Liputan6.com, Jakarta - Robot trading masih menjadi entitas yang ramai dibahas di pasar modal. Robot trading disebut mampu memberikan imbal hasil besar dalam waktu yang singkat.
Alih-alih cuan, sayangnya sering kali iming-iming itu berujung boncos. Advisor Pengembangan Produk Pasar Modal Bursa Efek Indonesia (BEI), Poltak Hotradero mengatakan, fenomena robot trading tak bisa lepas dari perilaku investasi, yakni FOMO. FOMO atau fear of missing out (takut ketinggalan), merupakan perasaan cemas yang timbul karena sesuatu yang menarik dan menyenangkan sedang terjadi, sering disebabkan karena unggahan di media sosial.
“FOMO didorong pada dasarnya orang enggak sabaran. Padahal yang namanya investasi itu yang pertama punya kesabaran, punya stamina. Kita nggak mungkin tanam pohon sekaran, minggu depan berbuah. Kita bicara soal tahunan,” kata Poltak dalam World of Wealth 2022, ditulis Jumat (11/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Di sisi lain, investor juga perlu mencermati profil risiko masing-masing. Investor harus memiliki kesadaran bahwa toleransi risiko masing-masing individu berbeda. Sehingga strategi dan keputusan investasi tidak bisa diseragamkan.
“Pada banyak kejadian saat terjadi volatilitas nggak semuanya orang cocok. Apalagi semakin tua mestinya semakin konservatif karena untuk bisa merecovery kalau terjadi kerugian makin sulit,” ujar Poltak.
Memang, di era perkembangan teknologi yang semakin masif, banyak inovasi investasi yang dinilai lebih efisien. Sayangnya perkembangan itu belum dibarengi dengan regulasi yang akomodasi implementasinya di pasar modal. Sehingga sebagai investor perlu untuk waspada, termasuk menelusuri seluk beluk dari teknologi yang digunakan sebelum memutuskan investasinya.
"Kita harus kenali cara kerjanya seperti apa, siapa di belakangnya, bagaimana regulasinya,”
"Jadi bagi orang yang kejar keuntungan setinggi-tingginya harus hati-hati. masuk akal atau tidak. Kalau itu return yang luar biasa tinggi, berarti risikonya juga tinggi,” imbuh Poltak.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investasi di Pasar Modal
Untuk saat ini, Poltak mengatakan investasi di pasar modal masih menjadi pilihan yang cukup aman. Hal itu karena produk pasar modal memiliki underline yang jelas dan dijamin dari sisi regulasi. Dibandingkan dengan produk digital yang saat ini tengah digandrungi, kripto, yang tidak memiliki underline.
"Inveasi yang sejati itu butuh waktu, rasionalitas, dan terprogram. Iya bentuk investasi yang bisa direkomendasikan,"
"Tapi kalau memang penasaran, enggak apa-apa. Porsinya aja diatur, jangan dicemplungin sama sesuatu yang spekulatif. Kita bertanggung jawab atas investasi kita dengan pengetahuan,” pungkasnya.
Advertisement