Samudera Indonesia Lanjutkan Rencana Stock Split

PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) akan memakai laporan keuangan terbaru untuk gelar stock split atau pemecahan nilai nominal saham.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Agu 2022, 22:17 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2022, 22:17 WIB
Paparan publik PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), Senin (1/8/2022). (Foto: tangkapan layar/ Pipit I.R)
Paparan publik PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), Senin (1/8/2022). (Foto: tangkapan layar/ Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) akan melanjutkan rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:10. Semula, Samudera Indonesia berencana menggelar RUPSLB untuk meminta persetujuan rencana stock split pada 29 Juni 2022, tetapi ditunda sampai batas waktu yang belum diketahui.

"Update terakhir adalah kami diminta untuk melakukan valuasi berdasarkan laporan keuangan audited terakhir. Sehingga ini yang memang membutuhkan waktu," kata Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk, Bani Maulana Mulia dalam paparan kinerja perseroan, Senin (1/8/2022).

Dia menuturkan, jika menggunakan laporan keuangan per Desember 2021, tenggat waktunya sudah lewat enam bulan. Sehingga perseroan akan menggunakan laporan keuangan teranyar per Juni 2022. Sehingga diperlukan waktu untuk menelaah laporan tersebut.

"Oleh sebab itu proses stock split ini tentu masih membutuhkan sedikit waktu untuk kita bisa memenuhi semua persyaratan bursa dan OJK untuk bisa melakukan eksekusi stock split nantinya," imbuh Bani.

Sebelumnya, perseroan menyampaikan pemecahan nilai nominal saham diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham dan menjadikan harga saham lebih terjangkau bagi investor ritel. Sebagai acuan, perseroan merujuk pada aksi serupa yang digelar 2017 dengan rasio 1:20.

Saat itu, volume perdagangan harian perseroan meningkat rata-rata 2 juta transaksi saham per hari menjadi 6 juta transaksi saham per hari. Harga saham perseroan juga berhasil naik 26 persen per akhir 2017 sejak pemecahan saham yang efektif pada Agustus 2017.

Selain stock split, perseroan juga membuka kemungkinan untuk melakukan aksi lain seperti pembelian kembali saham atau buyback jika diperlukan. Namun, rencana itu belum menjadi fokus perseroan dalam waktu dekat.

"Sampai hari ini kami belum ada rencana untuk melakukan buyback saham. Justru kami sangat senang dengan porsi saat ini, dengan tingkat floating dari pemegang saham publik saat ini. Kami tidak menutup kemungkinan di masa depan untuk mempertimbangkan apabila itu memang akan menjadi hal yang baik,” ujar dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Target Pendapatan 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menargetkan pendapatan hingga akhir tahun bisa mencapai USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,86 triliun (asumsi kurs Rp 14.860 per dolar AS).

Keyakinan itu merujuk pada kinerja perseroan pada paruh pertama 2022 yang mampu mengantongi pendapatan senilai USD 551,2 juta, naik 101 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk, Bani Maulana Mulia mengatakan, dengan asumsi aktivitas perdagangan yang dilayani Samudera Indonesia sama dengan semester I, pendapatan yang diperoleh sudah lebih dari USD 1 miliar.

"Tren perdagangan yang kami layani selama ini, di semester kedua biasanya lebih tinggi dibandingkan semester pertama. Sehingga kalau saja Kita juga membukukan revenue yang sama dengan semester I, maka USD 1 miliar sangat realistis bisa dicapai,” kata Bani dalam paparan kinerja perseroan, Senin, 1 Agustus 2022.

Diakui Bani, perseroan sempat terdampak kebijakan larangan ekspor sejumlah komoditas beberapa waktu lalu. Namun, mengingat wilayah operasional perseroan tidak hanya di dalam negeri, dampak tersebut masih bisa diatasi. Terbukti dari pendapatan yang tetap mencatatkan pertumbuhan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tangkap Peluang

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Pada saat bersamaan, juga terjadi ketegangan geopolitik Rusia—Ukraina yang menyebabkan gangguan logistik dan ketersediaan komoditas global. Mulanya, hal ini dinilai jadi hambatan bagi perseroan. Nyatanya, perseroan bisa menangkap peluang dari situasi yang terjadi.

"Kadang ada perkembangan global yang awalnya adalah risiko tapi jadi peluang. Contoh, wilayah konflik yang selain memang ada risiko operasional tapi tumbuh peluang bisnis yang bisa kami ambil alih,” imbuh Bani.

Pada penutupan perdagangan saham Senin, 1 Agustus 2022, saham SMDR melonjak 13,13 persen ke posisi Rp 2.930 per saham.

Saham SMDR dibuka stagnan Rp 2.590 per saham. Saham SMDR berada di level tertinggi Rp 2.980 dan terendah Rp 2.590 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.900 kali dengan volume perdagangan 405.251 saham. Nilai transaksi Rp 115,5 miliar.

Dirut Samudera Indonesia Beli 46.900 Saham SMDR

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) Bani Maulana Mulia sebanyak 46.900 lembar saham SMDR di kisaran harga Rp 1.815 - Rp 1.895.

Hal tersebut disampaikan disampaikan oleh Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan Samudera Indonesia Farida Helianti Sastrosatomo melalui keterbukaan informasinya ke regulator Pasar Modal Indonesia, Bursa Efek Indonesia, BEI, dikutip Selasa, 3 Mei 2022.

Pembelian saham tersebut dilakukan pada Kamis, 28 April 2022. Hal tersebut disampaikan dalam laporan itu. Sebelum pembelian saham ini, Bani Maulana Mulia memiliki sebanyak 5.555.300 saham (0,16 persen dari total saham SDMR).

Setelah pembelian saham tersebut, kepemilikan saham Bani Maulana Mulia bertambah menjadi sebanyak 5.602.200 saham (0,17 persen).

Bani Maulana Mulia membeli saham sebanyak tiga kali, yaitu sebanyak 20.000 lembar saham, kemudian 23.500 lembar saham dan terakhir 3.400 lembar saham.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya