Anak Usaha WIKA Ekspor Perdana Gesits Raya G ke Nepal

Pada tahap awal, PT WIKA Industri Manufaktur ekspor perdana GESIT ke Nepal dengan pengiriman 72 unit.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Jun 2023, 13:59 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2023, 13:58 WIB
Anak Usaha WIKA Ekspor Perdana GESITS Raya G ke Nepal
Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA) mulai ekspor perdana GESITS Raya G ke Nepa (Dok. Gesits)

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA) mulai ekspor perdana GESITS Raya G ke Nepal. Pada tahap awal ini, pengiriman sebanyak 72 unit dalam bentuk Semi Knock Down (SKD).

Direktur Utama WIMA Bernardi Djumiril, mengatakan, pihaknya bangga GESITS Raya G sebagai karya anak bangsa yang memiliki nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 60,30 persen telah berhasil menembus pasar luar negeri. Hal ini membuktikan Indonesia telah mampu memproduksi sepeda motor listrik yang berdaya saing dan berkualitas.

"GESITS berkomitmen untuk terus berinovasi dan dikembangkan dengan desain terkini serta beragam fitur unggulan untuk semakin memberikan kebanggaan bagi pemiliknya. Hal ini merupakan salah satu upaya GESITS untuk terus menjawab kebutuhan konsumen baik di dalam maupun luar negeri," kata Bernardi dalam keterangan resminya, Minggu (25/6/2023).

Sejak diluncurkan pada Februari 2023, GESITS Raya G mendapat respons yang baik di pasar domestik. Hal ini menambah kepercayaan untuk memperluas jangkauan hingga ke pasar luar negeri.

Sementara itu, Direktur Marketing WIMA Doddy Setiawan mengatakan GESITS sebagai solusi atas kebutuhan transportasi yang ramah lingkungan dengan performa yang handal dan fitur-fitur canggih. GESITS Raya G memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan.

"Keberhasilan ekspor GESITS Raya G ini sebagai bentuk kepercayaan atas kualitas produk buatan dalam negeri. Kedepannya diharapkan ekspor GESITS akan terus meningkat dan berkembang, baik dari sisi volume maupun jangkauan negara tujuan," kata Doddy Setiawan.

Ia berharap, dengan hadirnya GESITS di Nepal akan memberikan dampak baik terhadap lingkungan dan efisiensi energi, khususnya di bidang transportasi. Selain itu, dapat membantu Pemerintah Nepal dalam mengurangi kebutuhan impor bahan bakar dan berkontribusi dalam menahan laju perubahan iklim global.

 

Gesits, Alva dan Volta Sepakat Standardisasi Perangkat Baterai Motor Listrik

Gesits, Alva dan Volta dalam Penandatangan Nota Kesepahaman Pengembangan Ekosistem (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Jakarta, Selasa (28/3/2023). (Dok PLN)
Gesits, Alva dan Volta dalam Penandatangan Nota Kesepahaman Pengembangan Ekosistem (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Jakarta, Selasa (28/3/2023). (Dok PLN)

Sebelumnya, tiga produsen motor listrik sepakat untuk melakukan standardisasi perangkat baterai. Hal tersebut ini diteguhkan dengan Penandatangan Nota Kesepahaman Pengembangan Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Ketiga produsen motor listrik tersebut adalah Gesits, Alva dan Volta

Direktur Utama PT WIKA Industri Manufaktur (Gesits), Bernardi Djumiril mengapresiasi upaya kolaborasi dalam akselerasi ekosistem EV.

“Terus terang, dari kita bertiga kumpul saja sudah sangat bersyukur, kalau dulu kita ingat 25 tahun yang lalu ada Motorola, Siemens, dan semuanya itu berjalan sendiri-sendiri. Nah, sekarang dengan adanya kita menunjukkan bahwa ketiga produsen ini, kita kompak untuk membikin standardisasi baterai,”kata Bernardi dalam keterangan tertulis, Rabu (29/3/2023).

Hal senada disampaikan oleh Direktur Utama PT Energi Selalu Baru (Volta) Abraham Theofilus. Dia mengatakan dengan standarisasi baterai yang sama, konsumen akan lebih mudah saat ingin mengisi daya ataupun mengganti baterai sepeda motor listrik mereka.

"Nanti kalau semuanya masing-masing beda, kami punya sistem ganti baterai sendiri, Alva punya sendiri, kemudian dari Gesits juga punya sendiri. Ada baiknya kita sama-sama kolaborasi dengan satu standar yang sama, jadi konsumen juga tidak bingung," kata dia.

 

Baterai Adalah Komponen Terpenting

Gesits, Alva dan Volta dalam Penandatangan Nota Kesepahaman Pengembangan Ekosistem (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Jakarta, Selasa (28/3/2023). (Dok PLN)
Gesits, Alva dan Volta dalam Penandatangan Nota Kesepahaman Pengembangan Ekosistem (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Jakarta, Selasa (28/3/2023). (Dok PLN)

Di sisi lain, Direktur Utama PT Electra Mobilitas Indonesia (Alva), Rahmat Septriwan mengungkapkan, bahwa secara natural kompetisi akan tetap terjadi, tetapi yang paling terpenting adalah kolaborasi dari semua pihak.

“Ini merupakan langkah yang sangat tepat kami pikir sebagai pendukung dari program pemerintah, kita lihat Indonesia punya potensi luar biasa besar. Dan dengan kolaborasi inilah kita diharapkan dapat mewujudkan dengan lebih cepat dan lebih baik untuk masyarakat kita,” ungkap Rahmat.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, bahwa baterai merupakan komponen terpenting dalam kendaraan listrik. Baterai adalah aset penting yang memerlukan manajemen rantai pasoknya.

“Untuk itu, kerja sama dalam penyeragaman komponen baterai ini dapat membantu memudahkan masyarakat dalam penggunaan motor listrik untuk kehidupan sehari-hari,” kata Darmawan.

Perlu Kolaborasi

Darmawan meyakini, kolaborasi ini hanya tahap awal dan akan terus melibatkan lebih banyak pihak yang terlibat dalam transisi energi melalui kendaraan listrik khususnya pada sektor transportasi.

"Kita melihat memang ini masih dalam tahap awal, untuk itulah kita perlu membangun suatu ekosistem. Ekosistem ini tidak bisa dilakukan oleh PLN sendirian. Kita perlu kolaborasi membangun ekosistem dalam suasana kebersamaan," pungkas Darmawan.

Bos IBC Pede Motor Listrik Gesits Bisa Rajai Pasar di Indonesia

Motor Gesits
Motor Gesits terlihat di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/11). Motor Gesits ini akan diproduksi massal di pabrik perakitan yang berada di kawasan industri Wijaya Karya di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menaksir motor listrik buatan dalam negeri, Gesits mampu merajai pasar Indonesia. Itu merupakan produkai dari PT Wika Industri Manufaktur.

Diketahui, IBC sebelumnya telah mengakuisisi saham Wika Industri Manufaktur sebanyak 53,93 persen saham. Langkah ini mengacu pada keyakinannya kalau pengembangan motor listrik di Indonesia cukup menjanjikan secara bisnis.

"Kami sudah memiliki mayoritas saham di Wikon Group, dan salah satu hal yang benar-benar didorong sekarang bahwa bisnis ini menjadi nasional champion untuk pengembangan roda dua elektrik di Indonesia," kata dia dalam Rapat Panja Komisi VI DPR RI, Rabu (15/2/2023).

Sebagaimana produk lainnya, dia menegaskan kalau proses produksi Gesits akan mengedepankan bahan-bahan lokal alias tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Menurut catatannya, serapan TKDN Gesits mencapai 47 persen.

"Salah satu yang sangat strategis untuk bisnis ini benar-benar dibangun teknologi dari putra bangsa, dan TKDN-nya paling tinggi, hampir 47 persen. Jadi ini hal yang sangat positif, bukan hanya baterainya saja, tapi dari segi kendataan motornya juga kami push (dorong produksinya)," urainya.

Informasi, di akhir tahun lalu, Indonesia Battery Corporation (IBC) telah mengambil alih sebagian kepemilikan saham PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) di PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), sebagai produsen motor listrik Gesits.

Kerjasama ini, diwujudkan melalui penandatanganan perjanjian jual-beli saham atau sales and purchase agreement (SPA) WIMA, yang ditandatangani Direktur Utama WIKON Dwi Johardian dan Direktur Utama IBC, Toto Nugroho yang disaksikan Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansur

 

infografis motor listrik
motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya