Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada Selasa (11/10/2022), seiring investor mempertimbangkan dampak kebijakan moneter dan ketidakpastian ekonomi.
Sedangkan, bursa Jepang dan Korea Selatan melanjutkan perdagangan setelah libur pada Senin. Indeks Nikkei 225 turun sekitar 2 persen dan Topix kehilangan 1,4 persen. Di Korea Selatan, Kospi turun 2,26 persen dan Kosdaq turun 3 persen.
Baca Juga
Bursa Taiwan dan Malaysia juga kembali diperdagangkan pada Selasa. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 0,15 persen lebih tinggi. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,36 persen.
Advertisement
"Ekuitas terus dijual karena dampak kebijakan moneter yang lebih ketat menakuti investor," tulis analis ANZ Research dalam sebuah catatan, dikutip dari CNBC, Selasa (11/10/2022).
Semalam di Wall Street, Nasdaq Composite ditutup pada level terendah sejak Juli 2020, turun 1,04 persen pada 10.542,10, terseret lebih rendah oleh penurunan saham semikonduktor.
S&P 500 juga tergelincir 0,75 persen menjadi 3.612,39, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 93,91 poin, atau 0,32 persen, menjadi ditutup pada 29.202,88.
Selain itu, beberapa bank wall street telah mulai membuat skenario untuk membeli teknologi lagi, menyebutkan sektor-sektor tertentu yang menjadi tempat bullish mereka.
Citi dan Morgan Stanley keduanya mengatakan telah meningkatkan teknologi menjadi overweight.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 10 Oktober 2022
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melemah pada Senin, 10 Oktober 2022. Indeks Hang Seng pimpin koreksi. Saham perusahaan chip China merosot imbas peraturan baru ekspor dari Amerika Serikat.
Saham produsen chip terbesar Semiconductor Manufacturing International Corporation susut 5,23 persen. Saham Hua Hong Semiconductor terpangkas lebih dari 10 persen, dan saham Shanghai Fudan Microelectronics Company tenggelam 24,6 persen pada perdagangan Senin pagi ini.
Indeks Hang Seng merosot 2,78 persen, dan indeks Hang Seng teknologi turun 3,8 persen. Saham Meituan HIS heavyweight terpangkas 6,42 persen.
Di bursa saham China, indeks Shanghai terperosok 1,66 persen ke posisi 2.974,15. Indeks Shenzhen melemah 2,38 persen ke posisi 10.522,12. Indeks CSI 300 tergelincir 2,2 persen ke posisi 3.720,94.
Indeks ASX 200 merosot 1,4 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang terpangkas 1,65 persen. Sedangkan bursa saham Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia libur.
Advertisement
Penutupan Wall Street 10 Oktober 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Senin, 10 Oktober 2022. Wall street tertekan dengan indeks Nasdaq tersungkur ke level terendah dalam dua tahun seiring saham teknologi paling terpukul karena lonjakan suku bunga.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq anjlok 1,04 persen ke posisi 10.542,10 dan sentuh level terendah sejak Juli 2020. Koreksi indeks Nasdaq seiring saham semikonduktor antara lain Nvidia dan AMD yang tertekan.Indeks S&P 500 turun 0,75 persen menjadi 3.612,39 terseret oleh sektor saham teknologi seperti Microsoft. Sedangkan indeks Dow Jones terpangkas 93,91 poin atau 0,32 persen ke posisi 29.202,88. Adapun koreksi indeks Nasdaq pada 2022 lebih besar sekitar 32 persen setelah penurunan awal pekan ini. Indeks S&P 500 terpangkas 24 persen pada 2022.
Penurunan terjadi ketika CEO JPMorgan Jamie Dimon memperingatkan Amerika Serikat mungkin akan merosot ke dalam resesi pada 2023, dan itu mungkin bukan hanya kontraksi ekonomi ringan seperti yang diproyeksikan sejumlah ekonom.
Perubahan kebijakan membebani saham semikonduktor setelah pemerintahan AS yang dipimpin Joe Biden mengumumkan kontrol ekspor baru yang membatasi perusahaan AS yang menjual semikonduktor komputasi canggih dan peralatan manufaktur ke China.
Saham teknologi juga terpukul paling keras karena aksi jual ini seiring kenaikan suku bunga mengekspos valuasi yang relatif tinggi dan meningkatkan biaya modalnya.
Investor Hati-Hati
Sementara itu, pasar obligasi tutup. Namun, pada perdagangan berjangka, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun lebih rendah pada perdagangan Senin pekan ini. Imbal hasil bergerak berbanding terbalik dengan harga. Di sisi lain, harga treasury berjangka 10 tahun lebih rendah sekitar 0,6 persen. Volume perdagangan juga lebih rendah seiring hari libur Columbus.
“Ada banyak pelaku pasar yang benar-benar menentukan apa yang dilakukan imbal hasil treasury, dan ketika mereka tidak terbuka, sulit untuk memiliki volume itu di pasar,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan dikutip dari CNBC, Selasa (11/10/2022).
Investor juga berhati-hati menjelang laporan laba dan inflasi utama pekan ini yang akan menjelaskan ekonomi AS.Empat bank besar AS antara lain JPMorgan, Wells Fargo, Morgan Stanley, dan Citi akan rilis laporan pada Jumat pekan ini. Sementara itu, PepsiCo, Delta dan Domino’s akan melaporkan kinerja pekan depan.
Sementara itu, data indeks harga produsen September rilis pada Rabu pekan ini, sedangkan laporan harga konsumen dijadwalkan pada Kamis pekan ini.
Advertisement