Wall Street Tersungkur Usai The Fed Kerek Suku Bunga, Saham Bank Regional Merosot

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga acuan 0,25 persen bebani wall street. Indeks S&P 500 pimpin koreksi pada Rabu, 22 Maret 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mar 2023, 07:01 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2023, 07:01 WIB
Wall Street Melemah pada Perdagangan Rabu 22 Maret 2023
Wall street merosot pada perdagangan Rabu, 22 Maret 2023 usai the Fed kerek suku bunga. Indeks S&P 500 pimpin koreksi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Rabu, 22 Maret 2023 setelah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) melanjutkan kenaikan suku bunga.

Sementara itu, pada saat yang sama mengakui gejolak di sektor perbankan dapat memperlambat ekonomi yang sudah rapuh. Saham bank regional memimpin penurunan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (23/3/2023), komentar dari Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen menambah beban di saham dan saham bank regional. Kepada sub komite Senat Amerika Serikat, ia menuturkan, AS saat ini tidak mengerjakan “blanket insurance” untuk deposito bank.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 530,49 poin atau 1,63 persen ke posisi 32.030,11. Indeks S&P 500 tergelincir 1,65 persen ke posisi 3.936,97. Indeks Nasdaq terpangkas 1,6 persen ke posisi 11.669,96.

Pada satu titik, indeks Dow Jones menguat 201,29 poin sebelum berbalik arah melemah. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 0,9 persen dan 1,3 persen pada level tertinggi.

“Kondisi keuangan tampaknya semakin ketat. Kami akan melihat seberapa serius ini dan apakah sepertinya akan dipertahankan. Dan jika iya, itu dapat dengan mudah memiliki efek ekonomi makro yang signifikan dan kami akan memasukkan ke dalam keputusan kebijakan kami,” ujar Ketua the Fed Jerome Powell.

The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin seperti yang diharapkan secara luas. Dalam sebuah pernyataan, komite pembuat kebijakan the Fed mengatakan “akan memantau dengan cermat informasi yang masuk dan menilai implikasinya terhadap kebijakan moneter”. Selain itu bank sentral menghapus frasa “peningkatan berkelanjutan” dari pernyataannya.

 

Sentimen Positif dari the Fed

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Di sisi bullish, proyeksi the Fed terbaru hanya menyerukan satu kenaikan lagi suku bunga pada 2023. Namun, Powell menuturkan, pertarungan inflasi masih jauh dari selesai.

“Tindakan the Fed hari ini konsisten dengan pandangan lama kami the Fed akan menaikkan suku bunga menjadi 5,125 persen dan berhenti untuk waktu yang lama,” ujar Ekonom Jefferies Thomas Simons dalam sebuah catatan.

Ia menambahkan, kecuali peningkatan risiko penularan dalam sektor perbankan, pihaknya prediksi the Fed akan dihadapkan pada keputusan kebijakan yang sangat mirip pada Mei. “Dan mereka akan dipaksa untuk memberikan kenaikan lagi,” ujar dia.

Kenaikan suku bunga the Fed terjadi di tengah ketidakpastian atas kesehatan sektor perbankan global. Awal bulan ini, Silicon Valley Bank dan Signature Bank ambruk, sementara UBS akuisisi saingannya Credit Suisse, sebuah langkah yang dibantu regulator Swiss untuk menopang industri perbankan negara tersebut.

Saham bank regional turun pada Rabu menyusul pengumuman kenaikan suku bunga dan pernyataan Yellen, Departemen Keuangan tidak mempertimbangkan peningkatan luas dalam asuransi simpanan. The S&P Regional Bank ETF (KRE) akhiri sesi perdagangan pada Rabu pekan ini lebih rendah 5 persen.

Sementara itu, Powell mencatat aliran simpanan bank telah stabil selama sepekan terakhir setelah bank sentral dan regulator bergerak untuk mendukung deposan.

Penutupan Wall Street pada 21 Maret 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Selasa, 21 Maret 2023. Wall street menanjak seiring pelaku pasar optimistis pada prospek sektor keuangan menyusul jaminan Menteri Keuangan AS Janet Yellen untuk melindungi dari krisis perbankan.

Dikutip dari CNBC, Rabu (22/3/2023), wall street menandai kenaikan pada hari kedua jelang pengumuman the Federal Reserve (the Fed) tentang suku bunga. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 316,02 poin atau 0,98 persen ke posisi 32.560,60. Indeks S&P 500 naik 1,3 persen ke posisi 4.002,87, untuk pertama kali ditutup di atas ambang batas 4.000 sejak 6 Maret. Indeks Nasdaq menanjak 1,58 persen ke posisi 11.860,11.

Saham bank regional melonjak pada perdagangan Selasa pekan ini yang dipimpin First Republic. Saham First Republic melonjak hampir 30 persen setelah melemah 47 persen. The SDPR Regional Banking ETF (KRE) menguat hampir 6 persen. Saham bank regional mendapatkan dorongan setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kalau pemerintah siap memberikan jaminan lebih lanjut dari deposito jika krisis perbankan memburuk.

Wall street melihat ke arah pengumuman Federal Reserve (the Fed) tentang jalur pengetatan kebijakan moneternya pada Rabu sore pekan ini.Investor sekarang mengharapkan kecepatan pengetatan yang lebih lambat dari Federal Reserve seiring krisis perbankan.

Saat ini pelaku pasar menghargai peluang 86 persen dari kenaikan suku bunga 25 basis poin ketika the Federal Reserve (the Fed) menyelesaikan pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu pekan ini, menurut alat FedWatch CME Group. Probalitas jeda adalah 13,6 persen.

 

Suku Bunga The Fed Masih Jadi Perhatian

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

“Jika the Fed menghentikan kenaikan suku bunga, itu sama saja dengan mengakui mereka mengetahui sesuatu yang mungkin tidak diketahui pasar. Saya pikir itu akan menjadi ide yang menghancurkan bagi mereka. Tidak pernah ada argument bagi mereka untuk mundur dari 25 basis poin,” ujar dia.

Ia menambahkan, volatilitas pasar setelah kegagalan Silicon Valley Bank dan kehancuran Credit Suisse adalah reaksi spontan yang sangat alami bagi investor untuk segera pergi ke tempat yang aman.

“Sepertinya proses evaluasi sudah agak tenang, jadi kita bisa melanjutkan dan mengatakan ini adalah insiden yang relatif terisolasi. Sekarang, tentu saja, ini baru retakan pertama,” ujar Grahn.

Ia menuturkan, saat ini berada dalam periode volatilitas yang tinggi. “Saya pikir mudah untuk melupakan seberapa besar volatilitas yang dimiliki baik di sisi saham dan pendapatan tetap,” tutur dia.

Mengenai peluang the Fed menaikkan suku bunga, mantan Ekonom PIMCO Paul McCulley percaya sudah cukup. “Ketika Anda melihatnya dari perspektif manajemen risiko, saya tidak dapat memberikan alasan yang sangat penting atau alasan yang tidak penting untuk pengetatan besok,” ujar dia.

Ia menilai, pasar mengabaikannya, tetapi pihaknya melihat ini sebagai akhir dari siklus pengetatan luar biasa yang mencengkeram sistem keuangan dan ekonomi.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya