Liputan6.com, Jakarta - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) dan PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan ini tepatnya 19-23 Juni 2023. Lantas, bagaimana pergerakan saham VKTR dan RELF usai diperdagangkan di bursa?
Harga saham VKTR dibuka stagnan pada perdagangan, Jumat, 23 Juni 2023. Saham VKTR berada di posisi Rp 115 per saham.
Baca Juga
Melansir data RTI, saham VKTR dibuka pada posisi Rp 115 dari harga awal Rp 115. Saham VKTR berada di level tertinggi Rp 116 dan terendah Rp 112 per saham. Total frekuensi perdagangan VKTR tercatat sebanyak 5.216 kali dengan volume perdagangan 263,76 juta dan nilai transaksi Rp 30,13 miliar.Â
Advertisement
Dalam sepekan ini, saham VKTR menguat 15 persen. Selama sepekan ini saham tersebut mayoritas di zona hijau. Saham VKTR resmi diperdagangkan di BEI mulai Senin, 19 Juni 2023.Â
Pada debut di BEI, saham VKTR konsisten melenggang di zona hijau. Saham VKTR naik 15 persen ke posisi 115 pada pukul 09.45. Saham VKTR dibuka pada posisi 135 dan bergerak pada rentang 105-135. Adapun sebelumnya, harga penawaran saham VKTR dipatok sebesar 100 per lembar.
Adapun frekuensi perdagangan saham VKTR Teknologi sebanyak 56.605 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 2,75 miliar saham senilai Rp 214,86 miliar.Â
Gerak Saham RELF
Sementara itu, harga saham RELF dibuka naik pada perdagangan, Jumat, 23 Juni 2023. Saham RELF berada di posisi Rp 102 per saham.
Saham RELF dibuka pada posisi Rp 102 dari harga awal Rp 99. Saham RELF berada di level tertinggi Rp 108 dan terendah Rp 98 per saham. Total frekuensi perdagangan RELF tercatat sebanyak 12.433 kali dengan volume perdagangan 209,35 juta dan nilai transaksi Rp 21,99 miliar.Â
Dalam dua hari terakhir, saham RELF menguat 19,09 persen. Selama dua hari lalu saham tersebut mayoritas di zona hijau. Saham Graha Mitra Asia atau RELF resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 22 Juni 2023.Â
Adapun, saham RELF dibuka turun Rp 9 ke posisi Rp 81 per saham dari harga awal Rp 90. Harga saham RELF berada di posisi Rp 92 atau naik 2,22 persen pada perdagangan perdana pukul 9.40 WIB.
Saham RELF berada di level tertinggi Rp 96 dan terendah Rp 81 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.220 kali dengan volume perdagangan 223,70 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 20,41 miliar.
Â
Â
Respons BEI Terkait Kondisi Pasar Modal Jelang Tahun Politik
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung dipengaruhi kondisi pasar secara global saat menjelang tahun politik.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, tahun ini banyak orang bilang sebagai tahun politik. Namun, dalam sepanjang sejarah bursa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di setiap satu tahun sebelum pemilihan umum (Pemilu) ini cenderung akan mengikuti kondisi market secara global.
"Jadi, pengaruh pasti ada tapi memang pengaruh terbesar justru dari pengaruh global seperti tahun 2018 kita turun, 2019 kita lebih baik itu ya jadi memang pergerakan indeks terkait dengan tahun politik ini mix tidak selalu indeksnya akan mencatat pertumbuhan yang positif tetapi juga ada beberapa tahun kita mencatat semua negatif," ujar dia.
Namun, Irvan berharap bahwa stabilitas politik ini bisa menjadi modal BEI, karena sejauh ini sampai dengan Juni ini pasar modal mencatat inflow dari asing sekitar Rp 16.4 triliun.
"Jadi, kita juga sempat ketemu dengan beberapa investor asing, outlook mereka kepada negara kita dan Bursa Efek Indonesia masih cukup positif dari kita harapkan ini juga bisa menjadi bisa kita jaga bersama bahwa di tahun ini semuanya baik sehingga apa pandangan dari orang luar kepada negara kita dan Bursa Efek Indonesia juga akan terus positif," kata dia.
Dalam kesempatan berbeda, BEI juga meyakini tahun politik tidak memberikan pengaruh terhadap industri pasar modal, terutama jumlah transaksi dan perusahaan tercatat.
Â
Advertisement
Investor Cerdas
Direktur Penilaian Efek BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, pihaknya melihat investor Indonesia bisa memilih dengan cerdas mana yang bersifat ekonomi dan politik.Â
BEI melihat secara historikal atau tiga kali penyelenggaraan pemilu, tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap jumlah transaksi maupun perusahaan tercatat di pasar modal Tanah Air. Bahkan, BEI juga mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan perdana saham (initial public offering/IPO).
Adapun hingga 23 Juni 2023, terdapat 44 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 44 emiten itu sebesar Rp 33,9 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 45 perusahaan yang siap debut di Bursa.
Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer cyclicals.
“Hingga saat ini, terdapat 45 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman.
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 13 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 26 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 6 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 4 Perusahaan dari sektor basic materials
Â
• 10 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
Â
• 6 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
Â
• 4 Perusahaan dari sektor energy
Â
• 1 Perusahaan dari sektor financials
Â
• 2 Perusahaan dari sektor healthcare
Â
• 4 Perusahaan dari sektor industrials
Â
• 2 Perusahaan dari sektor infrastructures
Â
• 4 Perusahaan dari sektor properties & real estate
Â
• 4 Perusahaan dari sektor technology
Â
• 4 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Â