Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 20,96 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (19/6/2022), PT Widodo Makmur Unggas Tbk membagikan dividen per saham setara Rp 1,62 per saham. Pembagian dividen itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 16 Juni 2022.
Baca Juga
Adapun pembagian dividen itu berdasarkan data keuangan per 31 Desember 2021 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk Rp 209,26 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 183,29 miliar dan total ekuitas Rp 1,22 triliun.
Advertisement
Berikut jadwal pembagian dividen:
-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 23 Juni 2022
-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 24 Juni 2022
-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 27 Juni 2022
-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 28 Juni 2022
-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 27 Juni 2022
-Tanggal pembayaran dividen pada 15 Juli 2022
Pada penutupan perdagangan Jumat, 17 Juni 2022, saham WMUU melemah 0,72 persen ke posisi Rp 137 per saham. Saham WMUU dibuka naik 1 poin ke posisi Rp 139 per saham.
Saham WMUU berada di level tertinggi Rp 139 dan terendah Rp 135 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.055 kali dengan volume perdagangan 106.141 saham. Nilai transaksi Rp 1,4 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
WMUU Tebar Dividen 10 Persen dari Laba Bersih 2021
Sebelumnya, PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 1,62 per saham.
Direktur PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Wahyu Andi Susilo menuturkan, dividen tersebut setara 10 persen dari laba bersih berjalan 2021. Dividen tersebut setara Rp 20 miliar.
"Selain itu sisa laba bersih Rp 5 miliar untuk dana pencadangan perseroan. Sisanya belum ditetapkan penggunaannya," ujar dia saat paparan publik, Rabu (15/6/2022).
PT Widodo Makmur Unggas Tbk mencatat penjualan bersih Rp 3,09 triliun pada 2021. Penjualan bersih tumbuh 168,87 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,14 triliun. Beban pokok penjualan naik menjadi Rp 2,66 triliun, dari periode sama tahun sebelumnya Rp 988,59 miliar.
Laba kotor bertambah 164,39 persen menjadi Rp 424,85 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 160,68 miliar. Laba usaha naik 200,07 persen dari Rp 107,02 miliar pada 2020 menjadi Rp 321,17 miliar pada 2021.
Dengan melihat kondisi itu, laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melambung 186,78 persen dari Rp 72,968 miliar pada 2020 menjadi Rp 209,26 miliar pada 2021.Selain itu, perseroan juga telah realisasikan belanja modal Rp 900 miliar pada 2021. Belanja modal 2021 untuk meningkatkan kapasitas produk dari sisi peternakan.
"Target 2022 belanja modal Rp 800 miliar-Rp 1 triliun. Penggunaan dana untuk tingkatkan kapasitas produk, integrasi feedmil, breeding farm dan rumah pemotongan ayam," kata dia.
Andi menuturkan, belanja modal terserap sudah mencapai 25 persen hingga kuartal I 2022.Adapun Widodo Makmur Unggas menganggarkan belanja modal dari pinjaman perbankan.
Advertisement
Janji Tebar Dividen 2021
Sebelumnya, PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) bakal membagikan dividen pada 2022. Pembagian dividen itu pun mempertimbangkan investasi perseroan ke depan.
Namun, Komisaris Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk Tumiyana mengatakan dividen yang dibagikan tidak akan terlalu besar. Hal itu lantaran perseroan saat ini masih dalam tahap pertumbuhan.
"Untuk WMUU, karena masih pertumbuhan, kita akan bagikan dividen tapi enggak gede-gede, lah. Enggak gede dulu. Karena jangan juga investasi enggak return,” ungkapnya dalam webinar Samuel Sekuritas, ditulis Rabu, 26 Januari 2022.
Sebelumnya, Tumiyana yang sekaligus merupakan Founder & CEO PT Widodo Makmur Perkasa (WMPP), selaku induk dari WMUU, menyiapkan rencana investasi sekitar Rp 10,9 triliun untuk lima tahun. Mayoritas dikerahkan untuk WMUU.
"Kalau digabungkan seluruh total investasi WMPP di Rp 10,8 triliun itu didominasi oleh WMUU, sekitar Rp 7,9 triliun sendiri. Sehingga kita konsentrasi dalam 2 tahun, tapi dividen tetap akan kita lakukan,” kata Tumiyana.
Sementara untuk WMPP sendiri belum akan bagikan dividen untuk tahun ini, karena baru saja tercatat di bursa pada Desember 2021. Tumiyana menambahkan, dividen untuk WMPP kemungkinan baru akan dibagikan tahun depan.
"Untuk WMPP tahun depan, mungkin,” ujar dia.
Ambisi Perseroan
Sebelumnya, PT Widodo Makmur Unggas Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham WMUU. WMUU resmi tercatat di papan utama dan menjadi perusahaan tercatat keenam pada 2021 dengan kode saham WMUU.
"Langkah ini menjadi pintu gerbang menuju pasar yang lebih dinamis. Kendati kondisi pasar saham masih menantang di tengah pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Ali Mas’adi, Selasa (2/2/2021).
Perseroan menetapkan harga saham WMUU Rp 180 per lembar saham. Proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5 persen dan ritel 30,5 persen.
Seiring dengan market yang didominasi oleh pemain ritel, saat ini diperlukan alokasi ritel yang mencukupi dan juga untuk menjaga likuiditas di pasar sekunder (secondary market). Sebab, saham WMUU mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 4 kali selama masa penawaran umum.
Perseroan berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder menjadi lebih baik. Hal ini ditempuh dengan menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float, dari 35 persen menjadi 15 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Emiten yang bergerak di sektor perunggasan (poultry) ini, berencana menerbitkan instrumen surat utang atau obligasi korporasi di akhir tahun untuk mendukung upaya Perseroan melebarkan sayap bisnis.
“PT Widodo Makmur Unggas Tbk memiliki tujuan untuk menjadi pemasok produk pangan berbasis protein hewani terbesar di Asia Tenggara,” kata Ali Mas’adi.
Advertisement