Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil PT Astra International Tbk (ASII) terus meningkat hingga akhir kuartal III 2022. PT Astra International Tbk mencatat penjualan mobil naik 20 persen.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), perseroan mencatatkan penjualan mobil 413.464 unit selama periode Januari—September 2022. Raihan ini naik dibanding 343.837 unit pada periode sama tahun lalu.
Baca Juga
"Penjualan mobil Astra hingga September 2022 mencapai 414 ribu unit atau meningkat sebesar 20 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Kinerja penjualan mobil Astra pada September 2022 juga menunjukkan peningkatan sebesar 12 secara bulanan,” kata Head of Corporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/10/2022).
Advertisement
Penjualan Astra pada September saja tercatat sebanyak 56.022 unit. Penjualan itu naik 3,12 persen dibandingkan September 2021 sebanyak 54.328 unit. Penjualan Astra pada September 2022 didominasi oleh Toyota dan Lexus sebanyak 33.530 unit. Disusul Daihatsu 18.781 unit. Lalu Isuzu 3.450 unit, UD Trucks 2211 unit, serta Peugeot 40 unit.
Penjualan produk Astra LGCG secara akumulatif untuk periode Januari—September tercatat sebanyak 97.005 unit. Naik dari 85.111 unit terjual pada periode yang sama tahun lalu. Sementara penjualan produk Astra LCGC pada September 2022 saja tercatat sebanyak 13.643 unit. Naik 1,07 persen dibandingkan September 2021 sebanyak 13.499 unit.
Secara keseluruhan, Gaikindo mencatat total penjualan mobil domestik periode Januari—September 2022 sebanyak 758.216 unit, naik 20,82 persen dibanding 627.537 unit pada periode yang sama tahun lalu.
“Daya beli masyarakat yang cukup baik turut menopang pertumbuhan volume penjualan mobil hingga kuartal ketiga 2022 ini,” imbuh Boy.
Total penjualan mobil domestik pada September saja mencapai 99.986 unit. Naik 18,87 persen dibandingkan posisi September 2021 sebanyak 84.113 unit. Adapun market share Astra terhadap penjualan domestik per September 2022 tercatat sebesar 56 persen.
Sementara untuk total penjualan LCGC pada September 2022 yakni 18.469 unit, naik 32.14 persen dibandingkan September 2021 sebanyak 13.977 unit. Market share Astra pada total penjualan LCGC ini mencapai 74 persen.
Astra International Serap Belanja Modal Rp 7,6 Triliun pada Semester I 2022
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) secara konsolidasi Rp 7,6 triliun pada semester I 2022.
Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menuturkan, pihaknya menganggarkan belanja modal sekitar Rp 25 triliun-Rp 26 triliun pada 2022.
"Kalau kita lihat realisasi capex secara konsolidasi Rp 7,6 triliun dan sebagian besar capex ini terjadi di bisnis unit pertambangan di UT dan Pama, kemudian di transportasi logistik tentunya di dalamnya investasi di Heal itu tickers Hermina dan investasi digital,” kata Djony dalam Public Expose Astra International, Kamis (22/9/2022).
Sementara itu, pendapatan Astra pada semester I 2022 ditopang oleh divisi alat berat dan pertambangan. Hal itu terjadi dikarenakan harga komoditas yang tinggi.
“Kontribusi terbesar tahun ini divisi alat berat dan pertambangan, mengingat harga komoditas yang tinggi. Tapi sektor per sektor tumbuh sejalan dengan ekspektasi kami. Tapi dengan harga komoditas yang tinggi unit bisnis alat berat dan pertambangan menonjol, kontribusi 42 persen dari total pendapatan ASII hampir Rp 144 triliun,” kata Djony.
Adapun, bisnis baru Astra yang sudah memberikan kontribusi cukup signifikan. Namun, ada beberapa bisnis baru yang belum bisa memberikan dampak yang signifikan.
"Kami melihat beberapa bisnis baru seperti di infrastruktur secara konsisten sudah menunjukkan satu hasil yang baik yang bisa memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Beberapa bisnis baru yang kami cukup agresif dua tahun terakhir tapi belum bisa kasih impact yang signifikan,” ujar dia.
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatat kinerja keuangan positif selama enam bulan pertama 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan.
PT Astra International Tbk meraup pendapatan bersih Rp 143,69 triliun hingga Juni 2022. Pendapatan tersebut tumbuh 34 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 107,39 triliun. Pertumbuhan pendapatan itu didukung dari laba bersih perseroan. Astra International mencatat laba bersih Rp 18,17 triliun pada semester I 2022.Laba tersebut tumbuh 106 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,83 triliun.
Adapun laba tersebut termasuk keuntungan nilai wajar atas investasi pada GoTo. Perseroan menyatakan, jika tidak memperhitungkan keuntungan yang belum direalisasikan tersebut, laba bersih grup naik 64 persen menjadi Rp 14,5 triliun. Hal itu mencerminkan kinerja kuat dari hampir semua divisi bisnis terutama divisi alat berat dan pertambangan, otomotif dan jasa keuangan.
Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2022 sebesar Rp 4.541, naik 7 persen dibandingkan pada 31 Desember 2021. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 33,6 triliun pada 30 Juni 2022 dibandingkan Rp 30,7 triliun pada akhir 2021.
Selanjutnya
Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 33,6 triliun pada 30 Juni 2022, dibandingkan Rp 30,7 triliun pada akhir 2021. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 35,9 triliun pada 30 Juni 2022 dibandingkan Rp 39,2 triliun pada akhir 2021.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondoro menuturkan, pada semester I 2022, grup Astra mencatatkan kinerja yang baik pada hampir semua divisi bisnis, didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya harga komoditas secara signifikan.
“Kinerja grup untuk sisa tahun ini diperkirakan tetap kuat, meskipun grup diperkirakan masih akan menghadapi situasi yang belum stabil dan diliput ketidakpastian,” ujar dia dalam keterangan tertulis.
Kalau dilihat pertumbuhan secara persentase, kontribusi dari infrastruktur dan logistik catat pertumbuhan terbesar. Laba bersih dari segmen operasi infrastruktur dan logistik naik 288 persen menjadi Rp 353 miliar hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 91 miliar.
Hal itu ditopang seiring Astra mempunyai kepemilikan saham di 396 KM ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta. Pendapatan dari bisnis jalan tol meningkat 34 persen, termasuk kontribusi dari ruas tol Pandaan-Malang yang baru diakuisisi.
Advertisement