Agung Podomoro Jual 4.400 Unit Hunian di Kota Podomoro Tenjo

Dari 4.400 unit hunian yang sudah terjual, 70 persen pembelinya merupakan generasi milennial yang berusia sekitar 20-30 tahun.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 15 Okt 2022, 16:25 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2022, 16:25 WIB
Properti Agung Podomoro Land
Marketing Director PT Agung Podomoro Land Tbk. Agung Wirajaya (kiri) dan Presiden Direktur PT Era Indonesia Darmadi Darmawangsa (kanan) berbincang setelah acara webinar Agung Podomoro 53 Tahun Berinovasi: Properti Pulih Lebih Cepat, Daya Beli Bangkit Lebih Kuat pada Rabu (7/9).

Liputan6.com, Bogor - Proyek properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), yakni Kota Podomoro Tenjo berhasil memasarkan 4.400 unit hunian selama dua tahun setelah diluncurkan.

General Manager Marketing Kota Podomoro Tenjo Yoga Gunawan menuturkan, pihaknya memasarkan 4.400 unit hunian baik segmen deluxe maupun premium.

"4.400 (hunian) itu kita campur untuk deluxe dan premium. Penjualan paling banyak deluxe, memang karena harganya mulai dari 200 jutaan, itu memang segmen marketnya banyak," kata Yoga Gunawan kepada awak media, di Kota Podomoro Tenjo, Sabtu (15/10/2022).

Dia menuturkan, Agung Podomoro membangun cluster deluxe dengan jumlah lebih banyak daripada cluster premium.

"Memang kita bangun cluster deluxe itu jumlahanya dua kali lipat dibanding premium, premium separuhnya," kata dia.

Gunawan juga menambahkan, hunian yang dipasarkan pada Agustus 2020 ini diminati sejumlah masyarakat karena memiliki konsep rumah tumbuh.

"Surprise juga ini pandemi 2020 Agustus kita mulai pasarkan. Ternyata pas di masa pandemi karana konsep rumah tumbuh membuat target market seneng konsep kita mereka butuh ruangan terbuka di belakang memberikan sirkulasi yang baik harga terjangkau," ujar dia.

Dia menambahkan, dari 4.400 unit hunian yang sudah terjual, 70 persen pembelinya merupakan generasi milenial yang berusia sekitar 20-30 tahun.

"Milenial teredukasi ini skalanya kota bukan perumahan, 70 persen generasi milenial kisaran 20-30an usianya, jatuhnya rumah pertama. 70 persen dari yang beli 4.400 end user rata-rata yang beli end user, untuk investor 30 persen," kata dia.

 

 

 

Agung Podomoro Targetkan Stasiun Ekstensi Tigaraksa dan Fly Over Rampung 2023

Pencanangan pembangunan stasiun ekstensi Tigaraksa-Tenjo, Sabtu (15/10/2022) (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Pencanangan pembangunan stasiun ekstensi Tigaraksa-Tenjo, Sabtu (15/10/2022) (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sebelumnya, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menambah konektivitas dalam mengembangkan proyek kota mandiri, Kota Podomoro Tenjo. Saat ini, Agung Podomoro Land tengah membangun stasiun ekstensi Tigaraksa dan Fly Over Tenjo di Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang ditargetkan rampung tahun depan.

Agung Podomoro Land mulai unjuk gigi dengan kawasan Grand Transit Oriented Development (TOD) melalui penambahan dua fasilitas tersebut.

Pembangunan dua fasilitas tersebut dilakukan melalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). KPBU ini merupakan sinergi bersama pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian BUMN lewat PT Kereta Api Indonesia (Persero) serta pihak swasta Agung Podomoro Land pada Sabtu, 15 Oktober 2022.

Direktur Utama Agung Podomoro Land Bacelius Ruru mengatakan, pihaknya menyiapkan lahan seluas 2,2 hektar untuk kawasan Grand TOD ini.

Selain itu, Agung Podomoro juga menyiapkan lahan untuk pengembangan Kota Podomoro Tenjo seluas 650 hektar.

"Proyek ini dimulainya pada groundbreaking sekarang, tapi diperkirakan akan kita selesaikan konstruksinya 1 tahun," kata Bacelius kepada awak media, di Kota Podomoro Tenjo, Sabtu (15/10/2022).

 

Rampung 2023

Pencanangan pembangunan stasiun ekstensi Tigaraksa-Tenjo, Sabtu (15/10/2022) (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Pencanangan pembangunan stasiun ekstensi Tigaraksa-Tenjo, Sabtu (15/10/2022) (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Dengan demikian, stasiun ekstensi Tigaraksa dan Fly Over Tenjo diharapkan rampung pada 2023. Dia menuturkan, Flyover Tenjo dibangun untuk menghubungkan Kota Podomoro Tenjo dengan Stasiun Tigaraksa. Lalu, untuk panjang jembatannya 270 meter dengan tinggi 7 meter.

"Tetapi untuk flyover itu panjangnya 270 meter dari ujung ke ujung dan menghubungkan satu tempat ke tempat lain, sehingga bisa mengurangi kemacetan," kata dia.

Meski demikian, ia belum menjelaskan secara rinci berapa besaran dana yang digunakan untuk kawasan Grand TOD tersebut.

"Berapa biayanya saya kira tidak perlu sebutkan yang penting hasilnya jadi. Pembangunan dan dana dari kita," imbuhnya. 

Fasilitas yang dibangun Agung Podomoro bersama pemerintah ini untuk seluruh masyarakat, bukan hanya penghuni Kota Podomoro Tenjo. 

Skema KPBU

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, visi misi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tengah dijalankan melalui pencanangan pembangunan stasiun ekstensi Tigaraksa dan Fly Over Tenjo di wilayah Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu, 15 Oktober 2022.

"Hari ini visi misi Presiden dijalankan, tiga hal yang merupakan visi misi di jalan dengan baik, yaitu memastikan konektivitas maysarakat dengan baik. Sehingga memudahkan jangkauan aksesibilitas dari rumah sampai ke kota atau tempat kerja," kata Budi Karya dalam konferensi pers, di Kota Podomoro Tenjo, Kabupaten Bogor, Sabtu (15/10/2022)

Budi Karya juga menjelaskan, yang kedua adalah mengupayakan upaya-upaya kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) atau tidak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

"Kedua adalah mengupayakan upaya-upaya KPBU ataupun tidak menggunakan APBN tapi penggunaan dana- dana swasta," kata dia. 

 

Keterbatasan APBN

Kemudian, yang ketiga angkutan massal yang diinisiasikan oleh pemerintah menjadi suatu manfaat bagi masyarakat.

"Ketiga tentu angkutan massal menjadi inisiasis kita yang akhirnya memberikan suatu kemanfaatan bagi lingkungan," ujar dia.

Budi Karya menegaskan, upaya KPBU ini dilakukan pemerintah dengan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) dalam pembangunan stasiun ekstensi Tigaraksa dan fly over Tenjo.

"Suatu keunggulan bahwa Agung Podomoro membangun dua fasilitas masyarakat sekaligus, terutama adalah stasiun (ekstensi) Tigaraksa, kedua adalah flyover. Tentu dana-dana seperti ini dibutuhkan pemerintah di tengah pemerintah menghadapi keterbatasan APBN," ujar dia.

Dia menuturkan, keterbatasan APBN ini karena harus digunakan untuk kegiatan sosial lainnya.

"Keterbatasan APBN karena harus mengcover kegiatan-kegiatan sosial masyarakat yang lain. Yang lain adalah angkutan massal, kita tahu kalau kita menggunakan mobil pribadi mungkin 2 jam gak bisa sampai, tapi saya coba dari palmerah kesini tidak lebih dari 40 menit," kata Budi.

Ajak Masyarakat Pakai Transportasi Massal

Dengan demikian, Budi Karya mengajak masyarakat untuk menggunakan angkutan massal. Hal itu dilakukan agar lingkungan tambah bersih, tidak macet dan lebih hemat.

"Oleh karena itu marilah kita gunakan angkutan massal, tidak terbatas pada kereta yang ada di tenjo ke Jakarta, tetapi kita sudah menyediakan banyak angkutan massal, ada KRL, MRT, bus karena diyakini dengan upaya pembangunan angkutan massal maka lingkungan kita tambah bersih, tidak kena macet dan lebih hemat," imbuhnya.

Masih dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Agung Podomoro Land Bacelius Ruru mengatakan, pihaknya melakukan pembangunan stasiun ekstensi Tigaraksa dan fly over Tenjo untuk kepentingan publik.

"Pembangunan dan dana dari kita (APLN), lahan ada tentunya dari KAI, tapi kita jadi partner dalam rangka KPBU yang disebutkan pak menteri tadi, di mana fasilitas dana bukan dari APBN tapi dari Agung Podomoro Land dalam hal ini. Kita yang membangun dan didedikasikan untuk kepentingan publik, kata Bacelius.

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya