Bank Jago Cetak Laba Bersih Rp 86 Miliar pada 2021

Pencapaian laba Bank Jago (ARTO) ditopang pertumbuhan kredit yang solid dan efisiensi biaya dengan tetap menjaga rasio kredit bermaslaah

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Mar 2022, 07:10 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2022, 09:03 WIB
(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago
(Ilustrasi PT Bank Jago Tbk (ARTO) Dok: Bank Jago

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Jago Tbk (ARTO) membukukan kinerja positif pada 2021 setelah dua bertransformasi menjadi bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem.

PT Bank Jago Tbk mencetak laba bersih setelah pajak Rp 86 miliar pada 2021. Hal ini  didukung perseroan yang fokus terhadap segmen ritel (consumer), mass market, dan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM).

Pencapaian tersebut ditopang pertumbuhan kredit yang solid dan efisiensi biaya dengan tetap menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang rendah. Penyaluran kredit hingga akhir 2021 mencapai Rp 5,37 triliun. Penyaluran kredit itu naik 491 persen dari akhir 2020 sebesar Rp 908 miliar.

"Kami berangkat dari baseline yang rendah sehingga persentase kenaikannya terlihat sangat tinggi. Di sisi lain model bisnis yang tepat dan kolaborasi dengan ekosistem digital membuat penyaluran kredit lebih signifikan,” tutur Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (11/3/2022).

Selama 2021, Bank Jago berkolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending). Hal ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan super app Gojek, aplikasi reksa dana online Bibit, dan platform trading online Stockbit.

Kolaborasi membuat ekspansi bisa dilakukan secara cepat, efisien, dan pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang berada di level 0,6 persen.

"Kolaborasi merupakan cara kami dalam melayani nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah serta masyarakat luas dan ritel secara efektif dan cepat. Melalui pembiayaan ini, kami ingin berkontribusi dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi,” ujar  Kharim.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rincian Kinerja 2021

Bank Jago dikembangkan sebagai bank berbasis teknologi untuk nasabah segmen pasar Ritel, Usaha Kecil dan Menengah,  serta Mass Market. (Dok Bank Jago)
Bank Jago dikembangkan sebagai bank berbasis teknologi untuk nasabah segmen pasar Ritel, Usaha Kecil dan Menengah, serta Mass Market. (Dok Bank Jago)

Pertumbuhan kredit yang tinggi mendorong pendapatan bunga meningkat 624 persen menjadi Rp652 miliar. Sementara itu beban bunga terkerek 147 persen menjadi Rp63 miliar. Dengan demikian pendapatan bunga bersih tercatat Rp590 miliar atau tumbuh 812 persen.

Net interest margin (NIM) kini berada di angka 7,4 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,7 persen. Tidak hanya pendapatan bunga bersih, Bank Jago juga meraih fee based income sebesar Rp 56 miliar, tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Kemampuan menekan beban bunga tak lepas dari kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April 2021.

Dengan jumlah nasabah funding mencapai 1,4 juta orang, total dana pihak ketiga (DPK) pada akhir 2021 mencapai Rp3,68 triliun, meningkat 357 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Berkat aplikasi Jago, dana murah atau current account savings account (CASA) yang dihimpun mencapai Rp1,68 triliun, meningkat 667 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sementara itu, deposito meningkat 242 persen menjadi Rp2 triliun.

Pencapaian ini membuat porsi CASA terhadap total DPK meningkat, dari 27,2 persen pada akhir 2020 menjadi 45,6 persen pada akhir 2021. Sebaliknya, porsi deposito menyusut dari 72,8 persen pada akhir 2020 menjadi 54,4 persen pada akhir 2021.

"Peningkatan dana murah merupakan hasil dari penerimaan publik terhadap aplikasi Jago sebagai solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan. Kami percaya pengelolaan keuangan harus memiliki prinsip sederhana, kolaboratif, dan inovatif,” tutur Kharim.

Total Aset

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Pertumbuhan kredit yang agresif, rasio NPL di level rendah, dan struktur biaya dana yang membaik berdampak positif pada perolehan laba bersih sebelum pajak (net profit before tax/NPBT) sebesar Rp9 miliar. Sementara itu laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) sebesar Rp86 miliar.

“Pencapaian laba pada 2021 merupakan permulaan dari bisnis Bank Jago. Dengan pondasi yang telah kami bangun dalam dua tahun ini, kami percaya pertumbuhan ke depan akan semakin solid dan cepat,” ujar Kharim.

 Hingga akhir 2021 Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp12,31 triliun, tumbuh 465 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan mencatatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 170 persen, yang mencerminkan modal yang kuat untuk mendukung ekspansi tahun-tahun mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya