Saham DILD Menguat 2 Persen Usai Lo Kheng Hong Genggam

Saham DILD menguat 2 persen ke posisi Rp 204 per saham pada sesi pertama, Selasa, 16 Agustus 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 16 Agu 2022, 16:01 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2022, 12:53 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Intiland Development Tbk (DILD) berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi pertama Selasa (16/8/2022). Penguatan saham DILD itu terjadi seiring kabar investor Lo Kheng Hong genggam 6,28 persen saham DILD.

Mengutip data RTI, saham DILD menguat 2 persen ke posisi Rp 204 per saham pada sesi pertama. Saham DILD dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 210 per saham. Saham DILD berada di level tertinggi Rp 226 dan terendah Rp 202 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 17.351 kali dengan volume perdagangan 3.222.268 saham. Nilai transaksi Rp 69,2 miliar.

Saham DILD bertahan di zona hijau hingga sesi pertama di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang positif. IHSG naik 0,15 persen ke posisi 7.103,58. Indeks LQ45 bertambah 0,35 persen ke posisi 1.009,34. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau dan melemah. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.147,97 dan terendah 7.096,89.

Saham DILD melanjutkan penguatan dari perdagangan saham Senin 15 Agustus 2022. Saham DILD melonjak 5,82 persen ke posisi Rp 200 per saham pada Senin, 15 Agustus 2022. Saham DILD berada di level tertinggi Rp 208 dan terendah Rp 189 per saham.

Pada pekan lalu tepatnya 8-12 Agustus 2022, saham DILD melambung 27,70 persen ke posisi Rp 189 per saham. Saham DILD berada di level tertinggi Rp 204 dan terendah Rp 147 per saham. Total volume perdagangan 1.421.428.823 saham. Nilai transaksi Rp 263,8 miliar. Total frekuensi perdagangan 10.981 kali.

Sepanjang 2022, saham DILD melesat 28,21 persen ke posisi Rp 200 per saham. Saham DILD berada di level tertinggi Rp 208 dan terendah Rp 138 per saham. Total volume perdagangan 6.070.081.918 saham. Nilai transaksi Rp 1,1 triliun. Total frekuensi perdagangan 42.412 kali.

Saham DILD bertahan di zona hijau seiring investor yang juga dijuluki Warren Buffett Indonesia Lo Kheng Hong memiliki saham DILD. Berdasarkan data KSEI di atas kepemilikan 5 persen per 12 Agustus 2022, Lo Kheng Hong memiliki 651.416.700 saham DILD atau setara 6,28 persen.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kinerja Kuartal I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Intiland Development Tbk (DILD) menyampaikan kinerja sepanjang tiga bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan usaha Rp 562,5 miliar. Naik 2,15 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 550,6 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan dan beban langsung tercatat naik menjadi Rp 352,3 miliar di kuartal I 2022 dari sebelumnya Rp 293,5 miliar pada kuartal I 2021. Sehingga laba kotor Intiland Development turun menjadi Rp 210,1 miliar dari kuartal I 2021 sebesar Rp 257,1 miliar.

Sepanjang 2021, [Intiland Development](saham "")menciptakan beban usaha Rp 79,3 miliar. Sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 130,8 miliar, turun dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp 173,3 miliar. Pada periode yang sama, beban lain-lain tercatat sebesar Rp 207,8 miliar. Naik dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp 150,8 miliar.

Ekuitas pada rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama tercatat sebesar Rp 2,6 miliar. Berbanding terbalik dari posisi kuartal I 2021 yang masih positif Rp 678,6 juta.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Selanjutnya

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan Rp 99,7 miliar. Berbanding terbalik dari posisi kuartal I 2021 yang catatkan laba Rp 747,3 juta.

Sementara rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 72,7 miliar. Kinerja itu berbanding terbalik dari posisi kuartal I 2021 dengan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,2 miliar.

Aset perseroan sampai dengan April 2022 tercatat sebesar Rp 16,6 triliun, naik tipis dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 16,5 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 6,8 triliun dan aset tidak lancar Rp 9,7 triliun.

Liabilitas sampai dengan Maret 2022 tercatat sebesar Rp 10,6 triliun, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 10,5 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 6,7 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 3,9 triliun. Sementara ekuitas hingga Maret 2022 turun menjadi Rp 5,9 triliun dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 6 triliun.

Intiland Optimistis Insentif Pemerintah Topang Sektor Properti

Ilustrasi perusahaan intiland
Ilustrasi perusahaan intiland (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya, Pemerintah kembali memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro mulai Selasa, 22 Juni hingga 5 Juli2021. Kebijakan ini diperkirakan berdampak terhadap emiten properti. 

Namun, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk (DILD), Archied Noto Pradono mengatakan dampak dari pengetatan PPKM akan berlangsung sementara. Hal itu mengingat telah digulirkannya vaksinasi COVID-19 yang kian masif. Sehingga Perseroan optimistis kinerjanya tidak akan terpukul dalam.

"Kami pikir ini sementara. Beberapa minggu ke depan kita optimis (akan membaik),” kata dia dalam paparan publik, selasa (22/6/2021).

Di sisi lain, Archied menilai insentif kebijakan yang digelontorkan pemerintah memberikan dampak yang sangat baik bagi sektor properti.

Stimulus tersebut bukan hanya berpengaruh terhadap penjualan produk- produk properti yang nilainya masuk ke dalam kriteria insentif, tetapi juga berimbas kepada produk-produk properti lainya.

Kebijakan tersebut dinilai mampu memberikan efek psikologis kepada masyarakat dengan menumbuhkan kembali keyakinan untuk pembelian properti.

"Saat ini adalah momentum terbaik bagi konsumen dan investor untuk pembelian properti. Pasar properti dalam tren positif seiring meningkatnya permintaan masyarakat dan adanya insentif kebijakan pemerintah,” kata Archied.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya