Sebelum Investasi Kumpulkan Uang Dingin Dahulu, Ini Alasannya

Untuk investasi ada sejumlah langkah dilakukan. Pertama, memakai uang dingin.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Apr 2022, 04:14 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2022, 04:14 WIB
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Liputan6.com, Jakarta - Co Founder Ngerti Saham Frisca mengatakan, bagi seorang fresh graduate dan milenial sebelum investasi harus perlahan-lahan konsisten menabung. Dengan demikian terkumpul sehingga bisa investasi.

“Mulai konsisten yang untuk bisa mengumpulkan uang dingin itu sendiri. Karena cukup mustahil ketika berinvestasi tapi belum ada uang dinginnya, itu jauh lebih berisiko akhirnya nanti mungkin tergoda untuk melakukan pinjaman,” ujar Frisca dalam Webinar Investasi Syariah Generasi Milenial secara virtual, ditulis Jumat (9/4/2022).

Dia menambahkan, sebisa mungkin menghindari utang seperti pinjaman online, teman, dan  keluarga. Untuk investasi ada sejumlah langkah dilakukan. Pertama, memakai uang dingin.

“Aturan pertama dalam investasi harus memastikan uang yang kita pakai itu benar-benar uang dingin atau nganggur. Jadi mending konsisten kumpulin ambil dari 10 persen penghasilan tiap bulan untuk dikumpulkan,” ungkapnya. 

Kedua, setelah dana dingin terkumpul untuk investasi, kemudian eksekusi memilih produk investasi.

"Baik nanti mungkin mau memilih saham syariah atau reksa dana atau sukuk yang jelas konsisten dulu kumpulin uang dinginnya. Baru nanti bisa eksekusi untuk berinvestasi instrumen apanya,” ia menambahkan.

Lalu bagaimana dengan seseorang dengan dana terbatas apakah bisa investasi? Frisca mencontohkan pemilihan investasi bagi investor dengan dana terbatas dengan reksa dana.

"Misal di reksa dana dulu itu yang kayaknya paling cocok ya untuk pemula karena dibantu dikelola, nanti sembari jalan tidak apa-apa paralel beli saham syariah,” ujar dia. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tips

Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)
Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Frisca juga menegaskan bagi pemula yang ingin berinvestasi intinya fokus menyiapkan uang dingin baru bisa melakukan investasi secara perlahan.

"Intinya siapkan dulu fokus uang dinginnya baru nanti pelan-pelan sambil paralel eksekusi ke instrumen investasinya,” tegasnya.

Masih dalam kesempatan yang sama, ia juga menjelaskan seputar tips investasi saham syariah sebagai berikut:

 - Pilih instrumen atau produk yang likuid dan yang sudah legal.

- Pilih yang sesuai budget atau modal.

- Pilih yang sesuai dengan tujuan investasi.

- Pilih yang sesuai dengan risk profile.

- Mitigasi potensi risiko dan return.

- Konsisten untuk berhijrah di produk investasi syariah.

 

Investasi untuk Generasi Milenial

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Sebelumnya, Indonesia value investor, Rivan Kurniawan mengatakan terdapat sejumlah investasi yang cocok untuk dilakukan generasi milenial. Hal ini mengingat biasanya generasi milenial memiliki dana terbatas. Ingin tahu apa saja?

"Jadi begini kalau kita bicara generasi milenial pada umumnya biasanya mungkin secara dana masih terbatas pilihannya lebih selektif,” kata Rivan dalam acara Pekan Milenial Naik Kelas secara virtual ditulis Rabu, 6 April 2022.

Dia menyarankan, bagi generasi milenial untuk memilih investasi dalam bentuk paper aset terlebih dahulu. Salah satu pertimbangannya faktor likuid.

"Saya lebih nyaranin ke paper aset dulu, kenapa? Pertama, likuid. Kalau real aset kelemahannya non likuid, kalau kita melakukan kesalahan untuk mengembalikan likuid aset tidak mudah,” ungkapnya. 

Rivan mengatakan, menjual saham dengan menjual rumah tentu lebih mudah menjual saham.

"Jual saham tinggal buka hp tinggal klik sell sudah bisa duitnya balik lagi ke kita. Kalau properti belum ada online tradingnya, relatif lebih sulit,” tutur Rivan.

 Tak hanya itu, Rivan juga menyarankan generasi milenial untuk memilih paper aset karena karena faktor likuiditas dan dapat dipelajari.

"Yang kedua adalah bukan hanya faktor likuiditi, tapi paper aset ini sifatnya dia juga bisa dipelajari. Kalau saham bisa belajar intrinsik value segini dikatakan mahal segini dikatakan murah,” ujar dia.

Tips

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Rivan juga menyampaikan terkait tips bagi seseorang dengan penghasilan terbatas yang  ingin punya pasif income.

"Menghasilkan uang ini sebenarnya mudah, kenapa? karena dibandingkan dengan 10-20 tahun lalu karena kita hidup di era  media sosial, internet. Buat yang tidak punya budget besar bisa promosi di sosial media,” imbuhnya.

Dia juga menyebutkan, untuk melakukan promosi di media sosial tidak membutuhkan biaya yang besar.

"Jadi saran saya untuk penghasilan terbatas coba kita pikirin dulu apa yang bisa kita lakukan,” ujar dia.

Rivan mengatakan, bagi seseorang yang suka menulis bisa membuat buku dan menjadikannya sebagai pasif income. Kemudian, seseorang yang cukup percaya diri bisa membuat konten melalui kanal YouTube karena akan mendapatkan adsense.

Tak hanya itu, Rivan juga sebut bagi scientice bisa membuat hak paten yang akan mendatangkan pasif income.

"Tambahan penghasilan menjadi dropshipper dan reseller enggak butuh biaya besar enggak butuh modal besar itu bisa jadi opsi. Intinya banyak hal yang bisa kita lakukan,” ucapnya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya