Strategi Maharaksa Biru Energi Kejar Target 2023

PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) dan anak usaha berencana untuk membangun, mengelola dan mengolah sampah menjadi energi listrik di sejumlah wilayah di Indonesia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Okt 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2022, 09:00 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) optimistis kinerja pada 2023 meningkat. Hal tersebut karena perseroan memiliki strategi bisnis industri hijau yang sesuai dengan program utama pemerintah maupun global.

Direktur Utama Maharaksa Biru Energi Bobby Gafur Umar optimistis kinerja perseroan akan meningkat pada 2023.

“Pastinya banyak banget, orang dari kosong ini dulu perusahaan cuma Rp 3 miliar, 2023 sangat optimis ya karena dorongan anginnya dari belakang,” kata Bobby kepada Liputan6.com, Jumat, 21 Oktober 2022.

Meski demikian, Maharaksa Biru Energi melihat saat ini banyak tantangan global, antara lain resesi, inflasi dan kenaikan suku bunga. Jadi, perseroan berhati-hati dalam mengambil langkah dan melihat bisnis mana yang akan terus bertahan di saat kondisi tersebut.

Menurut Bobby, bisnis industri hijau untuk saat ini akan terus berjalan karena menjadi program utama pemerintah maupun global.

“Begini, kalau lihat global memang ini menakutkan kenapa? Ada resesi global, inflasi global, suku bunga naik begitu ya. Jadi, ini harus kita hati-hati tetapi di satu sisi bisnis mana yang akan jalan terus, yaitu bisnis yang sekarang jadi program utama pemerintah maupun global, yaitu shifting global menuju green,” kata Bobby.

Dia juga menjelaskan, untuk saat ini banyak pendanaan hijau bagi perusahaan yang menggeluti industri hijau. Bahkan, pada tahun lalu obligasi hijau mencapai USD 500 miliar dan pada 2025 diprediksi menjadi USD 5 triliun.

 

Transformasi Perseroan

Pembukaan-Saham
Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

“Di dunia pun kalau sekarang nanya membangun pembangkit listrik batu bara ada bank yg mau membiayai ada? Tidak ada. Kalau green power plant udah pasti banyak yang namanya green fund, tahun lalu saja obligasi green ini USD 500 miliar, 2025 prediksinya USD  5 triliun,  jadi dana green fund banyak sekali,” imbuhnya. 

Sementara itu, OASA juga melanjutkan langkah  transformasinya menjadi entitas bisnis energi terbarukan (EBT). Sejumlah  langkah bisnis yang lebih agresif, telah disiapkan. Melalui anak usahanya, PT  Indoplas Makmur Lestari dan PT Indoplas Karya Energi, OASA siap menjadi  perusahaan EBT pelopor dalam membangun, mengolah, dan mengelola  sampah serta limbah menjadi energi listrik yang bermanfaat. 

“Beberapa bulan lalu, kami telah menegaskan komitmen serta keseriusan  kami menjadi perusahaan EBT. Semakin nyata sekarang, bahwa EBT telah  menjadi sebuah keniscayaan. EBT adalah masa depan. EBT kini sudah  menjadi suatu keharusan, bukan lagi hanya sekadar pilihan,” kata Bobby.

Kembangkan EBT

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan demikian, PT Maharasa Biru Energi Tbk  tanpa ragu memantapkan rencana pengembangan usaha EBT nya. OASA  dan anak-anak usahanya berencana untuk membangun, mengelola dan mengolah sampah menjadi energi listrik di sejumlah wilayah di Indonesia. 

“Sebagian wilayah Jakarta di bagian Barat sudah kami garap. Nantinya akan  ke wilayah-wilayah lain. Kami ingin membantu pemerintah untuk  menciptakan kebersihan, mengolah jutaan ton sampah serta limbah menjadi  energi yang lebih bermanfaat,” kata dia.

Langkah tersebut dikatakan sebagai wujud nyata dari transformasi OASA menjadi environmental  technology group of companies. Ke depan, dalam peta jalan yang sudah disusun, perseroan akan  dikembangkan sebagai perusahaan EBT berskala besar. 

“Kami akan  mengubah sampah menjadi energi yang bermanfaat. Kami percaya, green  technology akan menyelesaikan masalah besar keterbatasan akses energi,  sekaligus memberikan economic opportunity terbesar pada abad 21. Kami  percaya, bisnis ini akan menyelesaikan masalah besar, memiliki profitability yang besar juga. Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia juga sedang  shifting menjadi perusahaan yang lebih green dan harus sustainable,” ujar  Bobby. 

 

 

Sasar Proyek Infrastruktur Hijau

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bobby menjelaskan, ke depan nanti perseroan ditargetkan akan menjadi  perusahaan yang tidak hanya menjalankan bisnis seperti biasa tetapi akan membuka value dengan membuat terobosan dalam  hal bisnis yang berkaitan dengan lingkungan. Bisnis yang akan digeluti  antara lain, pengolahan dan pengelolaan sampah, biomassa, sekaligus  menjalankan peran sebagai kontraktor untuk proyek energi ramah  lingkungan. 

"PT Maharaksa Biru Energi Tbk akan  menjalankan beberapa sektor bisnis, mulai dari biokimia, energi,  pengolahan limbah dan sampah, hingga teknologi. Semuanya kami yakini  sebagai bidang usaha yang akan mendatangkan manfaat dan keuntungan  besar, tidak hanya buat kami sebagai entitas bisnis yang menjalankannya,  tapi juga buat semua stakeholders kami, termasuk masyarakat luas. Bisnis  kami akan menjadi solusi masalah lingkungan,” kata Bobby. 

Menurut Bobby, perseroan akan menyasar beberapa proyek infrastruktur hijau di seluruh Indonesia. Bahkan, ada kontrak-kontrak dalam beberapa bulan ke depan yang sudah akan jalan. OASA akan melakukan terobosan-terobosan yang memanfaatkan dana puluhan triliun pendanaan hijau dari Eropa untuk  infrastruktur hijau. 

“Sudah ada beberapa project yang masuk dalam rencana  bisnis perseroan. Kami akan serius menekuni industri hijau yang beromset  triliunan rupiah,” kata Bobby. 

Tak hanya itu, saat ini PT IML dan PT IKE kini telah  dilengkapi dengan amunisi yang lebih mumpuni untuk menggarap  sejumlah proyek pengembangan EBT.

Melalui anak usaha tersebut, perseroan  memiliki strategi bisnis baru yang akan menjalankan blue print dengan ruang  lingkup usaha yang disesuaikan dan diperluas ke arah EBT, industri hijau,  industri bio-chemicals, digital, information technology, industri biomassa,  dengan mengedepankan perhatian pada aspek environment, social and  governance (ESG). 

"Kami melihat PT Maharaksa Biru Energi Tbk menjadi  perusahaan yang memiliki potensi tumbuh yang sangat besar pada tahun  2030,” imbuhnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya