Liputan6.com, Jakarta - PT Era Digital Media Tbk bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas 750 juta saham. Usai IPO, perseroan membidik pertumbuhan laba bersih minimal 100 persen dan pendapatan hingga 10-20 persen persen.
"Kami tetap akan triple digit growth, jadi di atas 100 persen, mungkin 200-300 persen. Secara overall kami targetkan laba bersih minimal 100 persen di tahun ini," kata Direktur Era Digital Media Shaane Harjani saat ditemui di Hotel Kempinski, ditulis Kamis (30/3/2023).
Baca Juga
Adapun pendapatan dari anak usaha eranyacloud ditargetkan mencapai 300 persen. Dalam rangka mencapai target kinerja keuangan, calon emiten berkode AWAN telah menyiapkan sejumlah strategi, salah satunya melakukan partnership.
Advertisement
"Partnership yang pertama, jadi semua perusahaan IT yang masuk di Indonesia selalu melakukan partnership. Nah kita belum explore ke sana, jadi sekarang ini tahun ini kita mau go heavy agresif di partnership," kata dia.
Selain itu, Shaane bilang, pihaknya akan melanjutkan strategi pemasaran baik melalui event maupun digital.
"Yang kedua strategi pemasaran tahun lalu kita mulai masuk ke event, kita akan melanjutkan itu termasuk strategi pemasaran digital," ujar dia.
Dia bilang, anak usahanya, Eranyacloud akan menopang pendapatan perseroan ke depannya. Sebab, pangsa pasar Eranyacloud paling luas dibandingkan yang lainnya.
"Saya rasa yang akan berkontribusi besar adalah Eranyacloud karena itu pangsa pasarnya paling luas. Dari perusahaan juga kami masih baru, jadi kita belum masuk ke pangsa pasar secara all. Dengan IPO ini pastinya dengan nama kita juga lebih tinggi, ekspansi hardware juga, pastinya lebih banyak pelanggan enterprise yang percaya pada kami untuk bisnis IT infrastrukturnya," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Era Digital Media bergerak di bidang usaha penyedia jasa layanan konten, mobile game dan OTT religi yang di distribusikan oleh perusahaan telekomunikasi (jasa konten SMS premium) dan aktivitas perusahaan holding.
IPO, Era Digital Lepas 750 Juta Saham ke Publik
Sebelumnya, PT Era Digital Media Tbk, penyedia jasa layanan konten, mobile game dan OTT religi yang di distribusikan oleh perusahaan telekomunikasi (jasa konten SMS premium) dan aktivitas perusahaan holding akan menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas 750 juta saham.
Mengutip laman e-ipo, Rabu (29/3/2023), perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 750.000.000 atau 750 juta saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Jumlah tersebut mewakili sebesar 21,83 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Adapun, harga penawaran saham sebesar Rp100 -Rp110 per saham. Dengan demikian, calon emiten berkode AWAN akan meraup dana Rp 82,5 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan IPO ini akan digunakan 80 persen akan disalurkan perseroan untuk penyetoran modal kepada PT Era Awan Digital (EAD).
Selain itu, sekitar 20 persen akan digunakan oleh Era Digital Mediauntuk modal kerja perseroan yaitu, pembayaran gaji dan kesejahteraan karyawan, sewa kantor, harga pokok penjualan (HPP), kegiatan pemasaran dan pengembangan karyawan untuk mendukung kegiatan operasional perseroan.
Perseroan menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan, penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Indikasi Jadwal
- Masa Penawaran Awal : 28 – 31 Maret 2023
- Tanggal Efektif : 06 April 2023
- Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 11 – 13 April 2023
- Tanggal Penjatahan : 13 April 2023
- Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 14 April 2023
- Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) : 17 April 2023
Advertisement
BEI Catat 29 Perusahaan Antre IPO, 14 Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 29 perusahaan dalam proses pencatatan saham di BEI hingga kini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga 10 Maret 2023 telah tercatat 27 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Dana yang berhasil dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 12,5 triliun.
“Hingga saat ini, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar dia kepada wartawan ditulis, Minggu (12/3/2023).
Ia menuturkan, berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 antara lain:
- 2 Perusahaan aset skala kecil. (aset di bawah Rp50 Miliar)
- 13 Perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp50 Miliar-Rp250 Miliar)
- 14 Perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp250 Miliar)
Rincian sektor:
- 5 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
- 5 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;
- 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
- 6 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
- 5 Perusahaan dari sektor Technology;
- 1 Perusahaan dari sektor Healthcare;
- 2 Perusahaan dari sektor Financials;
- 2 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate;
- 1 Perusahaan dari sektor Infrastructures
Saham IPO Ambles saat Perdagangan Perdana, BEI Senggol Underwriter
Sebelumnya, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI menyoroti pencatatan saham baru alias IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa saham baru justru ambles ke level terendah, padahal baru tercatat di papan perdagangan BEI.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya akan memberikan peringatan bagi underwriter atau penjamin emisi efek. Selain itu, BEI juga akan melakukan beberapa hal dalam menangani saham-saham emiten yang alami penurunan bahkan menyentuh ARB saat IPO.
"Pertama tentu kami akan melihat lagi dan melakukan asesmen terhadap perfomance dari underwriter. Posisi underwriter yang sangat strategis, dia itu sebagai promotor pihak yang paling mengerti terkait dengan kondisi perusahaan dan yang mempromote perusahaan ini untuk naik kelas masuk ke ranah pasar modal," kata Nyoman saat ditemui di BEI, Rabu (8/3/2023).
Selain itu, underwriter diperintahkan membuat laporan secara periodik, untuk menunjukkan kinerjanya baik perform serta untuk meyakinkan bahwa perusahaan yang dipromosikan adalah perusahaan yang memiliki prospek baik.
Advertisement
Gelar Workshop
"Kedua, kami sudah melakukan pemanggilan atas underwriter-underwriter yang menurut pendapat kami perlu untuk diajak komunikasi terkait dengan bagaimana proses dan pemilihan mereka untuk mempromote perusahaan ini sebelum ke bursa," kata dia.
Tak hanya itu, BEI juga akan mengadakan loka karya (workshop) secara periodik. "Ketiga, yang penting mengedukasi, kami akan menyelenggarakan workshop secara periodik, dan komprehensif bagaiamana mengingatkan mereka hal-hal penting apa saja yang perlu mereka ketahui," ujar dia.
Di sisi lain, Nyoman membantah pernyataan Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional RI (BPKN), Rizal E Halim, soal indikasi kejahatan pasar modal yang berpotensi merugikan masyarakat.
"Enggak, kalau hal tersebut tentunya proses untuk mencapai pada kesimpulan itu relatif panjang yang tadi saya sampaikan itu ranah yang dari bursa dapat sampaikan," pungkasnya.