Liputan6.com, Jakarta - PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS) mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2022. Perseroan membukukan penjualan neto Rp 332,02 miliar pada 2022, meningkat 5,08 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 315,94 miliar.
Mengutip laporan keuangan Jaya Swarasa Agung, ditulis Minggu (19/3/023), beban pokok penjualan hingga akhir 2022 mencapai Rp 245,18 miliar atau meningkat 1,72 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 241,02 miliar.
Baca Juga
Dengan demikian, laba bruto Jaya Swarasa Agung naik 15,91 persen menjadi Rp 86,83 miliar pada 2022 dari Rp 74,91 miliar pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba usaha 33,97 persen menjadi Rp 27,29 miliar pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 20,37 miliar.
Advertisement
Hingga akhir 2022, Jaya Swarasa Agung mengantongi laba bersih sebesar Rp 7,73 miliar. Laba perseroan melonjak 57,75 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,90 miliar
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 407,70 miliar hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar Rp 377,42 miliar. Kemudian, liabilitas TAYS Rp 264,24 miliar hingga akhir 2022 naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 243,76 miliar. Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 143,46 miliar hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 133,66 miliar.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 17 Maret 2023, saham TAYS melemah 6,82 persen ke posisi Rp 164 per saham. Saham TAYS dibuka turun enam poin ke posisi Rp 170 per saham. Saham TAYS berada di level tertinggi Rp 170 dan terendah Rp 164 per saham. Total frekuensi perdagangan 625 kali dengan volume perdagangan 352.402 lot saham. Nilai transaksi Rp 5,8 miliar.
Pabrik Baru Jaya Swarasa Agung di Sumedang Bakal Beroperasi pada Semester I 2023
Sebelumnya, emiten produsen crispy kentang panggang TRICKS, PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers (TAYS) menyiapkan belanja modal sekitar Rp 45–46 miliar untuk pabrik baru di Sumedang, Jawa Barat.
Meski demikian, saat ini pabrik tersebut belum beroperasi dan akan beroperasi pada semester I 2023.
"Belum (beroperasi), (akan beroperasi) semester I 2023, pada saat ini kami sedang mengoptimalkan planningnya,” kata Direktur Jaya Swarasa Agung, Andrew Sanusi dalam paparan publik insidentil, Senin (24/10/2022).
Sementara itu, TAYS membidik penjualan sebesar Rp 360 miliar. Dengan demikian, TAYS menggenjot target tersebut dengan produk baru dan melakukan distribusi secara terus menerus.
"Dengan produk baru dan distribusi yang terus menerus bekerja distribusi masuk ke modern market, awalnya kami hanya masuk di Garuda Indonesia, sekarang di Emirates. Kita dorong terus, distribusi adalah kunci, produk adalah kunci,” kata dia.
Meski demikian, untuk komposisi ekspor dengan isu pandemi COVID-19 dan pasokan, ekspor Jaya Swarasa Agung penurunan, perseroan memiliki persentase ekspor 20 persen dan 80 persen domestik. Selain itu, TAYS juga cukup percaya diri pasar ekspor tahun depan tumbuh daripada tahun ini.
Sedangkan, harga komoditas tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap kinerja perseroan. Hal ini seiring perseroan sudah mengantisipasi adanya inflasi, sehingga sudah melakukan peningkatan harga jual secara bertahap.
“Harga komoditas tidak begitu banyak, tetapi secara cost ada dampaknya tetapi kami sudah mengantisipasi hal tersebut sejak desember 2021, kami menilai akan ada inflasi sehingga harga penjualan sudah kami adjust secara bertahap,” kata Andrew.
Advertisement
Pembangunan Pabrik
Sebelumnya, Produsen makanan ringan, PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers (TAYS) berencana memulai pembangunan pabrik baru pada Januari 2022.
Hal tersebut disampaikan oleh CEO Tays Bakers Alexander Anwar melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Jumat, 10 Desember 2021.
Pabrik baru ini akan dibangun di Sumedang. Pembangunan pabrik ini merupakan bagian dari rencana strategis perseroan untuk terus mendorong pertumbuhan Jaya Swarasa Agung di industri makanan dan minuman.
"Ground breaking pabrik baru ini merupakan rencana kami pasca IPO. Saat ini kami sedang dalam proses finalisasi spesifikasi teknis dari pabrik baru supaya pembangunannya bisa dimulai pada Januari mendatang,” kata Alexander.
Setelah IPO, Tays Baker terus berupaya menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham. Perseroan berkomitmen untuk terus menjaga fundamental valuenya agar terus menguat dan memberikan long term value bagi para investornya.
Melalui pabrik baru ini, kapasitas produksi TRICKS baked potato crisps yang merupakan produk andalan Tays Bakers, diharapkan bisa meningkat. Saat ini, kapasitas pabrik untuk kategori biscuit & cracker sudah hampir mencapai 100 persen dengan 6.900 ton per tahun.
"Melalui pembangunan pabrik baru, maka kapasitas produksi akan meningkat menjadi 200 persen hingga 250 persen menjadi sekitar 17.000 ton per tahun," kata dia.
Rencana tersebut memungkinkan untuk terealisasi karena pabrik baru nanti akan memakai mesin yang lebih efektif dan efisien, dengan proses yang lebih terotomasi.
Pembangunan pabrik baru ini akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap I pada Januari hingga Agustus 2022, kemudian dilanjutkan dengan tahap II pada September hingga Desember 2022. Potensi pasar industri makanan dan minuman masih sangat besar meskipun berada di masa pandemi Covid-19.
Jaya Swarasa Agung Bakal Bangun Pabrik Usai IPO
Sebelumnya, PT Jaya Swarasa Agung Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 6 Desember 2021. Jaya Swarasa Agung menjadi perusahaan tercatat ke 47 pada 2021, dan ke 759 dari total perusahaan teratat di Bursa saat ini.
Kode perdagangan saham-saham PT Jaya Swarasa Agung di bursa adalah TAYS dan dicatatkan ke dalam sektor manufaktur dan sub-sektor makanan dan minuman.
Hasil penawaran saham TAYS yang berlangsung pada 30 November hingga 2 Desember mencerminkan prospek cerah dan stabil industri makanan dan minuman (MAMIN) baik di dalam maupun luar negeri. Pada akhir hari ketiga penawaran umum, Saham TAYS telah mencatat oversubscribed hingga 26 kali dari penjatahan berdasarkan sistem IPO.
“Kami bangga atas kepercayaan para investor kepada Tays Bakers yang menunjukkan adanya korelasi positif antara fundamental perusahaan yang kuat, prospek pertumbuhan perusahaan yang pesat dan potensi pasar lokal maupun ekspor di sektor industri ini yang besar,” beber CEO PT Jaya Swarasa Agung Tbk, Alexander Anwar, Senin (6/12/2021).
Total saham yang ditawarkan kepada publik adalah sebanyak 240.300.000 saham baru yang merupakan saham biasa atas nama.
Jumlah ini setara dengan 21,87 persen dari modal disetor oleh perusahaan setelah IPO. Harga yang ditawarkan adalah sebesar Rp 360 per lembar saham. Sehingga Perseroan mendapatkan dana dari IPO sebanyak Rp 86,5 miliar.
Advertisement
Dana Hasil IPO
Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini sebagian besar akan digunakan untuk belanja modal perusahaan. Rinciannya, 53,69 persen untuk pembangunan pabrik baru, 38,29 persen untuk pembelian dan instalasi mesin-mesin produksi, dan sisanya sebesar 8,02 persen untuk keperluan modal kerja.
"Menjadi perusahaan terbuka, tidak hanya memperkuat struktur permodalan untuk mendukung inovasi perusahaan dalam mengembangkan bisnis. Tetapi TAYS juga akan makin berkembang ke arah operasional yang terbuka seiring komitmen kami untuk selalu mengedepankan good corporate governance," ujar dia.
Didirikan pada 1998, Tays Bakers memulai usahanya dengan 1-line produksi wafer stick dengan merek dagang Nitchi.
Kini, perusahaan berkembang terus dan memiliki empat kategori produk yaitu Biscuit & Crackers, Rolled Wafer, Extruded Puff Snack dan Chocolate Confectionary dengan berbagai merek dagang yang cukup dikenal salah satunya produk Crisp Kentang Panggang TRICKS.
Produk-produk Tays Bakers telah diekspor ke mancanegara, seperti ASEAN, China, Taiwan, Korea, Australia, Timur Tengah, hingga Amerika Serikat.