Liputan6.com, Jakarta - PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) telah menyampaikan laporan keuangan perseroan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Triputra Agro Persadaberhasil mencatatkan pertumbuhan positif baik dari sisi penjualan maupun laba.
Melansir laporan keuangan perseroan, Kamis (2/3/2023), penjualan sepanjang 2022 tumbuh 48,86 persen menjadi Rp 9,35 triliun dari Rp 6,28 triliun pada Desember 2021. Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 5,63 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,66 triliun. Sehingga diperoleh laba bruto sebesar Rp 3,72 triliun, yang masih naik 129,97 persen dari Rp 1,62 triliun pada 2021.
Baca Juga
Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis senilai Rp 122,90 miliar, beban penjualan dan pemasaran Rp 284,03 miliar, beban umum dan administrasi Rp 400,92 miliar, pendapatan lainnya Rp 152,6 miliar, dan beban lainnya Rp 29,04 miliar.
Advertisement
Dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp 3,03 triliun, naik 142,79 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1,25 triliun. Pada periode ini, perseroan juga mencatatkan biaya keuangan sebesar Rp 380,15 miliar, pendapatan keuangan Rp 69,47 miliar, dan bagian laba dari ventura bersama sebesar Rp 968,37 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,98 triliun, naik 157,21 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 1,16 triliun.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 14,53 triliun dari Rp 12,45 triliun pada Desember 2021. Liabilitas turun menjadi Rp 4,11 triliun dari sebelumnya Rp 4,65 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas naik menjadi Rp 10,41 triliun dari Rp 7,8 triliun pada Desember 2021.
Pada perdagangan saham Jumat, 3 Maret 2023 pukul 14.45 WIB, saham TAPG naik 1,5 persen ke posisi Rp 675 per saham. Saham TAPG dibuka stagnan Rp 665 per saham. Saham TAPG berada di level tertinggi Rp 680 dan terendah Rp 665 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.611 kali dengan volume perdagangan 111.580 saham. Nilai transaksi Rp 7,5 miliar.
Belanja Modal 2023
Sebelumnya, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) berencana akan menggunakan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 900 miliar pada 2023.
Sekretaris Perusahaan Triputra Agro Persada, Joni Tjeng menjelaskan, rencana pengeluaran belanja modal (capital expenditure/capex) mencapai Rp 900 miliar pada 2023. Belanja modal itu dua per tiga belanja modal tersebut dialokasikan untuk infrastruktur rumah, jalan dan mekanisasi.
"Sisanya capex untuk mill dan kendaraan serta sarana pendukung lainnya," kata Joni Tjeng kepada Liputan6.com, dikutip Minggu (22/1/2023).
Tak hanya itu, Triputra Agro Persada juga memiliki rencana untuk melakukan ekspansi di bidang bisnis hilir (downstream) sawit. Namun, hal tersebut masih dalam proses pengkajian.
"Plan to downstream juga kita kaji detail dengan tujuan menambah value. Kita masih melakukan kajian dan diharapkan pada tahun ini bisa ada kesimpulan baik bangun sendiri atau bergabung dengan pemain yang sudah ada," ujar dia.
Sementara itu, Triputra Agro Persada akan mulai mengoperasikan pabrik minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO) dengan biogas pada kuartal I 2023. Sehingga akan memberikan nilai tambah atau value added untuk Perseroan.
Di sisi lain, Triputra Agro Persada melihat produksi masih tumbuh di kisaran single digit pada 2023 dibandingkan tahun lalu.
"Memang tahun 2022 baik produksi maupun harga sangat baik sehingga performance juga meningkat pesat. Produksi kami akan tetap tumbuh di kisaran single digit, kami tetap fokus pada peningkatan productivity, cost control dan sustainability untuk tetap menjaga growth dari perusahaan," kata dia.
Advertisement
Triputra Agro Persada Bakal Rampungkan Pabrik Sawit di Kalimantan Timur
Sebelumnya, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) menargetkan kenaikan yield lebih dari 10 persen pada 2022. Keyakinan Triputra Agro Persada itu merujuk pada yield pada awal 2022 yang mulai tumbuh dibandingkan posisi kuartal IV 2021 yang sempat turun.
"Yield di kuartal IV 2021 jatuh, tapi di JAnuari, Februari, Maret, sudah mulai naik. Jadi growth nya sudah lumayan. Kita target tahun ini naik di atas 10 persen," kata Corporate Secretary Triputra Agro Persada (TAPG), Joni Tjeng dalam webinar Indonesia Investment Education, ditulis Minggu (13/3/2022).
Pada 2022, perseroan juga berencana untuk pengembangkan industri downstream. Triputra Agro Persada masih melakukan kajian mekanisme apa yang efektif dan efisien untuk pengembangan ini.
"Kita lagi workout untuk downstream. Dan ini bisa bentuk baru atau partnership dengan yang sudah punya pengalaman. Sehingga memperpendek learning curve kita, daripada dari awal,” kata Joni.
Selain itu, pada 2022, perseroan juga akan merampungkan pabrik sawit di Kalimantan Timur dengan kapasitas 20 ton per jam pada kuartal II.
Dengan rampungnya pabrik ini, perseroan akan memiliki total 19 pabrik sawit. Pada semester II 2022, perseroan juga akan membangun pabrik PKO (palm oil kernel) dengan kapasitas 300 ton per hari di Kalimantan Tengah.