menargetkan kapasitas produksi penuh dari smelter timbal akan mencapai 20.000 ton bullion per tahun, dan diharapkan dapat memberikan tambahan terhadap pendapatan konsolidasi ZINC sekitar USD 60-80 juta.

ZINC berharap ke depan hasil produksi dari smelter tersebut dapat diserap tidak hanya oleh pasar ekspor. Selain juga oleh pasar dalam negeri agar dapat membantu percepatan proses hilirisasi yang dicanangkan oleh Pemerintah.

"Target penjualan timbal (Pb) Bullion saat ini yaitu akan kami ekspor ke negara China. Namun diharapkan seiring dengan adanya larangan ekspor mineral mentah dan target hilirisasi mineral oleh Pemerintah, kami berharap ke depan dapat memperluas pasar termasuk pasar domestik,” ujarnya.

Saat ini ZINC juga tengah melanjutkan pembangunan smelter Seng (Zn) yang berada di Kalimantan Tengah.

Pembangunan smelter seng tersebut saat ini sudah mencapai sekitar 82- 85 persen. Perseroan menargetkan untuk smelter seng dapat mulai beroperasi pada Kuartal I- 2023, dengan kapasitas produksi mencapai 30.000 ton ingot per tahun.

 "Kami melihat hingga saat ini harga timbal dan seng masih cukup stabil, diharapkan tren tersebut dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Kami juga berharap, pemulihan ekonomi pasca Covid-19 dapat segera membuahkan hasil, sehingga perekonomian kembali pulih," ujar Hendra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya