Profil Mitra Keluarga Karyasehat, Bermula dari RS Bersalin Kini Perluas Jangkauan Layanan

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) merupakan salah satu perusahaan bergerak di sektor pelayanna kesehatan. Pada Jumat, 17 Maret 2023, kapitalisasi pasar Mitra Keluarga Karyasehat tercatat Rp 44,45 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Mar 2023, 07:19 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2023, 07:19 WIB
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) (Foto: Laman PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk)
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) (Foto: Laman PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), salah satu perusahaan yang bergerak pada sektor pelayanan kesehatan. Sejarah Mitra Keluarga diawali lebih dari 30 tahun yang lalu. Pada 1989, Mitra Keluarga Karyasehat mengoperasikan rumah sakit pertamanya, RS Mitra Keluarga Jatinegara.

Tempat ini merupakan rumah sakit bersalin sederhana berkapasitas 35 tempat tidur. Pada 1993, perusahaan memperluas jangkauan dengan pembukaan RS Mitra Keluarga di Bekasi Barat. Perseroan secara resmi menjadi badan hukum pada 1995, di bawah nama PT Calida Ekaprana, sebelum menjadi PT Mitra Keluarga Karyasehat pada 2014.

Tiga tahun berselang, pada 1998, perusahaan mulai mengoperasikan RS Mitra Kemayoran dan RS International Bintaro. Melansir laman resmi perusahaan, Minggu (19/4/2023), berikut tanggal-tanggal kejadian penting lainnya mengenai pendirian rumah sakit perseroan di beberapa daerah:

  • 1999, perusahaan mulai mengoperasikan RS Mitra Keluarga Surabaya.
  • 2001, perusahaan menjual RS Mitra Keluarga Jatinegara dan RS International Bintaro.
  • 2002, perusahaan mengoperasikan RS Mitra Keluarga Kelapa Gading.
  • 2004, perusahaan mulai mengoperasikan RS Mitra Keluarga Bekasi Timur.
  • 2008, perusahaan mengoperasikan RS Mitra Keluarga Depok
  • 2009, mulai mengoperasikan RS Mitra Keluarga Tegal dan RS Mitra Keluarga Waru.
  • 2010, mulai mengoperasikan RS Mitra Keluarga Cikarang.
  • 2011, mengoperasikan RS Mitra Keluarga Cibubur

 

IPO dan Ekspansi

Pada Maret 2015, Mitra Keluarga menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham MIKA. Perseroan saat itu menerbitkan 261,91 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 10 per saham dalam rangka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Harga penawaran dipatok sebesar Rp 17.000, sehingga perseroan mengantongi Rp 4,45 triliun dari IPO.

Pemegang saham perseroan saat ini, mayoritas atau sebesar 62,14 persen dimiliki oleh PT Griyainsani Cakrasadaya. Sisanya 35,18 persen merupakan kepemilikan publik dan sekitar 2,38 persen merupakan saham treasury.

Ekspansi Mitra Keluarga

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) (Foto: laman PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk)
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) (Foto: laman PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk)

Setelah IPO, pada 2017, perseroan mengumumkan akuisisi PT Rumah Kasih Indonesia (Kasih Group), jaringan rumah sakit yang terutama melayani pasien dengan Skema Asuransi Kesehatan Pemerintah, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). RS tersebut memiliki 7 rumah sakit dengan sekitar 500 tempat tidur, yang terutama melayani pasien dengan skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Hal ini membuka peluang bagi Perseroan untuk melayani seluruh spektrum konsumen di Indonesia: dari pasien individu dengan perlindungan asuransi swasta dan klien korporasi, hingga para pasien individu out-of-pocket expense dan peserta JKN.

Pada 2018, perusahaan mulai mengoperasikan RS Mitra Keluarga Gading Serpong. Pada tahun 2019, perusahaan ini mengakuisisi RS Bina Husada yang terletak di Cibinong, Bogor. Selain itu, melalui PT Rumah Kasih Indonesia, perusahaan ini juga mengakuisisi RS Mutiara Hati yang terletak di Subang, Jawa Barat dan namanya kemudian diubah menjadi RS Mutiara Kasih.

Pada 2019, perusahaan ini mulai mengoperasikan RS Mitra Keluarga Bintaro dan RS Mitra Keluarga Pratama Jatiasih. Perluasan jaringan terus berlanjut pada 2020, Mitra Keluarga melakukan akuisisi rumah sakit yakni Panti Abdi Dharma yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat melalui anak perusahaannya, PT Rumah Kasih Indonesia.

 

 

Anak Usaha Perseroan

PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)  (Foto: laman PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk)
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)  (Foto: laman PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk)

Pada 2021, perusahaan mengoperasikan RS Mitra Keluarga Pondok Tjandra dan membuka klinik fertilitas MBrio di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading. Perusahaan ini kemudian meluncurkan sebuah aplikasi telemedicine yang diberi nama AlteaCare.

Pada November 2021, perusahaan ini meletakkan batu pertama pembangunan RS Mitra Keluarga di Slawi, Tegal, yang resmi beroperasi pada awal tahun ini.

Saat ini, jaringan Mitra Keluarga meliputi 17 rumah sakit Mitra Keluarga dan 9 rumah sakit di bawah Kasih Group, yang melayani 202,9 ribu pasien rawat inap dan 2,3 juta pasien rawat jalan, dengan 1.782 dokter, 5.964 tenaga medis dan 1.795 karyawan non-medis per akhir 2021.

Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 8 anak usaha, yakni:

  • PT Proteindo Karyasehat
  • PT Kinarya Loka Buana
  • PT Rumah Kasih Indonesia
  • PT Sehat Digital Nusantara
  • PT Ragam Sehat Multifita
  • PT Ekamita Arahtegar
  • PT Alpen Agungraya
  • PT Bina Husada Gemilang

Kinerja Keuangan Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Mitra Keluarga membukukan pendapatan dan EBITDA hingga kuartal III 2022 masing-masing sebesar Rp 3,1 triliun. Pendapatan ini susut 9,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,4 triliun.

Berdasarkan segmennya, pendapatan rawat inap tercatat sebesar Rp 2,02 triliun, turun dari sebelumnya sebesar Rp 2,23 triliun. Sementara itu, pendapatan rawat jalan tercatat sebesar Rp 1,05 triliun, turun dari sebelumnya 1,16 triliun. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba laba sebesar Rp 744,18 miliar, turun 15,69 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 882,76 miliar.

Intensitas pendapatan yang lebih rendah pada kuartal III 2022 dibandingkan dengan kuartal III 2921 serta kenaikan biaya pre-operating cost rumah sakit baru mengakibatkan terjadinya kontraksi Margin EBITDA dari 42,1 persen menjadi 37,1 persen. EBITDA perusahaan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 1,2 triliun.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya