Pasar Asia Jatuh Dipicu Inflasi Jepang Gapai Level Tertinggi Lebih dari 40 Tahun

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 348,99 poin atau 1,05 persen ke posisi 33.027,49.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Des 2022, 09:39 WIB
Diterbitkan 23 Des 2022, 07:45 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia-Pasifik diperdagangkan lebih rendah, mengekor Wall Street. Di mana investor terus memantau laporan beberapa data ekonomi di wilayah tersebut.

Melansir laman CNBC, Jumat (23/12/2022), indeks harga konsumen inti Jepang dilaporkan mencapai sebesar 3,7 persem pada bulan November secara tahunan, menandai laju tercepat sejak Desember 1981.

Adapun pada perdagangan saham, indeks Nikkei 225 turun 1 persen pada jam pertama perdagangannya. Dengan Yen Jepang berada di level 132,38 melawan dolar AS.

Sedangkan indeks Australia turun 0,84 persen. Sementara indeks Kospi Korea Selatan juga turun 1,24 persen. Singapura dan Malaysia juga akan merilis data inflasi mereka untuk bulan November.

Sebelumnya Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Kamis, 22 Desember 2022. Wall street koreksi seiring aksi jual pada akhir 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 348,99 poin atau 1,05 persen ke posisi 33.027,49.

Pada awal sesi perdagangan, indeks Dow Jones melemah 803,05 poin. Indeks S&P 500 turun 1,45 persen menjadi 3.822,39. Sementara itu, indeks Nasdaq tergelincir 2,18 persen menjadi 10.476,12.

Koreksi ini mengikuti reli 526 poin dalam indeks Dow Jones pada Rabu, 21 Desember 2022 setelah laba Nike dan FedEx lebih baik dari perkiraan.

Selain itu, sentimen data konsumen yang kuat pada Desember 2022. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melonjak 1,49 persen dan 1,54 persen pada Rabu pekan ini.

Namun, aksi jual kembali terjadi pada Kamis pekan ini seiring investor tetap khawatir pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut dari bank sentral di dunia akan mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Saham Menghijau

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Saham teknologi termasuk di antara paling rugi dengan perusahaan semikonduktor antara lain Lam Rsearch dan Advanced Micro Devices masing-masing turun hampir 8,7 persen dan 5,6 persen.

"Saya bersandar pada pasar saham. Keuntungan dan kerugiannya tidak masuk akal bagi saya ketika saya memiliki begitu banyak. Bank sentral memberi tahu saya apa yang akan mereka lakukan,” ujar Pendiri Appaloosa Management, David Tepper, dikutip dari CNBC, Jumat (23/12/2022).

Saham berjangka jatuh ke posisi terendah setelah komentar dari hedge fund berpengaruh. Sepanjang Desember 2022, indeks Dow Jones turun 4,5 persen.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing tergelincir 6,3 persen dan 8,7 persen. Rata-rata tiga indeks acuan ini memecahkan rekor kemenangan beruntung dalam tiga tahun dan membukukan kinerja tahunan terburuk sejak 2008.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya