Liputan6.com, Semarang - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) memberikan bocoran terkait pembagian dividen untuk tahun buku 2022. Lantaran, secara historikal Astra Agro Lestari membagikan dividen 45 persen dari laba tahun buku 2021.
Chief Executive Officer (CEO) Astra Agro Lestari, Santosa menuturkan, pihaknya masih mempertimbangkan beberapa hal terkait pembagian dividen, salah satunya keputusan pemegang saham.
Baca Juga
"Lihat saja selama ini, saya enggak bisa ngomong juga kalau pemegang saham ngomong naik ya naik, kalau dia bilang simpan saja ya simpan. Keputusan di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), nanti April," kata Santosa di sela Talk to The CEO 2023, ditulis Senin, (20/2/2023).
Advertisement
Menurut ia, jika Perseroan mendapatkan laba tentu pemegang saham pasti meminta dividen. Namun, bisa saja pemegang saham meminta untuk tidak dibagikan dividen.
"Kalau ada profit mestinya dividen pemegang saham pasti minta, bisa saja kalau tiba-tiba bilang sudah enggak butuh dividen, harus gimana? masa saya kasih enggak bisa. Begitu ngomongin audit selesai sisa hasil usaha kita atau profit sekian itu punya pemegang saham," kata dia.
Santosa menuturkan, tren pembagian dividen Astra Agro Lestari jarang mengalami perubahan. Selain itu, pemegang saham juga memiliki beberapa kategori dan kebutuhannya masing-masing.
"Kalau ngelihat trennya kami jarang berubah, pemegang saham ada pemegang saham pengendali, ada pemegang saham investor manejemen dan ritel. Untuk pengendali ya lihat kebutuhan perusahaan berkembang di masa depan, investor ritel itu pemanis jadi kalau bisa dapat dividen pasti pengen dividen gitu kira-kira," ujar dia.
Potensi Pembagian Dividen
Sebagaimana diketahui, pengendali AALI alias PT Astra International Tbk (ASII) selalu memperhatikan posisi laporan keuangan (balancesheet) agar tidak menderita. Santosa juga mengatakan, pihaknya pernah menurunkan rasio dividen, salah satunya karena laba.
"Kalau kita lihat sejarahnya pengendali kita, dalam hal ini Astra memperhatikan supaya balance perusahaan nggak boleh suffer. Kita pernah turunkan dividen rasio, harga hancur, profit tinggal berapa, bahkan sampai right issue," kata dia.
Saat ditanya, apakah akan membagikan dividen, Santosa berharap AALI bisa membagikan dividen, akan tetapi kembali lagi tergantung keputusan pemegang saham.
"Kalau right issue masa bagi dividen aneh, tahun lalu masih profit year to date September profit, profit berapa lihat audit. Mudah-mudahan, saya enggak bisa konfirmasi, pemegang saham bisa berubah," kata dia.
Menurut dia, jika tidak ada sesuatu yang drastis maupun ekspansi besar-besaran biasanya membagikan dividen.
"Sejarahnya, kita tidak melihat something drastis naik turun, profit normal, kalau komoditi range wajar nggak pernah nggak bagi divdien atau kondisi ekstrem atau ada ekspansi besar yang menarik," kata dia.
Meski demikian, ia belum bisa menyebutkan berapa rasio pembagian dividen tahun buku 2022.
"Selama ini kira-kira berapa? kecuali ada sesuatu yang istimewa baru berubah. Kan saya nggak bisa mutusin kalau dividen," ujar dia.
Advertisement
Strategi Astra Agro Kerek Pendapatan dan Laba pada 2023
Sebelumnya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan pendapatan dan laba pada 2023. Lantaran, terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi.
Chief Executive Officer (CEO) Astra Agro Lestari, Santosa mengatakan, pihaknya akan melakukan efisiensi maupun digitalisasi untuk mengerek pendapatan dan laba di tengah tingginya harga pupuk serta kenaikan harga bahan bakar.
"Mesti dengan efisiensi, kita cuma bisa menjadi a low cost producer, makanya digitalisasi kita lakukan, precision farming tadi yang saya bilang melihat nutrien lebih detail mau nggak mau harus dilakukan," kata Santosa di sela acara Talk to The CEO 2023, ditulis Sabtu (18/2/2023).
Meski demikian, ia melihat sejumlah sentimen yang mampu menopang kinerja Astra Agro Lestari pada tahun ini. Menurutnya, jika kondisi geopolitik stabil dan ekonomi China bergerak dengan baik. Hal itu akan menjadi sentimen positif bagi Perseroan.
"Jika kondisi geopolitik stabil, China ekonomi bergerak dengan baik ya pasti naik, karna pasar terbesar CPO itu dua negara itu China dan India," imbuhnya.
Di sisi lain, Santosa menyebutkan, prospek bisnis CPO hingga akhir tahun diyakini baik dan dalam jangka panjang lebih baik lagi. "Prospek bisnis CPO hingga akhir tahu mestinya bagus, jangka panjang lebih bagus lagi karena tidak ada lahan baru," kata dia.
Saat ditanya terkait pandangan industri CPO di Indonesia, Santosa mengatakan, pihaknya melihat industri CPO ini sangat strategis untuk Indonesia.
"CPO industri yang sangat strategis buat Indonesia. Makanya saya berharap Astra Agro bisa ditempat pengembangan diri yang baik untuk generasi muda. Karena generasi muda harus concern terhadap CPO. Kalau generasi muda nggak kerja disini (industri CPO), siapa yang mau kerja di CPO," kata dia.