Beli Saham BSDE, Paraga Artamida Rogoh Rp 16,73 Miliar

Paraga Artamida membeli 18.057.200 lembar saham BSDE pada 8 September 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Sep 2022, 23:54 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2022, 23:54 WIB
Sinar Mas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk. memulai misi pembangunan TOD di BSD City
Sinar Mas Land melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk. memulai misi pembangunan TOD di BSD City (dok: Sinar Mas Land)

Liputan6.com, Jakarta - PT Paraga Artamida kembali menambah kepemilikannya atas saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Paraga Artamida membeli 18.057.200 lembar saham BSDE dengan harga pembelian saham Rp 926,63 per saham. Dengan demikian, total transaksi pembelian saham BSDE mencapai Rp 16,73 miliar.

"Transaksi berlangsung pada 8 September 2022. Tujuan transaksi adalah untuk investasi, dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Direktur PT Paraga Artamida, Hermawan Wijaya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (13/9/2022).

Setelah melakukan transaksi tersebut, saat ini Paraga Artamida menggenggam 7.221.648.064 lembar saham BSDE atau setara 34,11 persen, dari sebelumnya 7.203.590.864 lembar atau 34,03 persen.

Sebelumnya, PT Paraga Artamida kembali menambah kepemilikannya atas saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Teranyar, Paraga membeli 35.238.800 lembar saham BSDE dengan harga rata-rata pembelian saham Rp 935,10 per saham. Dengan demikian, total transaksi mencapai Rp 32,95 miliar.

"Transaksi berlangsung pada 22—31 Agustus 2022. Tujuan transaksi adalah untuk investasi, dengan status kepemilikan saham langsung,” ungkap Direktur PT Paraga Artamida, Hermawan Wijaya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (2/9/2022).

Usai transaksi, Paraga Artamida kini genggam 7.203.590.864 lembar saham BSDE atau setara 34,03 persen, dari sebelumnya 7.168.253.064 lembar atau 33,86 persen.

 

Beli Saham

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Paraga Artamida sebelumnya juga menggelar aksi serupa pada 7 Juli 2022. Saat itu, Paraga Artamida membeli 22.886.300 lembar saham BSDE dengan harga pembelian rata-rata Rp 889,82 per lembarnya. Sehingga total transaksi senilai Rp 20,36 miliar.

Saat itu, kepemilikan Paraga Artamida atas saham BSDE bertamah menjadi 7.168.352.064 lembar saham BSDE atau setara 33,86 persen, dari sebelumnya sebanyak 7.145.465.764 lembar atau 33,75 persen.

Pada perdagangan, Jumat 2 September 2022, saham BSDE terpantau berada di zona hijau. Saat berita ini ditulis, saham Bumi Serpong Damainaik 5 poin atau 0,54 persen ke posisi 930. BSDE dibuka pada posisi 930 dan bergerak pada rentang 925—940.

 

Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi pendapatan usaha senilai Rp 3,84 triliun. Pendapatan itu naik 17,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,25 triliun.

Segmen utama Bumi Serpong Damai yakni segmen penjualan tanah, bangunan dan strata title membukukan pencapaian sebesar Rp 2,89 triliun. Dengan demikian segmen tersebut memberikan kontribusi sebesar 75,34 persen terhadap total pendapatan usaha.

Kontributor terbesar kedua adalah segmen sewa sebesar Rp 457,79 miliar. Tumbuh 25,31 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar Rp 365,32 miliar. Segmen ini berkontribusi sebesar 11,94 persen atas total pendapatan usaha.

Selanjutnya, segmen pengelolaan gedung tercatat sekitar Rp 169,93 miliar. Angka tersebut setara kontribusi sebesar 4,43 persen terhadap total pendapatan usaha. Kinerja segmen tersebut tumbuh 17,02 persen.

Adapun pendapatan lainnya sebesar Rp 318,23 miliar dikontribusikan oleh segmen lain-lain. Secara total angka ini tumbuh 100,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 158,83 miliar.

Sejalan dengan kenaikan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 1,46 triliun dari Rp 1,07 triliun pada Juni 2022. Meski begitu, perseroan mampu mencatatkan laba kotor senilai Rp 2,37 triliun, naik 8,4 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 2,2 triliun.

Pada semester I 2022, perseroan mencatatkan penghasilan lain-lain berupa pendapatan bunga dan investasi sebesar Rp 177,68 miliar, keuntungan selisih kurs mata uang asing Rp 106,01 triliun, dan keuntungan dari perubahan nilai wajar melalui laba rugi sebesar Rp 22,07 miliar.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,3 miliar, dampak penghapusan aset hak guna Rp 1,55 miliar, dampak pendiskontoan aset dan liabilitas keuangan Rp 329,08 juta, keuntungan penjualan aset tetap Rp 116,46 juta, dan beban lain-lain Rp 38,08 juta. Sementara beban lain-lain tercatat sebesar Rp 843,67 miliar.

 

Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Perseroan juga mencatatkan ekuitas pada rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 13,77 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak, perseroan berhasil mengantongi laba periode berjalan sebesar Rp 509,03 miliar. Raihan itu turun 31,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 746,96 miliar.

Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 463,64 miliar. Turun 31,82 persen pada semester I tahun lalu sebesar Rp 680 miliar. Sehingga laba per saham menjadi Rp 22,17 dari sebelumnya Rp 32,52.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 63,69 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 61,47 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 30,38 triliun dan aset tidak lancar Rp 33,31 triliun.

Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 27,59 triliun, naik dibandingkan Rp 25,58 triliun pada akhir Desember 2022. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 11,64 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 15,95 triliun.

Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 tercatat naik menjadi Rp 36,1 triliun dari Rp 35,89 triliun per akhir Desember 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya