Bursa Saham Asia Melesat di Tengah Pembicaraan Utang AS Berakhir Tanpa Kesepakatan

Bursa saham Asia Pasifik bergerak menguat pada perdagangan Selasa, 23 Mei 2023. Penguatan di bursa saham Asia Pasifik di tengah pembicaraan negosiasi utang AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mei 2023, 08:26 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2023, 08:26 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Bursa saham Asia Pasifik melesat pada perdagangan Selasa (23/5/2023) di tengah pembicaraan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy berakhir tanpa kesepakatan terkait plafon utang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa (23/5/2023) di tengah pembicaraan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy berakhir tanpa kesepakatan terkait plafon utang.

Dikutip dari CNBC, Ketua DPR Kevin McCarthy menuturkan, pertemuan tersebut produktif dan profesional. “Saya pikir suasana malam ini lebih baik dari pada malam lainnya saat kami berdiskusi,” ujar McCarthy.

Selain itu, bursa saham Asia juga akan mengamati survei swasta pada aktivitas manufaktur dan jasa Australia dan Jepang yang dirilis Selasa pekan ini, serta angka inflasi Singapura pada April 2023.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 dibuka naik 0,6 persen. Sedangkan indeks Topix bertambah 0,39 persen. Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,31 persen dan indeks Kosdaq melesat 0,47 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,22 persen pada awal perdagangan bahkan ketika indeks manajer pembelian gabungan negara itu melihat ekspansi lebih lemah pada Mei, menurut Juno Bank.

Indeks Hang Seng Hong Kong tampaknya akan menguat. Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 19.744, dari penutupan perdagangan terakhir di 19.678,17.

Di Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama berakhir bervariasi di wall street. Indeks Nasdaq menanjak 0,5 persen dan berakjir ke posisi penutupan dan level intraday tertinggi sejak Agustus 2023. Indeks S&P 500 menguat 0,02 persen dan indeks Dow Jones melemah 0,42 persen.

Bursa Saham Asia Pasifik pada 22 Mei 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Senin, 22 Mei 2023 seiring saham di Tokyo memperpanjang reli dan pembicaraan tentang plafon utang Amerika Serikat (AS) berlanjut.

Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng naik 1,23 persen, dan memimpin kenaikan di Asia Pasifik. Indeks Hang Seng teknologi bertambah 2,17 persen.

Di bursa saham China, indeks Shanghai menguat 0,39 persen ke posisi 3.296,47. Indeks Shenzhen bertambah 0,32 persen ke posisi 11.127,04. Bank  Sentral China mempertahankan suku bunga pinjaman 1 tahun dan 5 tahun.

Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,76 persen ke posisi 2.557,08 seiring saham chip seperti SK Hynix dan Samsung Electronics melambung. Hal ini setelah Beijing mengatakan akan melarang operator infrastruktur utama membeli produk Micron.

Indeks Nikkei 225 menguat 0,9 persen ke posisi 31.086,92. Indeks Topix bertambah 0,66 persen ke posisi 2.175,9 dan menandai kemenangan beruntun dalam tujuh sesi seiring saham di Jepang bertahan di level tertinggi sejak 1990. Pada level ini, indeks Nikkei naik lebih dari 20 persen pada 2023.

Saham di Australia melawan tren dengan indeks ASX 200 susut 0,18 persen ke posisi 7.266,6.

 

Penutupan Wall Street pada 22 Mei 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Senin, 22 Mei 2023. Indeks S&P 500 menguat tipis seiring pelaku pasar di wall street menunggu pertemuan terkait diskusi plafon utang.

Dikutip dari CNBC, Selasa (23/5/2023), indeks S&P 500 naik tipis 0,02 persen ke posisi 4.192,63. Indeks Dow Jones melemah 140,05 poin atau 0,42 persen ke posisi 33.286,58. Indeks Nasdaq bertambah 0,5 persen ke posisi 12.720,78.

Pergerakan saham pada awal pekan ini membuat indeks Nasdaq ke penutupan tertinggi dan level intraday tertinggi sejak Agustus. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy bertemu pada Senin pukul 17.30 waktu setempat.

Pertemuan itu untuk membicarakan plafon utang dengan hanya 10 hari tersisa sebelum tanggal paling awal yang dikatakan Menteri Keuangan AS Janet Yellen kalau AS secara realistis dapat gagal bayar.

Negosiator veteran di kedua belah pihak melanjutkan pembicaraan Senin pagi di Capitol, tetapi pemangkasan belanja wajib pemerintah tetap menjadi kendala utama. Partai Republik bersikeras untuk kurangi pengeluaran ke level awal 2022, tetapi Biden menuturkan, pemotongan apa pun tanpa kenaikan pajak tambahan tidak mungkin dilakukan.

“Investor mulai khawatir tentang apa yang terjadi dengan pembicaraan plafon utang, tetapi di sisi lain, ekonomi masih cukup kuat, pasar kerja sangat kuat,” ujar Chief Investment Officer Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli dikutip dari CNBC.

Rata-rata tiga indeks utama menguat. Dipimpin oleh saham teknologi, saham terus menguat meski ada ketidakpastian di Washington dan inflasi yang ketat dngan indeks S&P 500 melayang tepat di bawah level 4.200.

Menanti Rilis Data Ekonomi AS

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Sementara perdagangan saham teknologi mungkin akan berjalan lebih jauh, beberapa di wall street mengatakan luasnya pasar yang lebih kuat diperlukan agar reli dapat berlanjut dalam jangka panjang.

“Jika pasar tidak berpartisipasi, maka ini akan berakhir. Luasnya pasar yang lebih kuat dapat terjadi setelah pertemuan the Federal Reserve pada Juni,” ujar CEO Defiance ETFs, Sylvia Jablonski.

Adapun sejumlah data ekonomi akan rilis pada pekan ini antara lain pembacaan kedua untuk produk domestik bruto (PDB) kuartal II 2023 yang dijadwalkan Kamis pekan ini, dan ukuran pengeluaran konsumsi pribadi, ukuran inflasi yang disukai the Federal Reserve (the Fed) akan dirilis Jumat pekan ini. Sementara itu, rilis risalah the Fed pada Rabu pekan ini. Risalah tersebut dapat menjelaskan bagaimana bank sentral terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Di sisi lain, musim laporan keuangan mereda pada kuartal I 2023, tetapi sejumlah laporan keuangannya yang lain masih rilis yakni Zoom Video, Lowe’s dan Dick’s Sporting Goods.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya