Liputan6.com, Jakarta - PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya, perseroan telah merampungkan proses Penawaran Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).
Saat IPO mengalami kelebihan pesanan terpusat sebanyak 140 kali. Sekretaris Perusahaan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk, Amanda Octania menambahkan, terdapat lebih dari 50.000 investor yang memesan IPO CBRE. Baik investor institusi hingga investor ritel yang berstatus asing maupun lokal.
Baca Juga
"Oversubscribed terjadi karena investor yang antusias terhadap prospek cerah perusahaan yang bergerak di sektor industri angkutan laut, mengingat sektor ini sedang bersinar karena adanya commodity boom, yakni kenaikan harga-harga komoditas global di mana sektor ini diprediksikan akan tetap cerah di 2023,” kata dia dalam keterangan resmi, Senin (9/1/2023).
Advertisement
Dalam rangka IPO, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 783 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham.
Jumlah saham itu setara 16,26 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Saham-saham tersebut ditawarkan dengan harga penawaran Rp 108 per saham. Sehingga jumlah keseluruhan nilai IPO adalah Rp 79,70 miliar. perseroan berencana mengalokasikan 40 persen dana hasil IPO untuk belanja modal atau capital expenditure (capex). Sisanya 60 persen akan digunakan untuk modal kerja.
"Melihat antusiasme investor yang tinggi, ke depan aksi korporasi perseroan tidak hanya akan berhenti di penawaran perdana saja dan manajemen akan selalu mengedepankan sistem tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) yang baik dalam menjalankan perseroan,” kata Amanda.
Ke depan, manajemen juga masih sangat bullish terhadap kinerja perseroan serta prospek sektor industri angkutan laut Indonesia. Sepanjang paruh pertama tahun lalu, Cakra Buana Resources Energitelah mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 255 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Melalui momen bersejarah ini, perseroan akan terus berupaya untuk menjaga dan meningkatkan prestasi tersebut serta mempertahankan nilai-nilai perusahaan yang dianut (Competence, Beneficial, Responsive & Empathy) guna mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pencatatan Saham CBRE dan SUNI
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan emiten pendatang baru pada awal 2023. PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) dan PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) mencatatkan saham perdana pada Senin, (9/1/2023).
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (9/1/2023), PT Cakra Buana Resources Tbk mencatatkan saham di papan pengembangan BEI sebagai perusahaan tercatat ke-5 pada 2023. Perseroan mencatatkan saham 4,53 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri 3,8 miliar dan penawaran umum saham atau initial public offering (IPO) sebesar 738 juta saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham.
Harga penawaran umum saham perdana Rp 108 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana Rp 79,70 milar saham dari IPO.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran 1.328.400.000 waran dengan rasio 5:9. Harga pelaksanaan waran tersebut Rp 258 per saham. Dengan demikian, perseroan memperoleh dana dari hasil penerbitan waran Rp 342,7 miliar.
Perseroan berencana mengalokasikan 40 persen dana hasil IPO untuk mendukung rencana pembiayaan belanja modal (capital expenditure/capex) berupa penambahan satu set kapal tug & barge berukuran 300 ft. Sisanya sekitar 60 persen akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pendukung kegiatan operasional secara umum.
Adapun saham free float per 6 Januari 2023 yang terdiri dari 909 juta saham atau 20,03 persen dengan rincian jumlah saham yang di lock-up selama 8 bulan sebesar 171 juta saham atau setara 3,77 persen dan jumlah saham yang tidak di lock-up sebesar 738 juta saham atau 16,26 persen.
Advertisement
Jadwal Waran
Sementara itu, PT Omudas Investment Holdco, PT Republik Capital Indonesia, PT Bima Harsa Rahardja, dan Herlienna Qitshi selaku pemegang saham Perseroan telah melakukan penyetoran modal perseroan dengan harga di bawah harga penawaran umum perdana saham dalam jangka waktu enam bulan sebelum pernyataan pendaftaran pertama kali disampaikan kepada OJK, sehingga PT Omudas Investment Holdco, PT Republik Capital Indonesia, PT Bima Harsa Rahardja, dan Herlienna Qitshi tidak akan mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan sahamnya dalam Perseroan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No. 25/2017.
Berikut jadwal waran perseroan:
-Tanggal pencatatan saham dan waran seri I pada 9 Januari 2023
-Tanggal mulai perdagangan saham dan waran seri I pada 9 Januari 2023
-Periode akhir perdagangan waran seri I
-Pasar regular dan negosiasi pada 3 Januari 2025
-Pasar Tunai pada 7 Januari 2025
-Periode awal pelaksanaan waran seri I pada 10 Juli 2023
-Periode akhir pelaksanaan waran seri I pada 8 Januari 2025
Pencatatan Saham SUNI
Sementara itu, PT Sunindo Pratama (SUNI) mencatatkan saham perdana di papan utama BEI pada Senin, 9 Januari 2023. Jumlah saham yang dicatatkan 2,5 miliar saham yang terdiri dari saham pendiri 1,9 miliar saham dan saham IPO 600 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga penawaran saham Rp 300 per saham. Perseroan meraup dana Rp 180 miliar dari IPO.
Perseroan akan memakai dana IPO sekitar 40,14 persen untuk pembelian saham PT Rainbow Tubulars Manufacture (PT RTM), anak perseroan yang saat ini sebanyak 60 persen sahamnya dimiliki oleh perseroan.
Kemudian sekitar 42,60 persen akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang usaha PT RTM kepada supplier dan modal kerja PT RTM untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta membiayai kegiatan operasional PT RTM. Lalu sisanya sekitar 17,26 persen atau Rp 30,38 untuk modal kerja termasuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung sera untuk membiayai kegiatan operasional perseroan.
Adapun jumlah saham free float per 6 Januari 2023 sebesar 600 juta saham atau 24 persen. Jumlah saham tersebut termasuk yang tidak di lock-up. Perseroan pun tidak ada saham yang di-lock up.
Advertisement